Jalur Lintas Selatan (JLS) yang melengkapi Kabupaten Blitar telah mewarnai panorama destinasi wisata, salah satunya Pantai Serit. Keelokan Pantai Serit yang mudah dijangkau oleh JLS ini mengundang jiwa-jiwa petualang untuk menjelajahinya.
Merujuk pada namanya saja, Pantai Serit memang masih tersembunyi bagi para penjelajah. Terletak di balik belokan JLS di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Pantai Serit menawarkan pesona tersendiri. Pantai ini menjadi saudara sejalan dengan Pantai Serang di Desa Serang, Kecamatan Panggungrejo.
Wisata Baru Pantai Serit di Blitar, Akses Semakin Mudah
Memasuki Juni 2023, Pantai Serit resmi memulai babak baru sebagai objek wisata terkini. Keterbatasan akses yang menyembunyikan keindahan pantai ini sudah tinggal kenangan, karena JLS membuka kesempatan bagi para pelancong.
Baca Juga: Pesona Gua Jegles Kediri, Dulu Angker Kini Eksotis Bak Green Canyon
Tetor, Titik Pertemuan Aliran Sungai
Terhampar di sisi barat Pantai Serang, Pantai Serit Blitar tiga kilometer saja dari Pantai Serang. Pasir putih dan coklatnya yang merentang, dengan batuan karang menarik perhatian, membuat pelancong betah untuk berlama-lama.
Kehadiran batuan karang ini sebenarnya terbentuk dari perpaduan alamiah yang menakjubkan. Pantai Serit adalah pertemuan Sungai Klatak dan Sungai Sumbersari. Masyarakat setempat menyebutnya “tetor”, yakni suatu titik pertemuan aliran sungai dengan lautan.
Awalnya, masyarakat menyebut kawasan ini sebagai Tetor, sebuah julukan yang melekat sebelum kemudian berubah menjadi Pantai Serit.
Dari pusat Kota Blitar, untuk menuju Pantai Serit, wisatawan akan memerlukan waktu tempuh sejauh 42,8 kilometer. Dalam tempo sekitar 1 jam 12 menit, sang penjelajah harus merentasi jalan-jalan yang tak selalu mulus di Kabupaten Blitar.
Baca Juga: Hutan Angker di Jawa Timur, Dipercaya Tempat Jin hingga Bikin Linglung
Tempat Petilasan Prabu Hayam Wuruk
Legenda menceritakan bahwa Pantai Serit Blitar juga menjadi tempat petilasan raja agung Kerajaan Majapahit, Prabu Hayam Wuruk. Dalam legenda tersebut, Prabu Hayam Wuruk menjalani tapa brata di tepi pantai ini.
Nama tempat tapa brata ini adalah sisi kanan pantai. Di tempat ini, sebuah tebing menjulang dengan ketinggian sekitar 20 meter, membentuk bangunan candi berundak.
Bentuk tebing ini seolah-olah mencitrakan susunan candi berundak. Di balik pantai ini, terdapat sebuah bukit tempat meditasi dan tapa. Tebing dan susunan batu andesit ini, keduanya menjadi simbol tempat perenungan Raja Hayam Wuruk.
Kehadiran kisah Hayam Wuruk merenung di Pantai Serit membawa arti mendalam. Inilah salah satu daya tarik yang membuat Pantai Serit layak menjadi destinasi wisata bersejarah di Blitar, Jawa Timur. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)