Kamis, April 17, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Istana Cipanas, Dibangun Zaman Belanda hingga Diambil Alih Pemerintah Indonesia

Sejarah Istana Cipanas, Dibangun Zaman Belanda hingga Diambil Alih Pemerintah Indonesia

harapanrakyat.com,- Sejarah Istana Cipanas yang merupakan salah satu Istana Kepresidenan peninggalan zaman Belanda. Letaknya di kaki Gunung Gede, tepatnya Desa Cipanas, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Istana ini memiliki luas kurang lebih 26 hektar. Sekitar 1.760 m2 merupakan bangunan istana. Sisanya kebun dan tanaman yang tertata dengan baik hingga menyerupai hutan kecil.

Pada awalnya bangunan yang didirikan oleh Belanda ini merupakan tempat peristirahatan pribadi. Namun, sejak masa pendudukan Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff bangunan ini beralih fungsi menjadi tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Ketika Hindia Belanda di bawah pendudukan Jepang, bangunan ini pun jatuh ke tangan para petinggi pasukan Jepang dan menjadi tempat peristirahatan bagi mereka.

Pasca kejatuhan Jepang, kemudian Pemerintah Indonesia mengambil alih bangunan ini dan hingga sekarang menjadi Istana Kepresidenan.

Tulisan ini akan mengulas lebih mendalam mengenai Istana Cipanas yang pembangunannya semasa pendudukan Belanda hingga akhirnya Pemerintah Indonesia mengambil alih.

Sejarah Istana Cipanas Dibangun pada Masa Pendudukan Belanda

Baca Juga: Sejarah Pertempuran Perlintasan Ciater, Detik-detik Jatuhnya Kota Bandung ke Tangan Jepang

Nunung Marzuki dalam “Mengenal Lebih Dekat: Bangunan Bersejarah Indonesia” (2008), menjelaskan bahwa orang yang mengawali pembangun Istana Cipanas sebenarnya seorang tuan tanah Belanda bernama Van Heots.

Bangunan yang berdiri tahun 1740 itu terletak di Desa Cipanas. Cipanas sendiri berasal dari bahasa Sunda Ci atau cai yang berarti air. Sedangkan panas berarti panas dalam bahasa Indonesia.

Dinamakan Cipanas juga erat kaitannya dengan keberadaan sumber mata air panas yang mengandung belerang.

Pembangunan Istana Cipanas dilakukan karena keberadaan sumber air panas yang bermanfaat bagi kesehatan. Terlebih udaranya sejuk dan menyegarkan dari wilayah ini.

Bangunan ini awalnya memang hanya sebagai tempat peristirahatan dan singgah semata. Bentuk bangunannya yang mungil. Pemandangan sekelilingnya yang asri membuat orang-orang Belanda tertarik menjadikannya sebagai tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

Peralihan menjadi tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ini pada masa kepemimpinan Willem Baron Van Imhoff.

Sejak menginjakkan kakinya di kawasan Cipanas, Van Imhoff sudah jatuh cinta dengan daerah tersebut, dan memutuskan untuk membangun sebuah rumah.

Ia membuat sendiri sketsa bangunan yang terinspirasi oleh rumah musim panas Eropa dengan perpaduan arsitektur tropis.

Baca Juga: Profil KH Sholeh Iskandar, Ulama dari Bogor yang Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Untuk memenuhi kebutuhan kayunya, Van Imhoff mendatangkan tukang kayu dari daerah Tegal dan Banyumas. Bahan kayunya menggunakan jenis kayu jati yang terkenal kuat dan besi cor sebagai penguat bangunan.

Pemugaran Istana Cipanas

Selama masa pendudukan Belanda terjadi beberapa kali pemugaran. Seperti pada tahun 1834, Gubernur Jenderal Johannes van Den Bosch melakukan pemugaran untuk membuat istana ini lebih besar. Van den Bosch mengambil langkah ini untuk menerima kunjungan dari Willem I.

Tak hanya itu, pada tahun 1916 juga pemerintah Hindia Belanda menambahkan tiga bangunan di sekeliling bangunan induk. Beberapa bangunan paviliun itu sekarang bernama Arjuna, Yudistira, dan Bima.

Meskipun merupakan salah satu tempat peristirahatan pada zaman Belanda, rupanya tak terlalu banyak Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang menempati istana ini. Kebanyakan dari mereka lebih tertarik pada istana di Buitenzorg.

Memang medan menuju istana ini cukup berat. Selain harus melalui jalan yang menanjak, para pengunjung juga sudah pasti akan kelelahan selama perjalanan.

Diambil Alih Pemerintah Indonesia

Pasca kejatuhan Belanda ke tangan Jepang, menurut sejarah Istana Cipanas ini memang sempat diduduki oleh pihak Jepang, terutama para petingginya.

Baca Juga: Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi di Cirebon, Pernah Dipugar Belanda hingga Jadi Tempat Wisata

Ketika Indonesia merdeka, Istana Cipanas ini pun diambil alih oleh Pemerintah Indonesia. Salah satu bukti pengambilalihan ini ketika Presiden Soekarno melangsungkan akad nikah dengan Hartini pada tahun 1953.

