Awan bisa melayang banyak membuat orang merasa ingin tahu. Pasalnya awan yang terlihat bisa melayang menganggapnya ringan dan tipis. Padahal sebenarnya berat awan tersebut bisa mencapai ratusan ton.
Fakta tersebut tentu memicu rasa penasaran bagi banyak orang. Terlebih bumi yang memiliki gaya gravitasi. Sehingga semua benda yang berada pada bagian atas akan jatuh ke permukaan bumi.
Baca Juga: Senyawa yang Menyebabkan Ozon Berlubang dan Rusak
Meski sangat berat, namun menerima gaya tarik. Pasalnya, hukum gravitasi tersebut tidak berlaku dengan awan. Sehingga Anda perlu mengetahui lebih jelas alasan bisa melayang.
Awan Bisa Melayang Perlu Anda Ketahui Penyebabnya
Jika melihat ke arah langit, tentu akan melihat awan layaknya istana es krim di udara. Benda tersebut terlihat seperti melayang atau benar-benar mengambang. Kebanyakan ingin tahu alasannya tetap tinggi.
Awan mungkin tampak ringan, padahal memiliki tidak main-main. Melansir U.S. Geological Survey (USGS) bahwa awan kumulus memiliki kepadatan hingga 0,5 gram per meter kubik. Awan 1 km per kubik yang berarti sama halnya 1 miliar meter kubik.
Jika menghitungnya, ada sebanyak 500.000.000 gram tetesan air yang setara 551 ton. Alasan awan melayang di udara yang sepertinya tidak terpengaruh gaya gravitasi.
Konsistensinya mengambang yang terjadi akibat udara di bawahnya lebih berat. Adapun beberapa penyebab awan bisa melayang sebagai berikut.
Material Pembentuknya
Awan sangat berbeda dengan benda lain karena memiliki material udara yang lembab. Adanya udara hangat naik menuju atmosfer yang lebih rendah. Melansir Science Focus, udara tersebut akan mengembang serta menjadi dingin.
Bahkan, udaranya yang naik ke atmosfer juga mengembun serta menjadi tetesan air kecil. Tetesan air tersebut yang akan membentuk awan. Jika sangat dingin, maka air berubah menjadi kristal es.
Tetesannya seperti air, namun lebih padat dari air. Untuk itu, kecepatan terminalnya rendah serta memiliki kemampuan jatuh lambat. Air dalam bentuk tetesan kecil sangat sulit untuk jatuh ke bumi.
Baca Juga: Perbedaan Kabut dan Awan, Mirip Tetapi Sangat Berbeda
Terdapat partikel yang terus mengapung di udara. Perlu Anda ketahui cara kerjanya yang mirip dengan partikel debu yang melayang. Sehingga terlihat jika sinar matahari menerobos celah jendela.
Namun tidak jatuh ke tanah, melainkan partikel debu berputar-putar dalam udara. Material pembentuknya yang menjadi alasan awan bisa melayang meski memiliki berat hingga ratusan ton.
Partikel pembentuk awan yang kecil serta tersebar sampai bermil-mil. Sehingga memungkinkan awan melayang-layang dan juga tidak terkena gaya gravitasi.
Gerakan Vertikal di Atmosfer
Tak hanya material pembentuknya, namun awan tidak jatuh ke tanah akibat gerakan vertikal pada atmosfer. Gerakan tersebut akan mengimbangi kecepatan partikel dari tetesan air.
Menariknya, gerakan vertikal tersebut akibat adanya udara panas. Oleh karena itu, mampu untuk menahan gravitasi. Pada akhirnya bisa melihat awan yang seolah melayang-layang.
Jika udara sudah tidak panas, maka partikel tetesan airnya akan mengembun. Sehingga akan membentuk kabut, embun, maupun hujan saat terjadi pada malam hari. Untuk itu, tidak aneh jika jarang menyaksikan awan di malam hari.
Konsep Ilmu Kimia
Awan bisa melayang bisa terjadi akibat konsep ilmu kimia. Pada kehidupan tersusun oleh beragam elemen yang membentuk materi-materi dalam muka Bumi.
Air maupun hidrogen menjadi elemen yang paling ringan daripada dengan elemen lainnya. Sebab, memiliki muatan yang paling ringan. Hidrogen terletak pada bagian paling kiri atas.
Sementara barisan elemen yang semakin ke kanan, maka elemennya semakin berat. Saat udara yang lembab memiliki kandungan air jauh lebih ringan daripada udara yang kering.
Suhu
Saat kondisi udara hangat dan lembab naik, udaranya akan semakin dingin. Bahkan juga membuat terbentuknya lebih banyak butiran air kecil. Pasalnya tetesan air yang ada pada awan tidak hanya turun sebagai air hujan.
Baca Juga: Oksigen Hilang dari Bumi, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Namun awan yang berisikan tetesan air sangat kecil dikelilingi oleh selimut udara yang hangat. Untuk itu, cukup dalam menjaga suhu tetap sejuk pada awan itu.
Awan terdiri dari banyaknya tetesan kecil air. Jika udara lembab dengan bobot lebih ringan daripada udara keringnya. Selimut udara hangat akan menjaga awan tetap melayang.
Terdapat alasan awan bisa melayang meski memiliki bobot sangat berat. Pasalnya gaya gravitasi tidak bisa mempengaruhi awan tersebut. (R10/HR-Online)