harapanrakyat.com,- Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani tembakau, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis bersama Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat memberikan Pelatihan Manajemen Agribisnis untuk petani tembakau Desa Ratawangi, Kecamatan Banjarsari belum lama ini.
Para petani tembakau di sana sudah turun temurun menanam tembakau sampai sekarang. Diketahui lahan budidaya tembakau di Kecamatan Banjarsari adalah 5,89 hektar dengan jumlah petani tembakau sebanyak 57 orang. Sementara produksi berdasarkan statistic sebesar 20,95 ton.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis, Slamet Budi Wibowo mengatakan, kondisi iklim dan jenis tanah di Desa Ratawangi Kecamatan Banjarsari sangat cocok untuk budidaya tembakau. Tanaman tembakau mampu tumbuh di kisaran iklim yang luas dengan waktu tumbuh 60 sampai 90 hari dengan temperatur 20 °C sampai 30 °C.
“Tembakau itu mesti ditanam di kondisi tertentu serta tumbuh di ketinggian dari 200 mdpl sampai 3000 mdpl. Tanaman ini juga tidak terlalu membutuhkan air maka sangat cocok di tanam di daerah beriklim hangat dan kering dengan rata-rata curah hujan 1500 hingga 2000 mm per tahunnya,” ungkap Slamet.
Lanjutnya, tembakau biasanya di tanam di musim kering atau ketika kemarau dan musim panas. Semakin sedikit air yang di tampung di permukaan tanah maka semakin bagus kualitas dari tembakau tersebut.
“Maka orang biasanya akan menanamnya di puncak musim kemarau biasanya di bulan Agustus dan akhir musim hujan di Bulan Maret hingga April,” katanya.
Baca juga: Ini Upaya Dinas Pertanian Ciamis Dukung Program Petani Milenial
Tantangan Petani Tembakau di Ciamis
Namun lanjut Budi, beberapa hal yang menjadi tantangan para petani tembakau selain produktivitas, antara lain supply chain yang panjang yang mengakibatkan harga tembakau di tingkat petani sangat rendah. Kemudian munculnya berbagai regulasi yang mengatur pembatasan konsumsi tembakau (tobacco control ) yang turut mengendalikan perluasan lahan budidaya tembakau, dan penanggulangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), serta pemasaran.
“Namun demikian budidaya tembakau ini masih sangat menjanjikan dengan peluang harga cukup tinggi apabila para petani mampu meningkatkan kualitas tembakau melalui peningkatan kemampuan produksi dan managemen agribisnisnya,” jelas Slamet.
Artinya tambah Slamet, petani tidak hanya memperhatikan produktivitas budidaya tersebut namun sudah berorientasi pada peluang bisnisnya. “Maka kita beri pelatihan kepada petani tembakau Ratawangi, agar mereka bisa meningkatkan nilai jual dengan membudidayakan tembakau secara tepat, efisien, ramah lingkungan, menghasilkan produk yang berkualitas serta mencari peluang-peluang pemasaran,” pungkasnya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat yang diwakili oleh Pengadministrasi Akses Permodalan, Cecep Herawan, menyampaikan pelatihan manajemen agribisnis tembakau di Ciamis ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pelatihan kelembagaan petani tembakau yang telah dilaksanakan beberapa waktu kebelakang.
“Tentu tujuannya tak lain untuk meningkatkan pemahaman, membuka wawasan para petani dalam belajar berbisnis karena yakin petani tembakau memproduksi tembakau bukan untuk dikonsumsi oleh sendiri tapi untuk dipasarkan. Bagaimana para petani dituntut untuk mengembangkan kemampuan berbisnisnya serta meningkatkan kualitas hasil produksi tembakau,” katanya. (Fahmi/R8/HR Online/Editor Jujang)