Senin, April 14, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Konflik Israel-Palestina dan Hubungan Diplomatik dengan Indonesia

Sejarah Konflik Israel-Palestina dan Hubungan Diplomatik dengan Indonesia

Konflik Israel-Palestina merupakan salah satu sejarah konflik panjang yang terjadi di Timur Tengah. Konflik yang bisa ditelisik sejak 100 tahun lalu ini sebenarnya tak hanya mengangkat isu agama, melainkan juga perpolitikan.

Kawasan Palestina pada awalnya merupakan sebuah daerah yang memiliki nilai historis yang cukup kental, tak hanya bagi pemeluk agama Islam, melainkan juga Nasrani dan Yahudi.

Sebagai sebuah negara dengan mayoritas pemeluk Islam, tentu Indonesia menjadi salah satu pihak yang berperan penting dalam perjuangan rakyat Palestina.

Ikatan sejarah antara Indonesia dan Palestina memang tak bisa dipungkiri lagi. Bahkan sebelum Indonesia merdeka, Palestina sudah menjadi salah satu negara yang mendukung penuh kemerdekaan Indonesia.

Namun, di sisi yang lain sebenarnya Indonesia juga memiliki hubungan dengan Israel, meskipun hubungan itu bukan bersifat diplomatik.

Baca Juga: Bulan Sejarah Hitam, Begini Cara Amerika Serikat Hormati Kulit Hitam

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ulasan sejarah konflik Israel-Palestina dan hubungan diplomatik Israel dengan Indonesia.

Simak Sejarah Konflik Israel-Palestina

Wilayah Palestina pada awalnya merupakan wilayah di bawah kekuasaan dari Daulah Turki Utsmani. Kekalahan Turki Utsmani dalam Perang Dunia I memaksa mereka untuk menyerahkan kedaulatan Palestina waktu itu ke tangan Inggris.

Penyerahan kekuasaan merupakan hal yang sering terjadi selama masa-masa Perang Dunia. Negara yang kalah akan menyerahkan wilayah kekuasaannya, biasanya hal ini sebagai bentuk tebusan biaya perang dari pihak lawan.

Palestina yang waktu itu berada di tangan Inggris kemudian menyerahkan wilayah tersebut kepada orang-orang Yahudi.

Orang-orang Yahudi ini memang pada awalnya tidak memiliki tempat tinggal sendiri. Mereka tinggal berdampingan dengan bangsa-bangsa asing.

Bangsa Israel seringkali menjadi pihak yang tertindas. Hal inilah yang membuat muncul keinginan untuk menjadikan suatu wilayah yang dihuni oleh orang-orang Yahudi dan dipilihlah wilayah Palestina,

Meskipun catatan mengenai penguasaan wilayah Palestina oleh bangsa Yahudi seringkali dianggap terjadi pasca kejatuhan Turki Utsmani dalam Perang Dunia, namun nyatanya usaha-usaha penguasaan itu sudah terjadi sejak tahun 1895. 

Modus yang dilakukan adalah dengan melakukan pembelian tanah bagi orang-orang Yahudi dan memastikan bahwa tanah itu tidak akan dijual lagi.

Bahkan tercatat di antara tahun 1895-1914, sudah ada sekitar 40.000 orang Yahudi yang masuk ke wilayah Palestina.

Ketika Israel dijadikan sebagai sebuah negara resmi pada tahun 1948, konflik pun mulai terjadi. Konflik ini ternyata tidak hanya terjadi antara Palestina dengan Israel saja.

Dalam sejarah konflik Israel-Palestina, negara-negara Arab seperti Irak, Syiria, Libanon, Mesir, dan Yordania turut menginvasi wilayah Palestina yang telah diduduki oleh Israel tepat pada pertengahan Mei hingga 11 Juni 1948.

Baca Juga: Misteri Kematian Hitler, Benarkah Wafat di Indonesia saat Menyamar Jadi Dokter?

Pasca gencatan senjata, perang dilakukan lagi pada 6 hingga 19 Juli 1948, dimana Israel menang dengan segala peralatan canggihnya.

