harapanrakyat.com,- Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Ciamis, Jawa Barat, Dr Dian Budiyana M.Si menjadi pemateri dalam kegiatan sosialisasi anti bullying atau perundungan di MAN 1 Darussalam Ciamis, Kamis (26/10/2023).
Di hadapan ratusan pelajar, Dr Dian Budiyana menjelaskan 3 bahaya dari perilaku bullying. Pertama, bullying itu menimbulkan ketakutan dan juga gangguan psikologi, kemudian menimbulkan dendam dan budaya kekerasan. Lebih parahnya lagi membahayakan nyawa (bunuh diri).
Oleh sebab itu, pihaknya berpesan kepada para pelajar, untuk menjauhi dari hal hal yang menjadi pemicu terjadinya bullying.
“Jangan sampai permasalahan dengan sesama teman, dijadikan alasan untuk berupaya menekan orang lain, bahkan menyakiti orang lain. Pupuklah persaudaraan, pertemanan yang baik dan saling menolong,” ungkap Dr Dian Budiyana M.Si.
Baca juga: wal 2023, DP2KBP3A Ciamis Tangani 4 Kasus Kekerasan Terhadap Anak
Kadis P2KBP3A Ciamis menyebut, bentuk-bentuk bullying itu berbeda. Ada yang bentuknya fisik, seperti memukul, menjambak, mengeroyok, menendang, merusak barang, merampas makanan, dan lainnya. Kemudian bentuk verbal yakni menertawakan, menggoda hingga marah, teriak kencang, menyebarkan kabar bohong, ataupun memanggil dengan nama julukan yang tak disukai.
Bentuk bullying selanjutnya yakni sosial, seperti mengucilkan teman, tidak membolehkan teman ikut bermain, tidak mengajak teman belajar bersama-sama.
Bullying yang terakhir bentuknya cyber, seperti menyebarkan hoax, menghina orang lain melalui medsos, mencuri identitas orang lain, menyebarkan video pribadi tanpa izin dan mengunggah keburukan orang lain.
“Perilaku-perilaku seperti itu harus dicegah tentunya dengan melibatkan semua pihak, terutama di sekolah,” jelasnya.
Sebagai antisipasi terjadinya tindakan bullying, lembaga sekolah diharapkan membuat kebijakan anti bullying. Dengan melakukan penataan lingkungan keluarga dan sekolah, penataan kurikulum sekolah. Kemudian pembentukan kelompok kreativitas anak, tidak melestarikan tradisi yang mendukung bullying dan menganggap remeh kasus bullying.
“Kemudian membina hubungan baik antara guru dan orangtua murid, memperbanyak melakukan kegiatan bersama-sama untuk seluruh anak. Semuanya itu adalah upaya mencegah terjadinya bullying di sekolah,” pungkas Kadis DP2KBP3A Ciamis. (R8/HR Online/Editor Jujang)