Kang Ibing atau yang bernama lengkap Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata merupakan profil pelawak legendaris berdarah Sunda.
Pria kelahiran Sumedang ini diketahui pernah aktif sebagai Penyiar Radio Mara Bandung dan memerankan beberapa film yang cukup terkenal.
Beliau pun banyak dikenal melalui grup lawaknya yaitu D’Kabayan yang beranggotakan lima orang. Melalui grup pelawak inilah Kang Ibing dikenal sebagai karakter yang ikonik dan dikenang banyak orang.
Tak hanya itu, Kang Ibing juga merupakan pencipta dari lagu Jung Maung Bandung yang sering dinyanyikan oleh suporter Persib Bandung ketika sedang berlaga.
Melalui berbagai sumber yang telah ditemukan akan dijelaskan tentang, profil Kang Ibing, pelawak legendaris pencipta lagu Jung Maung Bandung.
Profil Kang Ibing, Pelawak Legendaris Kelahiran Sumedang
Mengutip, Deny Yulianto dalam Peranan Raden Aang Kusmayatna (Kang Ibing) Dalam Mengembangkan Syiar Islam Di Kota Bandung Pada Tahun 1980 – 2010 (2018), Kang Ibing atau Raden Aang Kusmayatna Kusiyana Samba Kurnia Kusumadinata lahir di Sumedang, Jawa Barat, 20 Juni 1946.
Kang Ibing merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Orang tuanya adalah Raden Suyatna Kusumahdinata bin Aang dari Sumedang dan Nyi Raden Kusdiyah Ratna Komala dari Banten.
Sejak kecil, Kang Ibing memang sudah mendapatkan didikan disiplin dari sang ayah. Berkat hasil didikan inilah yang membuat Kang Ibing tumbuh menjadi pribadi yang disiplin, tetapi tetap rendah hati.
Baca Juga: Rudy Badil, Personil Warkop DKI yang Tak Pernah Naik Panggung
Kang Ibing juga dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul dengan siapa saja. Mulai dari tukang becak hingga tukang sabit rumput.
Sejak kecil Kang Ibing sangat menyukai sepak bola, agaknya inilah yang membuatnya menciptakan lagu Jung Maung Bandung.
Namun, tak hanya itu, Kang Ibing juga dikenal sebagai anak yang nakal. Bahkan diketahui ia pernah mengecat kambing tetangga hingga pernah memakai Kelom ustadz yang membuat ustadz tersebut terjatuh.
Pendidikan Kang Ibing
Kang Ibing sebenarnya dikenal juga sebagai anak yang jenis dan ia menghabiskan masa-masa pendidikan SMA-nya di SMA Negeri 4 Bandung yang ada di Jalan Gardujati, No. 20 Bandung.
Selepas menyelesaikan masa-masa pendidikannya di SMA, ia pun melanjutkan kuliah di Universitas Padjajaran dan mengambil Jurusan Sastra Rusia.
Semasa di perkuliahan ini ai aktif dalam organisasi mahasiswa DAMAS atau Daya Mahasiswa Sunda yang merupakan organisasi kesundaan.
Di organisasi inilah Kang Ibing menghabiskan masa-masa nya di kampus, bahkan diketahui ia juga pernah tinggal di sekretariat DAMAS sendiri.
Salah satu momentum yang berpengaruh besar dalam karirnya adalah ketika ia membawakan sebuah acara yang berjudul Obrolan Rineh di Radio Mara FM.
Karakternya yang kocak dan khas ini melekat dalam setiap obrolannya ketika siaran di radio swasta di Bandung ini.
Profil Kang Ibing Sebagai Pelawak Legendaris
Pada tahun 1970 ia bersama dengan rekannya yang bernama Aom Kusman dan Suryana Fatah mendirikan grup lawak yang bernama D’Kabayan. Grup lawak ini sendiri berisikan lima personil yaitu, Aom Kusman, Kang Ibing, Surya Fatah, Wawa Sofyan dan Mang Ujang.
Grup lawaknya ini ternyata cukup banyak diminati dan dinanti-nanti para pendengarnya. Kaset-kaset lawak dan lagu-lagu mereka ternyata banyak diminati.
Alhasil pada tahun 1975, Kang Ibing ditawari bermain dalam film Si Kabayan oleh sutradara Tutty Suprapto. Tutty Suprapto memang tertarik dengan karakter Kang Ibing yang dianggap sangat menggambarkan sosok Si Kabayan.
Ajip Rosidi dalam Apa Siapa Orang Sunda (2003), menyebut, gaya penampilan sebagai orang udik membuat tingkah laku dan ucapan Kang Ibing terasa hangat dan renyah. Meskipun tak jarang yang menganggapnya berlebihan.