Konflik ini pun terus terjadi antara negara-negara arab melawan Israel, walaupun berakhir dengan kekalahan pihak Arab.

Fraksi Perjuangan di Palestina

Pasca konflik berkepanjangan ini dan tak kunjung menemui titik terang, terutama setelah Israel menekan Palestina, maka negara-negara yang Tergabung dalam Liga Arab pun memutuskan untuk membentuk organisasi yang bertujuan untuk membebaskan Palestina.

Organisasi tersebut bernama PLO atau Palestine Liberation Organization yang bertujuan untuk membebaskan Palestina dari kekuasaan Israel. Organisasi yang dibentuk pada 28 Mei 1964 itu merupakan sebuah wadah yang digunakan untuk mewakili rakyat Palestina dalam meraih kemerdekaannya.

Pasca pembentukan ditunjuklah seorang pengacara Palestina yang bekerja sebagai perwakilan Arab Saudi di PBB yang bernama Ahmad al-Shuqayri.

Sebenarnya selain dari kelompok PLO, di Palestina sendiri terdapat kelompok lain yang bernama al-Fatah yang dibentuk oleh para pemuda Palestina pada tahun 1958.

Organisasi ini sendiri sebenernya merupakan kumpulan anak muda yang mendominasi Liga Pelajar Palestina dan menghadiri perkuliahan di Universitas Kairo. Mereka juga kemudian menetap di Kuwait dan  aktif mempublikasikan jurnal yang bernama Our Palestine.

Waktu itu kelompok ini dipimpin oleh Yasser Arafat, salah satu tokoh yang berpengaruh dan mendapatkan dukungan dari Syria. Menurut al-Fatah, kebebasan Palestina haruslah diperjuangkan melalui aksi militer.

Tentang Hamas

Kelompok lain yang juga aktif dalam melakukan perlawanan terhadap Israel terutama di jalur gaza adalah Kelompok Hamas.

Muhsin Muhammad Saleh dalam, “Palestina: Sejarah, Perkembangan, dan Konspirasi”  (2001) menyatakan, berdirinya pergerakan Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah (Hamas) bersamaan dengan waktu dimulainya gerakan Intifadhah, dengan mengeluarkan deklarasi pertamanya pada tanggal 14 Desember 1987.

Hamas dikenal sebagai faksi yang paling aktif, dinamis dan menonjol dalam perlawanan terhadap Israel. Gerakan ini sendiri merupakan perpanjangan dari Gerakan Ikhwanul Muslimin.

Hamas memang dikenal sebagai gerakan yang menjadikan Islam sebagai jalan, ide, konsep, dan persepsinya. Hamas juga menjadi organisasi yang populer karena perlawanannya yang keras terhadap Israel.

Oleh karena itulah, Hamas seringkali menjadi ikon dari perlawanan Islam terhadap Israel di Palestina. Inilah yang membuat gerakan Hamas menjadi berbeda dibanding gerakan-gerakan lainnya.

Sebenarnya masih terdapat beberapa gerakan atau faksi di dalam Palestina dengan mengusung ideologi dan pemikirannya tersendiri.

Hubungan Diplomatik Indonesia dengan Palestina dan Israel

Hubungan diplomatik Indonesia dan Palestina sebenarnya sudah sejak lama. Bahkan, ketika Indonesia akan mendeklarasikan kemerdekaannya Palestina menjadi salah satu pihak yang mendukung penuh.

Ketika awal Indonesia merdeka, Palestina juga menjadi salah satu dari beberapa negara yang mengakui Indonesia sebagai sebuah negara.

Ketika Palestina mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara pada 15 November 1988, Indonesia pun membuat perjanjian “Komunike Bersama Pembukaan Hubungan Diplomatik”. Pembukaan ini sendiri dilakukan  antara Menlu Indonesia, Ali Alatas, dan Menlu Palestina, Farouk Kaddoumi.

