harapanrakyat.com,- Petugas Dinas Kesehatan Garut turun langsung tangani kasus baru suspek difteri yang menyebabkan kematian seorang pasien di Garut, Jawa Barat.
Selain melacak kontak erat pasien, pemerintah kecamatan Samarang, tempat terjadinya kasus, berupaya mengisolasi kampung di mana kontak erat terjadi.
Kabid P2PM Dinkes Garut dr. Asep Surahman mengatakan, meski kasus suspek difteri ini belum terkonfirmasi positif. Namun pihaknya langsung mengambil langkah proaktif dalam melakukan penelusuran dan pemantauan.
“Kita libatkan sejumlah petugas medis dan kader bidan serta perawat Puskesmas untuk menyelidiki kasus ini,” ujarnya, Jumat (5/8/23).
Baca juga: Satu Pasien Suspek Difteri Meninggal, Dinkes Garut Langsung Lakukan Ini
Sementara itu, Camat Samarang Neneng Martiana mengatakan, pihaknya berusaha mencegah penyebaran kasus suspek ini. Langkahnya dengan membatasi mobilitas warga di kampung tempat kontak erat itu.
Bahkan, pihaknya juga meminta bantuan dari desa untuk membantu dalam pengawasan dan memberikan jaminan hidup kepada warga yang terkena pembatasan mobilitas.
Sementara terkait data kepala keluarganya pihaknya belum bisa merinci secara detail. Apalagi kasus ini baru pertama kalinya.
“Untuk yang sudah kita tracing ada sekitar 20 orang. Tapi itu hasilnya kan bisa sampai 7 hari,” tambahnya.
Meski belum merinci keluarga yang terkena pembatasan itu, namun pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi penyebarannya.
Dalam upaya pengendalian kasus ini, pihaknya bersama Dinas Kesehatan Garut mengedukasi masyarakat tentang pentingnya imunisasi dan menyebarkan pengobatan untuk mengurangi risiko terkena difteri.
“Gejala pasien yang terkena difteri biasanya mengalami demam tinggi, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, dan adanya selaput putih di rongga tenggorokan,” pungkasnya. (Pikpik/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)