Planet kerdil Ceres telah ditemukan pada tahun 1801. Planet kerdil bernama Ceres ini juga menjadi salah satu objek lain yang paling menarik. Apalagi jaraknya juga lebih dekat ke Planet Bumi daripada planet kerdil lainnya yang ada di tata surya kita.
Planet ini merupakan satu-satunya planet kerdil yang berada di area tata surya bagian dalam. Sebelumnya Ceres dianggap asteroid sebelum IAU mengubah statusnya menjadi planet katai. Ceres juga menjadi planet paling kecil yang ada dengan diameter hanya sekitar 950 km saja.
Baca Juga: Planet Merkurius Menyusut Sejak Jutaan Tahun Lalu
Meskipun ukurannya kecil, namun Ceres merupakan objek terbesar yang ada di sabuk asteroid. Bentuknya seperti Bumi, membulat dengan tonjolan rotasi di sekitar ekuatornya. Para ilmuwan juga berpendapat bahwa Ceres mungkin memiliki lautan dan juga atmosfer.
Planet Kerdil Ceres, Berikut Berbagai Hal Menarik Tentangnya
Planet Ceres memiliki beberapa fakta yang cukup menarik untuk Anda ketahui. Mulai dari letaknya yang berada di sabuk kuiper antara orbit Planet Mars dan juga Planet Jupiter. Lalu Ceres juga menjadi satu-satunya planet katai yang tidak memiliki satelit sama sekali.
Revolusinya berlangsung 1.680 hari di Bumi dan rotasinya sekitar 9 jam lebih 4 menit. Permukaannya terbentuk dari campuran air es dan berbagai mineral seperti karbonat dan lempung. Di Ceres kemungkinan ada samudera yang berada di bawah permukaan esnya.
Selain itu ada beberapa hal menarik lainnya dari Ceres, berikut pembahasannya:
Peneliti Yakin Adanya Peluang Kehidupan Asing di Planet Kerdil Ceres
Pertemuan GSA Connects 2023 Geological Society of America mengungkapkan penelitian temuan baru di Ceres. Penelitian tersebut menyatakan sejumlah asteroid yang menembus permukaan Planet Ceres sepertinya mempengaruhi cadangan molekul organik lebih banyak.
Ahli astrofísica del Instituto de Astrofísica de Andalucía, Juan Rizos menjadi salah satu penulis penelitian tersebut. Rizos dan rekannya melakukan eksperimen meniru kondisi tabrakan asteroid di Ceres. Percobaan itu mereka lakukan di Ames Vertikal Gun Range milik NASA di California.
Baca Juga: Awan di Planet Neptunus yang Dikabarkan Hilang, Ini Faktanya
Mereka menggabungkan data dari spektrometer pencitraan dari Dawn dan data dari kamera. Kedua kumpulan data tersebut memungkinkan ilmuwan memetakan area kaya organik di Planet Ceres dengan lebih detail daripada yang telah dilakukan sebelumnya.
Temuan tersebut menunjukkan adanya korelasi yang baik antara bahan organik dan daerah yang terdampak. Hal tersebut menunjukkan bahwa serangan asteroid mempengaruhi keberadaan dan banyaknya bahan organik di planet kerdil Ceres selama miliaran tahun.
Meskipun asal usul bahan organik masih kurang dipahami, namun peneliti memiliki bukti kuat bahwa bahan organik tersebut kemungkinan terjadi karena adanya air. Rizos menyatakan bahwa hasil tersebut meningkatkan potensi astrobiologis atau adanya kehidupan di luar Bumi.
Survei dekade tahun 2023-2032 ilmu planet dan astrobiologi pun menetapkan Ceres sebagai target prioritas. Ilmuwan juga akan meluncurkan misi pengambilan sampel Ceres. Jika misinya berhasil menemukan astrobiologi, hal tersebut akan menjadi penemuan fenomenal pertama.
Titik Terang di Ceres
Pada 2015, pesawat ruang angkasa Dawn milik NASA berhasil melakukan perjalanan ke Ceres. Semakin dekat dengan planet tersebut, terlihat adanya titik terang di permukaan planet. Setelah pengamatan lebih lanjut, ternyata terdapat 130 titik serupa dengan kecerahan berbeda.
Wilayah yang paling terang berada di Kawah Occator yang memiliki lebar 90 kilometer. Spekulasi awal titik tersebut kemungkinan menunjukkan adanya gunung es di Planet Ceres. Akan tetapi kenyataannya hanya ada satu gunung sepi yang ada pada planet kerdil Ceres.
Gunung tersebut berbentuk piramida yang menjulang dengan tinggi 21.120 kaki atau 6.437 meter. Ukurannya lebih tinggi daripada Gunung Semeru yang memiliki tinggi 3.676 meter. Gunung tersebut juga tidak menunjukkan bukti aktivitas vulkanik maupun aktivitas lainnya.
Penelitian terhadap bintik terang tersebut awalnya menunjukkan tanda magnesium sulfat terhidrasi. Namun dalam pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan tanda kimia natrium karbonat. Di Bumi, zat tersebut terbentuk dari karbon yang tertinggal saat air menguap.
Baca Juga: Jarak Bumi ke Pluto, Planet Kerdil di Tepi Tata Surya
Hal itu menunjukkan bahwa garam di Ceres terbentuk di bawah keraknya dalam kondisi berair. Sementara itu, peneliti juga mengaitkan sebagian besar wilayah terang dengan kawah. Sehingga hal itu menunjukkan bahwa pembentukannya berkaitan dengan tabrakan benda lain.
Demikianlah pembahasan mengenai planet kerdil Ceres. Tentu akan mengejutkan jika di sana memang ada astrobiologi. (R10/HR-Online)