Gaya orang udik tersebut tercermin dari ekspresi wajahnya polos dan dungu. Kemudian dialog yang diucapkan pun bernada datar. Bahkan isi pembicaraannya pun berputar-putar.
Hal itu ditambah penampilan busana Kang Ibing sebagai sosok Kabayan yang mengenakan peci melintang. Penampilannya dilengkapi juga sarung yang terkalung di leher.
Film yang Pernah Dibintangi Kang Ibing
Sejak berada di grup lawak D’Kabayan dan membintangi film Si Kabayan inilah nama Kang Ibing semakin banyak dikenal oleh orang-orang.
Adapun beberapa film yang pernah ia perankan seperti, Ateng The Godfather (1976), Bang Kojak (1977), Apanya Dong (1985), Si Kabayan dan Gadis Kota (1989), Bos Carmad (1990), Komar si Glen Kemon Mudik (1990), Warisan Terlarang (1990), dan Di Sana Senang Di Sini Senang (1990).
Tak hanya sering membintangi film, ia juga akan dalam membintangi beberapa iklan dan salah satunya bersama dengan Nike Ardila.
Selain membintangi film, Kang Ibing ternyata tak lupa dengan hobinya sejak kecil. Bahkan di akhir-akhir masa tuanya, ia masih aktif memberikan komentar terkait sepakbola di harian Pikiran Rakyat.
Baca Juga: Pelawak Gepeng Srimulat dan Kisah Hidupnya yang Kontroversial
Peran lain yang tak bisa dipungkiri dari Kang Ibing adalah sosok seorang Da’i yang cukup berpengaruh. Ceramahnya yang khas dan diselingi dengan humornya membuat ia banyak disukai oleh orang-orang.
Karena pengalaman-pengalaman inilah yang membuat Kang Ibing pantas dijuluki sebagai seorang Pelawak Legendaris.
Karakternya memang unik, tak hanya ketika menjadi seorang pelawak, namun juga ketika memerankan karakter kabayan.
Pencipta Lagu Jung Maung Bandung
Salah satu karya Kang Ibing yang selalu dikenang banyak orang terutama suporter Persib Bandung adalah lagu yang berjudul Jung Maung Bandung.
Lagu ini sendiri memang erat kaitannya dengan mitos mengenai Prabu Siliwangi yang berubah menjadi maung atau harimau.
Persib Bandung merupakan klub sepakbola kebanggaan masyarakat Jawa Barat. Oleh karena itulah Kang Ibing menciptakan lagu ini sebagai bentuk kebanggaannya sebagai pendukung Persib Bandung.
Lagu yang diciptakan pada tahun 1991 ini sering diputar di stasiun televisi dan radio sehingga membuat Persib Bandung sering dijuluki sebagai Maung Bandung.
Lagu ini pun semakin popular ketika Persib Bandung waktu itu menjadi juara dalam kompetisi Perserikatan untuk keempat kalinya.
Memang Harimau atau Maung sendiri sering diidentikan dengan keberanian dan kehormatan sehingga membuat lagu yang diciptakan oleh Kang Ibing ini sangat kental dengan nilai-nilai filosofis.
Baca Juga: Rhoma Irama, Raja Dangdut dari Tasikmalaya yang Kritis dan Hampir Dibunuh Orde Baru
Tak hanya itu, Harimau juga dianggap sebagai penguasa hutan rimba, menyiratkan bahwa setiap Persib Bandung melakukan pertandingan haruslah dilandasi dengan rasa kebanggaan.
Nama Kang Ibing memang banyak dikenang oleh orang-orang, tidak hanya sebagai seorang penggemar sepakbola, melainkan juga da’i dan seniman.
Kang Ibing sendiri meninggal pada tanggal 19 Agustus 2010, sekitar pukul 21.00 WIB, ia meninggal di Rumah Sakit Al-Islam Bandung, Jawa Barat.
Kabar mengenai meninggalnya Kang Ibing merupakan kabar yang mengejutkan banyak pihak. Pasalnya Kang Ibing tak pernah mengeluh terkait sakit yang dideritanya.
Selain itu, kepergian Kang Ibing memberikan kesan yang sangat mendalam, tak hanya bagi keluarganya, tetapi juga masyarakat Jawa Barat waktu itu.
Karya-karyanya masih terus dikenang hingga hari ini. Apalagi jika mengingat perannya dalam film Si Kabayan membuat karakter dan profil Kang Ibing banyak dikenang oleh orang-orang. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)