Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruWikana Pejuang Kemerdekaan asal Sumedang Hilang Pasca G30S 1965, Pernah Jadi Ketua...

Wikana Pejuang Kemerdekaan asal Sumedang Hilang Pasca G30S 1965, Pernah Jadi Ketua PKI di Jabar

harapanrakyat.com,- Wikana, seorang pemuda yang menjadi pejuang kemerdekaan asal Sumedang, dan pernah menjadi Ketua PKI di Jawa Barat, keberadaannya hilang pasca peristiwa G30S tahun 1965.

Ia hilang disinyalir karena pernah menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Indonesia dan punya watak yang revolusioner.

Nama Wikana sebenarnya sudah terkenal pada era kemerdekaan. Ia adalah salah seorang pemuda yang ikut menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Bahkan Wikana sempat mengancam Soekarno menggunakan celurit jika tidak mendeklarasikan kemerdekaan secepatnya.

Wikana merupakan pemuda yang revolusioner sejak era sebelum kemerdekaan. Pria berperawakan tinggi kurus ini memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Keluarganya mengenal Wikana sebagai kutu buku. Tak hanya itu, ia juga terkenal menguasai beberapa bahasa asing selain Inggris, dan Belanda.

Kecerdasan itulah yang membuat Sjahrir menunjuknya sebagai anggota MPRS. Ketika menjabat jadi anggota MPRS, Wikana tetap hidup dalam kesederhanaan.

Hobinya pun tidak bertambah, membaca buku-buku politik dan mempelajari bahasa asing lain setiap jam istirahat bekerja.

Namun sayang, jiwa pemuda revolusioner ini hilang tanpa sebab. Bahkan hingga hari ini keluarganya masih menanti kepulangan dari sang legenda Wikana.

Baca Juga: Suparna Sastradiredja, Tokoh PKI Asal Garut yang Hidup dalam Pengasingan di Belanda

Meskipun mereka yakin Wikana sudah tiada, hati kecil istri dan anak-anak tetap menginginkan kepulangannya. Perginya Wikana masih menjadi misteri hingga sekarang.

Wikana Pejuang Kemerdekaan asal Sumedang Anak Menak Sunda

Menurut Redaksi Majalah Arah Juang, Edisi 119, III-IV Oktober 2021 berjudul “Wikana Menteri Pemuda Pertama Pelopor Proklamasi” bahwa Wikana merupakan anak menak Sunda yang sederhana.

Tidak seperti kebanyakan anak-anak menak lainnya, Wikana cenderung tumbuh menjadi anak yang pendiam dan tak banyak bicara.

Pemuda yang lahir di Sumedang pada tanggal 18 Oktober 1914 itu sudah terbiasa hidup sederhana dari ajaran kakaknya.

Konon kakak Wikana merupakan seorang anggota PKI yang revolusioner, dan pernah dihukum buang oleh pemerintah Belanda ke Boven Digul.

Sebelum dihukum buang, kakaknya selalu mengajarkan hidup sederhana pada Wikana. Ia sering membawa adiknya melihat realita ekonomi keluarga pribumi yang tertindas Belanda.

Sang kakak juga sering memperingatkan jika Wikana harus bersyukur karena terlahir dari keluarga berada. Salah satu caranya untuk menghargai itu tidak lain dengan bersikap dewasa.

Baca Juga: Sejarah Pesantren Asyrofuddin, Basis Perlawanan terhadap Belanda di Sumedang

Arti menjadi dewasa disini adalah tidak banyak bicara dan bertingkah. Jangan membuat orang tua malu karena kebodohan sendiri.

Kakaknya juga selalu memotivasi Wikana agar bisa terus belajar dan menimba ilmu setinggi mungkin. Karena hanya dengan ilmu banyaklah mereka bisa mengalahkan kolonialisme di bumi pertiwi.

Sempat Menjadi Wartawan di Bandung

Ketika Wikana lulus dari MULO tahun 1932, ia sempat menjadi anggota partai politik Partindo (Partai Indonesia), dan PNI (Partai Nasionalis Indonesia).

Wikana aktif berpolitik sedari usia remaja, bahkan ia sudah berani bergabung dengan gerakan bawah tanah untuk menggulingkan pendudukan Jepang sepanjang tahun 1942-1945.