Baca Juga: Larangan Berbaju Pendek Bagi Wanita di Tiongkok Selatan Tahun 1934

Masyrofah, “Politik Luar Negeri Indonesia Era Reformasi: Upaya Penyelesaian Konflik” (2023), Hubungan diplomatik Indonesia dan Palestina ini semakin erat dengan ditandainya penempatan Duta Besar Palestina untuk Indonesia sejak 19 September 1993.

Kedekatan antara Indonesia dan Palestina sebenarnya tak hanya dilandasi dengan kemanusian, melainkan juga atas dasar kesamaan agama. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penganut Islam terbesar di dunia, tentu menimbulkan keprihatinan bagi Indonesia sendiri.

Memang berbagai bentuk dukungan Indonesia terhadap Palestina tak perlu diragukan lagi. Indonesia aktif dalam mengirimkan berbagai bantuan hingga mendirikan posko dan rumah sakit di Palestina. Tak hanya itu, Indonesia juga aktif menyuarakan dukungannya melalui forum-forum internasional.

Sedangkan untuk hubungan Indonesia dengan Israel sebenarnya hingga hari ini belum terdapat hubungan yang bersifat diplomatik.

Arif Maftuhin dalam “Yerusalem, Kota Suci, Kota Api: Kesaksian Orang Indonesia di Tanah Sengketa” (2022) mengatakan, sudah menjadi rahasia umum antara Indonesia dan Israel sebenarnya memiliki hubungan yang bersifat ekonomi.

Salah satu hubungan tersebut adalah kunjungan wisatawan Indonesia ke Israel ataupun sebaliknya. Menurut data, jumlah kunjungan wisata dari Indonesia ke Israel mencapai 2.000 orang per bulan. Tak hanya itu terdapat pula hubungan dagang hingga keamanan yang sangat jarang diketahui oleh orang lain. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Proyek wisata The Mummy WBP Kota Banjar

Pemkot Banjar Panggil Investor Proyek Wisata The Mummy BWP, Bakal Langsung Putus Kontrak 

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar, Jawa Barat, kembali melayangkan surat teguran terhadap Direktur PT Maju Jaya Dwi Vira selaku investor proyek wisata edukasi The...
Warga Cijambe Sumedang Temukan Sosok Mencurigakan di Sungai Domas, Diduga Jasad Manusia

Warga Cijambe Sumedang Temukan Sosok Mencurigakan di Sungai Domas, Diduga Jasad Manusia

harapanrakyat.com,- Warga Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dihebohkan oleh penemuan sesosok mencurigakan yang diduga jasad manusia di aliran Sungai Domas. Tepatnya...
Warga Pangandaran Dibacok saat Hajatan

Warga Pangandaran Dibacok saat Hajatan, Diduga karena Dendam

harapanrakyat.com - Seorang warga bernama Kasno dibacok saat hendak melerai perkelahian di sebuah hajatan di Dusun Karangsari, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa...
Oknum Guru di Garut Gesek Kemaluan ke Murid Laki-Laki

Oknum Guru di Garut Gesek Kemaluan ke Bokong Murid Laki-Laki

harapanrakyat.com,- Seorang oknum guru di Garut, Jawa Barat, harus berurusan dengan polisi gegara menggesek kemaluan ke bokong muridnya. Orang tua murid yang tak terima...
Sejarah Candi Sanggrahan, Tulungagung, Peninggalan Kerajaan Majapahit Bercorak Budha di Jawa Timur

Sejarah Candi Sanggrahan Tulungagung, Peninggalan Kerajaan Majapahit Bercorak Budha

Sejarah Candi Sanggrahan di wilayah Tulungagung, Jawa Timur memuat histori yang menarik untuk dipelajari lebih mendalam. Candi ini berlokasi di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu,...
Nepel Rem Motor, Komponen Kecil dalam Sistem Pengereman

Nepel Rem Motor, Komponen Kecil dalam Sistem Pengereman

Dalam industri otomotif, terutama untuk sepeda motor, sistem pengereman merupakan salah satu elemen krusial yang menjamin keselamatan pengendara. Banyak orang mungkin sudah mengenal komponen...