Hero Triatmono dalam “Kisah Istimewa Bung Karno” (2010), Presiden Soekarno juga menambahkan bangunan yang bernama Gedung Bentol yang merupakan rancangan dari R.M. Soedarsono dan F. Silaban. Bangunan ini terbuat dari ornamen batu alam dan memiliki motif menonjol seperti bentol.

Di Istana Cipanas ini juga Presiden Soekarno sering merapatkan berbagai keputusan yang berkaitan dengan jalannya pemerintahan.

Meskipun merupakan salah satu istana kepresidenan, sebenarnya dalam sejarah Istana Cipanas, bangunan ini lebih cocok untuk kegiatan-kegiatan informal.

Terbukti ketika Presiden Soeharto naik menjadi Presiden Indonesia, bangunan ini hanya menjadi tempat persinggahan bagi kegiatan-kegiatan informal.

Presiden Soeharto sebenarnya jarang berkunjung ke Istana Cipanas. Justru wakil-wakil Presiden Soeharto yang sering melakukan kunjungan ke tempat tersebut.

Hingga hari ini Istana Cipanas masih memiliki fungsi yang sama seperti pada masa pendudukan Belanda, yaitu sebagai tempat peristirahatan.

Baca Juga: Sejarah Istana Bogor, Pernah Jadi Tempat Istirahat Pejabat Belanda

Istana Cipanas Dibuka untuk Umum

Buat pengunjung yang penasaran terhadap sejarah Istana Cipanas, kawasan ini sebenarnya sudah buka untuk umum. Bagi para pengunjung yang berminat bisa mengikuti program Istura (Istana untuk Rakyat) secara gratis.

Untuk pengunjung yang tertarik dapat melakukan kunjungan setiap hari hingga Kamis mulai pukul 09.00 sampai 12.00 WIB.

Prosedur kunjungan itu dapat kita akses melalui web isturacipanas.istanapresiden.go.id dengan waktu pengajuan paling lambat dua hari sebelum kunjungan.

Dalam web tersebut setiap pengunjung akan diarahkan untuk melengkapi biodata, identitas diri, baru akan mendapatkan surat izin kunjungan.

Hari kunjungan biasanya ketika tidak ada kegiatan kepresidenan di Istana Cipanas. Para pengunjung yang datang ke Istana Cipanas terbilang cukup banyak.

Menurut catatan pihak Istana Cipanas, dalam sehari bisa terdapat 1000 pengunjung yang memadati istana ini.

Bagi para pengunjung akan dipandu untuk melihat bangunan-bangunan cagar budaya. Di kawasan ini juga para pengunjung dapat melihat Taman Herbalia.

Pencetus taman ini adalah almarhum Ibu Hj. Ani Bambang Yudhoyono. Di taman ini terdapat lebih dari 300 tanaman obat dan masih banyak spot-spot menarik lainnya. (Azi/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Serigala Purba Dire Wolf, Kebangkitan Sang Predator Zaman Es

Serigala Purba Dire Wolf, Kebangkitan Sang Predator Zaman Es

Belum lama ini, dunia sains dan teknologi dikejutkan oleh pengumuman spektakuler dari Colossal Biosciences, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Texas, Amerika Serikat. Mereka...
Mengetahui Makna Tanda Seru Merah di WA dan Cara Mengatasinya

Mengetahui Makna Tanda Seru Merah di WA dan Cara Mengatasinya

Sudahkah Anda mengetahui arti tanda seru merah di WA? Tanda ini umumnya menunjukkan bahwa pesan atau chat WhatsApp yang telah dikirim mengalami kegagalan. Meskipun...
Tes Kebugaran Fisik

Calon Jemaah Haji di Kota Banjar Jalani Tes Kebugaran Fisik, Jalan Kaki 1,6 Km

harapanrakyat.com,- Sebanyak 120 calon jemaah haji Kota Banjar, Jawa Barat, yang akan berangkat ke Tanah Suci tahun 2025, melakukan tes kebugaran fisik yang diselenggarakan...
Oknum Dokter Cabul di Garut

Akhirnya Oknum Dokter Cabul di Garut Ditetapkan Tersangka, Malam Ini Langsung Ditahan

harapanrakyat.com,- Oknum dokter cabul di Garut, Jawa Barat, yang melakukan pelecehan seksual kepada ibu hamil saat praktik di salah satu klinik swasta akhirnya ditetapkan...
Bewara Ngalaksa 2025

Bewara Ngalaksa 2025 Dimulai, Warga Rancakalong Sumedang Siap Meriahkan Acara Budaya

harapanrakyat.com,- Kegiatan budaya khas Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yakni Ngalaksa kembali menggema di masyarakat. Acara dimulai dengan kegiatan Bewara Ngalaksa 2025 yang berlangsung...
Miras Jenis Tuak

Terima Aduan Masyarakat, Satpol PP Kota Banjar Amankan Puluhan Liter Miras Jenis Tuak

harapanrakyat.com,- Puluhan liter minum keras (miras) jenis tuak diamankan petugas Satpol PP di wilayah Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Petugas Satpol PP...