Di sela kesibukannya dalam gerakan bawah tanah, Wikana juga sempat menjadi wartawan di surat kabar Pikiran Rakjat. Ia mengisi banyak kolom politik dan pergerakan, Wikana kerap menggunakan tulisannya sebagai media provokatif massa untuk menyerang Jepang.

Keterampilannya berbahasa asing juga membuat Wikana mudah mendapatkan informasi dari luar negeri terkait perkembangan Perang Dunia II.

Ia sering membaca surat kabar dari Moskow dan menyebarkannya dalam bahasa Indonesia kepada khalayak umum.

Baca Juga: Propaganda Bahaya Laten Komunis 1984, Ada Gerakan PKI Bawah Tanah

Menjadi wartawan adalah pilihan satu-satunya Wikana untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Bagi Wikana dan kawan-kawannya, tulisan merupakan senjata yang paling ampuh untuk meruntuhkan kekuasaan Jepang. Ketimbang senjata api, tulisan bisa membuat borok mereka terkelupas pedas.

Pemimpin PKI di Jawa Barat dan Hilang Pasca G30S 1965

Wikana juga digadang-gadang sebagai tokoh PKI yang dekat dengan Aidit. Semasa muda dulu ia bersama Aidit menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Tampaknya mereka berdua memiliki selera politik yang sama-sama revolusioner kiri.

Pada tahun 1950-an ketika PKI muncul kembali sebagai partai kiri yang hebat, Wikana ditunjuk menjadi ketua PKI daerah Jawa Barat.

Saat menjabat Ketua PKI itu Wikana aktif menjadi kontributor harian di majalah Menara Merah milik partai politik berlogo palu arit tersebut.

Pada tahun 1965, Wikana bersama jajaran PKI lainnya terbang mengunjungi perayaan hari nasional Tiongkok.

Tanpa sepengetahuan mereka, Aidit melakukan kudeta kepada beberapa perwira tinggi Angkatan Darat. Akibatnya PKI ditetapkan sebagai dalang tunggal atas kerusuhan berikut.

Wikana pejuang kemerdekaan asal Sumedang itu kemudian memaksa pulang ke tanah air. Ia bahkan sempat mengatakan jika dirinya rela meskipun harus mati asalkan di negerinya sendiri.

Tak lama kemudian setelah Wikana sampai di Indonesia, namanya mendadak hilang dari percaturan politik republik ini. Wikana menghilang entah kemana rimbanya sampai sekarang. (Erik/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Pengembangan Pantai batukaras

Bupati Pangandaran Terpilih Citra Pitriyami Prioritaskan Pengembangan Pantai Batukaras

harapanrakyat.com,- Bupati Pangandaran terpilih Citra Pitriyami, akan fokus pada pengembangan pariwisata, salah satunya adalah Pantai Batukaras. Citra mengatakan bahwa prioritas pembangunan ada di objek...
Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Desain kebun sayur di belakang rumah memang sangat menarik. Menanam sayur di rumah memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya, salah satunya mengurangi kebutuhan untuk membeli...
Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon

Perjalanan Cinta Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Berawal dari Cinlok hingga Menikah

Aktor pemain film Dua Garis Biru, Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon kini resmi menikah. Momen pernikahan keduanya diunggah oleh Angga melalui akun media sosial...
Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah

Ruben Beberkan Alasan Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah: Dia Butuh Sentuhan…

Ruben Onsu membeberkan alasan Betrand Peto atau Onyo tinggal serumah dengan Sarwendah. Seperti diketahui, sejak tahun 2019, Betrand Peto sudah menjadi anak angkat dari...
Intan Nuraini

Intan Nuraini Rayakan Ulang Tahun Putrinya, Warganet Ramai Berikan Doa Terbaik

Lama tak muncul ke publik, Intan Nuraini bagikan postingan ulang tahun anak perempuannya. Hijaber cantik yang merupakan ibu tiga anak ini kompak merayakan ulang...
Bendungan Cariang di Sumedang

8 Kali Gagal Panen, Petani Desak Pemerintah Perbaiki Bendungan Cariang di Sumedang

harapanrakyat.com,- Para petani yang terdampak jebolnya Bendungan Cariang di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan permanen pada...