Kamis, April 17, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Lagu Judi Rhoma Irama, Kritikan terhadap Undian Porkas Zaman Orba

Sejarah Lagu Judi Rhoma Irama, Kritikan terhadap Undian Porkas Zaman Orba

harapanrakyat.com,- Sejarah lagu Judi Rhoma Irama yang merupakan bentuk kritikan terhadap undian Porkas pada zaman orde baru. Saat itu lagu berjudul Judi sangat fenomenal di tengah maraknya praktek perjudian melalui undian bernama Porkas.

Di zaman sekarang, fenomena judi akhir-akhir ini juga menjadi bahasan yang sangat serius. Tak hanya mempromosikan lewat influencer, tapi juga sudah masuk melalui streaming game.

Tak heran jika hal ini membuat banyak orang mengkritiknya. Apalagi rata-rata penonton setia streaming game biasanya merupakan anak-anak.

Kecenderungan inilah yang membuat orang menilai bahwa akan sangat mudah jika mereka terpengaruhi oleh judi online tersebut.

Jadi sebenarnya fenomena judi di Indonesia bukanlah hal yang baru. Bahkan Rhoma Irama, seorang penyanyi kelahiran Tasikmalaya pernah membuat lagu yang mengkritik perjudian melalui lagunya yang berjudul “Judi”.

Merangkum dari berbagai sumber, tulisan ini akan mengulas tentang lagu judi yang merupakan kritik Rhoma Irama terhadap undian Porkas pada zaman orde baru.

Baca Juga: Mengenang Daoed Joesoef, Mendikbud Zaman Orde Baru Penggagas Sterilisasi Gerakan Mahasiswa

Sejarah Lagu Judi Rhoma Irama Zaman Orde Baru

Rhoma Irama merupakan salah satu penyanyi yang mengeluarkan banyak karya-karya, baik lagu maupun film-film. Artis penyanyi Indonesia yang dikenal sebagai Raja Dangdut itu menjadikan lagu-lagunya sebagai bentuk kritik sosial.

Moeflich Hasbullah dalam buku berjudul “Islam & Transformasi Masyarakat Nusantara: Kajian Sosiologis Sejarah Indonesia” (2017), pada tahun 1973 Rhoma Irama mulai mengubah orientasi lagunya yang awalnya dangdut hiburan menjadi dangdut dakwah.

Bagi Rhoma Irama dakwah adalah kompas nada. Dengan kompas itu pula ia menjadi fenomenal. Tak hanya di panggung konser, melainkan juga di panggung politik.

Melalui panggung konser, ia berjihad memperbaiki martabat musik dangdut supaya sejajar dengan genre musik pop dan rock kala itu.

Di panggung konser Rhoma Irama menjadi tak terkalahkan. Ia juga banyak memasarkan filmnya melalui konser-konser yang mempromosikan film-filmnya juga.

Sejak mengubah haluan lagunya itulah, lagu-lagu Rhoma rata-rata lagu-lagu bersyair dakwah. Seperti lagu yang berjudul Kematian, Masya Allah Sebujur Bangkai, Nyanyian Setan, Tersesat, Takwa, Setetes Air Hina, Al-Qur’an dan Koran. Kemudian, lagu Janji itu Hutang, Pesta Pasti Berakhir, Bencana, Kiamat, Ibumu dan Judi.

Lagu Judi Rhoma Irama merupakan lagu yang cukup fenomenal. Banyak orang yang mengenangnya hingga hari ini.

Baca Juga: Rhoma Irama dan Soneta Ulang Tahun, Gelar Konser Bertabur Bintang

Perjudian Penyakit Sosial

Menurut Rhoma Irama, perjudian merupakan penyakit sosial yang sangat merugikan bagi masyarakat. Judi hanya akan membawa masyarakat pada kemiskinan. Tak hanya itu, masyarakat juga akan dibuai harapan dan cenderung menjadi malas.

Judi juga akan membuat orang yang kaya menjadi miskin, apalagi jika sejak awal ia sudah miskin. Walaupun pun menang menurut Rhoma Irama, itu hanyalah awal dari kekalahan.

Lagu Judi juga sebagai lagu yang istimewa, karena Rhoma Irama sangat serius dalam membuat lagu tersebut.

Rhoma Irama ciptakan lagu berjudul Judi dengan melakukan riset selama tiga tahun. Hal itu untuk mengetahui bagaimana dampak dari judi terhadap masyarakat.

Lagu Judi sendiri pertama kali Rhoma Irama nyanyikan pada tahun 1988 dalam acara Kamera Ria di TVRI. Penampilan itu merupakan penampilannya pertama kali di TVRI pasca dicekal dan dilarang tayang oleh Pemerintah Orde Baru.

Pencekalan terhadap Rhoma ini merupakan bentuk pengekangan kebebasan berpendapat. Semua pihak memang mengalaminya, tak terkecuali Rhoma Irama.

Kritik Rhoma Irama terhadap Porkas

Baca Juga: Rhoma Irama, Raja Dangdut dari Tasikmalaya yang Kritis dan Hampir Dibunuh Orde Baru

Salah satu inspirasi dari Rhoma Irama dalam menciptakan lagu ini adalah acara Porkas atau Pekan Olahraga dan Ketangkasan yang pemerintah selenggarakan.

Porkas sendiri merupakan salah satu jenis undian berhadiah dan praktik perjudian dalam bidang olahraga.

Acara Porkas ini dengan melakukan riset terhadap sistem yang ada di Inggris. Bahkan, Presiden Soeharto kala itu sempat memerintahkan Menteri Sosial Mintaredja untuk mempelajarinya selama dua tahun. Termasuk menciptakan model undiannya supaya tidak terlihat seperti judi.

