harapanrakyat.com,- Sentimen anti Barat tahun 1960 merupakan situasi budaya konfrontatif yang diciptakan Soekarno untuk memerangi Amerika dan Inggris. Soekarno melarang semua produk kebudayaan yang berasal dari kedua negara barat tersebut.
Presiden Soekarno menugaskan aparat untuk melakukan razia produk kebudayaan itu di kalangan pergaulan anak muda.
Soekarno bahkan pernah melarang dan menghina The Beatles, grup musik legendaris di Inggris. Ia menyebut genre Beatles termasuk ke dalam aliran musik ngak-ngik-ngok.
Entah apa yang membuat Soekarno bersikap represif keras pada produk budaya Barat. Yang jelas ia tidak ingin bangsanya terkontaminasi pengaruh Inggris dan Amerika.
Sebab, Soekarno meyakini produk budaya bisa membuat suatu bangsa terjajah oleh kekuatan neo-kolonialisme.
Namun kebijakan yang Soekarno terapkan itu tampaknya bertolak belakang dengan sikapnya. Boleh saja ia menghindari pergaulan anak muda bangsanya dari pengaruh Barat, asal tidak mengganggu kedekatannya dengan Marilyn Monroe.
Karakter kontradiksi Soekarno yang sentimen anti Barat juga terlihat ketika dulu ia pernah menemui Elvis Presley saat syuting. Bahkan, sejarah mencatat Soekarno adalah pemimpin pertama di dunia yang pernah mendiskusikan film Hollywood bersama bintang-bintang kenamaan Barat.
Baca Juga: Profil Sarinah, ART Soekarno yang Jadi Nama Mall Pertama di Indonesia
Sentimen Anti Barat Tahun 1960, Soekarno Melarang Rakyatnya Nyanyi Lagu Barat
Semenjak perseteruan Indonesia dengan Amerika dan Inggris, Soekarno sangat anti dengan Barat. Presiden pertama RI ini bahkan pernah melarang rakyatnya menyanyikan lagu Barat.
Soekarno pernah melarang pemuda-pemudi tahun 1960-an menyukai The Beatles. Siapapun yang memakai pakaian dan menyimpan rekaman Beatles, maka akan mendapatkan hukuman. Pakaiannya akan di sobek di tempat dimana rekaman disita.
Tak hanya itu, melansir akun Twitter @SejarahRI, konon petugas aparat pun turut menyita beberapa benda yang erat kaitannya dengan genre Barat. Seperti halnya buku, poster, dan cover majalah bergambar selebritis.
Setelah petugas menyita benda-benda itu, kemudian membawanya ke tempat pemusnahan. Berdasarkan perintah Presiden Soekarno, setiap benda hasil razia anti Barat wajib dimusnahkan dengan cara dibakar.
Akibat kebijakan Soekarno yang sentimen anti Barat ini, beribu-ribu buku dan kaset rekaman lagu Barat berkurang di Indonesia. Hal ini membuat pemuda saat itu geram.
Mereka merasa tidak punya kebebasan berekspresi. Soekarno menjadi objek amarah baru dari kalangan muda waktu itu.
Baca Juga: Peristiwa Cikini 1957, Upaya Pembunuhan Soekarno Menggunakan Granat
Konotasi Ngak-ngik-ngok Membuat The Beatles Naik Pitam
Dalam sebuah liputan stasiun televisi CBS di Amerika, The Beatles pernah naik pitam ketika Soekarno menjelek-jelekan karyanya dengan konotasi ngak-ngik-ngok.
George Harrison mengolok-olok Soekarno dengan ejekan selaras. Gitaris fenomenal The Beatles itu menyebut Soekarno sebagai orang yang tidak pernah mengerti musik.
Pernyataan ini disaksikan langsung oleh presenter kondang zaman itu di Amerika bernama Bernard K, dan Pete Kalischer. Dua presenter CBS terkaget-kaget dengan pernyataan George. Kendati begitu personil lain meresponnya dengan tertawa santai.
Namun saat wawancara yang berlangsung tanggal 26 Agustus 1965 itu, salah satu personil legendaris Beatle bernama Paul Mc Cartney pernah menghimbau agar Soekarno mengembalikan rekaman lagunya kembali ke Inggris. Dari pada dibakar sia-sia lebih baik rekaman The Beatles dikembalikan kepadanya.
Seluruh personel Beatles bahkan sanggup membayar dua kali lipat dari pembelian awalnya. Menurut The Beatles, Soekarno tidak mencontohkan kedamaian bernegara.
Dengan melarang lagu-lagu Barat di Indonesia membuktikan jika ia masih bersitegang dengan kisah kelamnya di masa lalu.
Baca Juga: Mari Bersuka Ria, Lagu Karya Soekarno yang Fenomenal
Sikap Anti Barat Soekarno Dianggap Kontradiksi
Sentimen anti Barat yang diciptakan oleh Soekarno dianggap kontradiksi oleh kalangan pemuda Indonesia.
Pasalnya, tidak seperti apa yang diikrarkan sendiri, Soekarno melanggar kebijakan itu melalui tingkah lakunya yang tidak terjadi apa-apa ketika bertemu dengan selebriti Barat.
Salah satu contoh kecil Soekarno kontradiksi dengan ungkapkannya (anti Barat) antara lain bisa terlihat dari keterampilannya berdansa.
Ia menyukai dansa dengan genre lagu Barat bersama wanita-wanita cantik di Istana. Selain itu, Soekarno juga pernah mengundang selebriti kenamaan yang seksi, yakni Marilyn Monroe.
Tak hanya itu, konon Putera Sang Fajar ini juga pernah mendatangi Elvis Presley saat sedang melakukan syuting. Lebih parahnya lagi mereka mendiskusikan soal industri film, karena Soekarno juga pecinta film Hollywood yang fanatik.
Terakhir sang proklamator pernah menemui artis terkenal asal Roma bernama Gina Ullobrigida. Mereka berdua terlibat perbincangan serius mengenai dunia kesenian.
Sayang, catatan ini tidak tampil ke publik untuk menjaga semangat anti Barat di kalangan pemuda Indonesia. (Erik/R3/HR-Online/Editor: Eva)