harapanrakyat.com,- Garut punya cemilan khas yang namanya cukup serem, cemilan itu bernama kue mayit. Mayit dalam bahasa Indonesia berarti mayat. Namun, meskipun namanya serem, kuliner khas Garut, Jawa Barat ini bikin orang deudeuieun alias ketagihan.
Cukup banyak yang penasaran dengan kue mayit, sehingga tak heran pada momen peringatan Hari Krida Pertanian di Pendopo Garut pada Kamis (3/8/2023) lalu, kue ini banyak diburu pengunjung.
Salah satu stand makanan dari kecamatan Kadungora menjajakan kue mayit yang berasal dari Desa Karangtengah.
Sebutan mayit disematkan pada kue khas Garut ini lantaran, bentuknya berwarna putih seperti kain kafan yang membalut mayat.
Masriah (50) penjual kue mayit di bazar Krida Pertanian Pendopo Garut mengatakan, tepung ketan merupakan salah satu bahan untuk membuat kue mayit.
“Dalamnya itu pakai gula dan parutan kelapa. Lalu kita sangrai (digoreng tanpa minyak), kemudian digulung-gulung,” kata Masriah dikutip dari garut.suara.com, Kamis (3/8/2023) lalu.
Meski banyak penggemarnya, namun kue mayit khas Garut ini tidak tahan lama. Hal itu lantaran pembuatannya tanpa menggunakan pengawet.
“Kita jualnya kalau ada pesanan. Biasanya kalau saat ada hajatan itu laku keras. Lalu ketika lebaran juga banyak yang pesan,” jelas Masriah.
Kue yang rasanya manis dan gurih ini dijual Rp 10 ribu saja per cup. Dalam satu cup-nya ada 7 kue mayit.
Baca Juga: Tempat Makan Enak di Garut yang Patut Anda Kunjungi
Kue Mayit Salah Satu Kuliner Khas Desa Karangtengah Kadungora Garut
Sementara itu Kepala Desa Karangtengah Aang Nazarudin mengatakan, kue mayit merupakan salah satu kuliner khas daerahnya. Selain kue mayit, di Desa Karangtengah juga terdapat sayuran hasil program Harum Madu atau Halaman Bermanfaat Terpadu.
“Motivasi dari Kelompok Wanita Tani (KWT) bagus, jadi program Harum Madu di tempat kami berjalan cukup baik. Hasilnya sendiri ada yang dijual, ada juga yang dikonsumsi,” katanya.
Bupati Garut Rudi Gunawan mengatakan, peringatan Hari Krida Pertanian merupakan kegiatan untuk menghargai petani.
Rudi juga menyebut, Peringatan Hari Krida Pertanian merupakan ajang untuk menampilkan hasil karya pertanian yang spektakuler.
“Misalnya, ada singkong yang paling besar kita tampilkan, ternak yang paling besar sapi,” katanya.
Ia menambahkan, Kabupaten Garut mendapat hadiah Rp 10 miliar karena membuat sistem pertanian yang dibuat secara sistematik. Salah satunya adalah program Harum Madu.
“Jadi kita buat halaman rumah ditanami dengan tanaman pertanian untuk kebutuhan sendiri. Misalnya halaman rumahnya ditanami tomat, cabai, dan lainnya,” tandasnya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)