Bagi pecinta alam dan petualangan, kisah misteri Gunung Lawu sudah bukan hal yang asing lagi. Tak hanya itu, beberapa orang bahkan menyebut Gunung Lawu sebagai gunung yang paling sakral di Pulau Jawa.
Secara geografis, Gunung Lawu terletak di perbatasan dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu Gunung Lawu juga mencakup tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Ngawi dan Magetan, dan Kabupaten Karanganyar.
Ketinggian Gunung Lawu yang mencapai 3.265 meter di atas permukaan laut menjadikannya gunung ke-76 tertinggi di dunia. Di kawasan gunung tersebut, terdapat tiga puncak utama, yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling, dan yang tertinggi adalah Hargo Dumilah.
Kisah-kisah masa lalu mengenai Gunung Lawu semakin memikat para pendaki dan pengunjung yang ingin menjelajahi keindahannya.
Baca Juga: Jejak Sejarah Gunung Galunggung, Kisah Kuno yang Terlupakan di Tasikmalaya
Kisah Misteri Gunung Lawu yang Menarik
Di balik keindahan alamnya, tersimpan sebuah legenda menarik yang menghubungkan Gunung Lawu dengan Prabu Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Jejak Sejarah Prabu Brawijaya V
Prabu Brawijaya V, dalam sejarahnya, mencapai puncak kepemimpinan Kerajaan Majapahit di tahun 1400 M. Singkat cerita, Raden Fatah, putra Prabu Brawijaya V, memeluk agama Islam setelah dewasa dan meninggalkan agama Budha yang dianut ayahnya.
Pada saat yang sama, Kerajaan Majapahit mengalami kemunduran dan Raden Fatah mendirikan Kerajaan Demak.
Suatu malam, Prabu Brawijaya V mendapatkan petunjuk melalui meditasi bahwa masa kejayaan Majapahit akan berakhir, dan cahaya akan beralih ke kerajaan anaknya, Kerajaan Demak.
Menerima petunjuk tersebut, Prabu Brawijaya V bergegas menuju Gunung Lawu dan meninggalkan Kerajaan Majapahit. Ia kemudian hidup dalam kesendirian.
Meskipun banyak pendapat pro dan kontra, cerita Prabu Brawijaya V dengan Gunung Lawu tercatat dalam Ensiklopedi Adat-istiadat Budaya Jawa (2007) karya Purwadi.
Menurut kisah misteri Gunung Lawu, pada tahun 1478, Majapahit terlibat dalam konflik dengan Kerajaan Keling (Kediri) yang dipimpin oleh Raja Girindra Wardhana. Merasa terdesak, Brawijaya V mengasingkan diri ke Gunung Lawu dan menjalani sisa hidupnya sebagai pertapa.
Sesampainya di puncak Hargo Dalem, Prabu Brawijaya V berbicara kepada kedua pengikut setianya. Setelah itu, beliau tiba-tiba menghilang, dan jasadnya tidak pernah ditemukan.
Baca Juga: Legenda Gunung Bersaudara, Asal Usul Slamet dan Ciremai
Burung Jalak Gading yang Melambangkan Kyai Jalak
Setelah Prabu Brawijaya V menghilang, hanya dua pengikut setianya yang tersisa: Sunan Gunung Lawu dan Kyai Jalak. Mereka berdua melanjutkan misi Prabu Brawijaya V yang tertinggal, yaitu menjaga Gunung Lawu.
Dengan ilmu gaib yang mereka miliki, Sunan Gunung Lawu berubah menjadi makhluk tak kasat mata, sementara Kyai Lawu berubah menjadi seekor burung Jalak. Bukan burung Jalak biasa, melainkan burung Jalak berwarna gading.
Kisah misteri Gunung Lawu mengenai burung Jalak Gading ini tetap hidup hingga hari ini. Banyak yang mempercayai burung Jalak Gading yang sering muncul untuk memberikan petunjuk kepada para pendaki dengan niat baik.
Namun, bagi mereka yang berniat jahat, Kyai Jalak tidak akan memberikan restu, dan mereka akan mengalami nasib buruk selama pendakian. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)