Porkas sendiri baru diresmikan pada tahun 1985 berdasarkan UU No. 2 Tahun 1954 tentang Undian. Selanjutnya Undang-Undang itu diperkuat dengan Surat Keputusan Menteri Sosial No. BSS-10-12/85 bertanggal 10 Desember 1985.

Pemerintah Orde Baru menilai bahwa Porkas bukanlah bentuk perjudian. Sistem Porkas ini tidak menebak skor dari pertandingan, melainkan menang-seri-kalah.

Untuk membatasi agar tidak diakses anak-anak, undian Porkas hanya boleh dilakukan oleh mereka yang sudah berusia 17 tahun. Peredarannya pun hanya sampai tingkat kabupaten.

Mengutip “100 Konser Musik Indonesia” (2020), bagi Rhoma Irama judi dapat merusak mental masyarakat. Ketika masyarakat rusak akan sulit untuk diperbaiki. Baginya, kerugian atas kebijakan tersebut lebih besar ketimbang keuntungannya.

Sikap Rhoma Irama dalam memandang Porkas merupakan sikap berdasarkan pada moral agama yang Rhoma rangkum dalam dua kata, yakni nada dan dakwah. Dimana ada nada, disitu ada dakwah. Dakwah adalah kompas bagi nada.

Baca Juga: Pemuda Zaman Orba, Hidup Manja dan Gemar Menghisap Ganja?

Kebijakan yang Ditentang Banyak Pihak

Munculnya kebijakan undian Porkas tak selalu mulus. Kebijakan yang dikritik oleh lagu Judi Rhoma Irama ini juga mendapatkan penentangan, terutama dari MUI.

Mengutip “Majalah Gema No. 32 Th. VIII”, (1986), MUI pernah melakukan pengiriman surat kepada pemerintah untuk mengevaluasi, sekaligus meninjau kembali peredaran kupon berhadiah Porkas Sepakbola.

Menurut Ketua Umum MUI, K.H. Hasan Basri, Porkas sudah benar-benar menjadi permainan judi. Porkas sudah lebih banyak tampak kerusakannya ketimbang manfaatnya. Karena itulah perlu melakukan peninjauan kembali terhadap kebijakan Porkas tersebut.

Tak hanya MUI, Surono yang menjabat sebagai Menko Polkam juga meminta agar pemerintah meninjau kembali undian Porkas.

MUI menilai kecanduan terhadap Porkas sudah terlihat dimana-mana dan tak mengenal tempat. Mulai dari warung-warung, dalam bis, bahkan lingkungan sekolahan.

Tak hanya itu, undian Porkas juga dilakukan dengan menggunakan praktik perdukunan. Lebih mirisnya lagi, meskipun dalam aturannya Porkas ini ada batasan umur, namun pada faktanya siapa saja bisa melakukannya. Baik masyarakat berpenghasilan rendah, hingga para pelajar.

Selain kritikan melalui lagu Judi Rhoma Irama, sebenarnya Ketua PP Muhammadiyah juga sebenarnya pernah menolak sejak awal kemunculannya.

Anehnya, masih ada saja pihak yang tetap mendukung dan menyatakan bahwa Porkas hanyalah permainan, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

Berkaca dari fenomena perjudian ini memberikan gambaran bahwa praktik perjudian tidak pernah benar-benar hilang di Indonesia.

Praktik perjudian berkembang dan bertransformasi ke arah yang lebih modern. Bahkan hari ini promosi praktik perjudian sudah masuk lewat media-media online.

Tak hanya itu, untuk menambah kepercayaan terhadap para korbannya, praktik perjudian ini menggandeng para influencer. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Tes Kebugaran Fisik

Calon Jemaah Haji di Kota Banjar Jalani Tes Kebugaran Fisik, Jalan Kaki 1,6 Km

harapanrakyat.com,- Sebanyak 120 calon jemaah haji Kota Banjar, Jawa Barat, yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun 2025, melakukan tes kebugaran fisik yang diselenggarakan...
Oknum Dokter Cabul di Garut

Akhirnya Oknum Dokter Cabul di Garut Ditetapkan Tersangka, Malam Ini Langsung Ditahan

harapanrakyat.com,- Oknum dokter cabul di Garut, Jawa Barat, yang melakukan pelecehan seksual kepada ibu hamil saat praktik di salah satu klinik swasta akhirnya ditetapkan...
Bewara Ngalaksa 2025

Bewara Ngalaksa 2025 Dimulai, Warga Rancakalong Sumedang Siap Meriahkan Acara Budaya

harapanrakyat.com,- Kegiatan budaya khas Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yakni Ngalaksa kembali menggema di masyarakat. Acara dimulai dengan kegiatan Bewara Ngalaksa 2025 yang berlangsung...
Miras Jenis Tuak

Terima Aduan Masyarakat, Satpol PP Kota Banjar Amankan Puluhan Liter Miras Jenis Tuak

harapanrakyat.com,- Puluhan liter minum keras (miras) jenis tuak diamankan petugas Satpol PP di wilayah Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Petugas Satpol PP...
Dikejar Lebah Odeng

Lagi Asyik Nyabit Rumput Warga Cipaku Ciamis Dikejar Lebah Odeng, Begini Kondisinya

harapanrakyat.com,- Lagi asyik menyabit rumput, Holil warga Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikejar lebah odeng, Rabu (16/4/2025). Meski telah berusaha lari...
Program Kartu Berdaya

Warga Pataruman Tagih Janji Program Kartu Berdaya Wali Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Sejumlah warga di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, menagih janji Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar, terkait Program Kartu...