harapanrakyat.com,- Sejarah Taman Sari Gua Sunyaragi merupakan salah satu sejarah Kota Cirebon, Jawa Barat, yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Gua yang terletak di Kelurahan Sunyaragi, Kesambi, Kota Cirebon ini merupakan sebuah gua buatan sebagai tempat beristirahat dan meditasi para Sultan Cirebon beserta anggota keluarganya.
Dalam perjalanan sejarahnya terdapat beberapa versi mengenai Gua Sunyaragi yang ada. Versi tersebut berkembang berdasarkan tradisi lisan dan tradisi tertulis yang ada di masyarakat.
Tak hanya itu, ternyata gua ini juga sempat mengalami kerusakan ketika zaman penjajahan Belanda yang membuatnya harus dipugar kembali.
Merangkum dari berbagai sumber, tulisan ini akan mengulas seputar awal pembuatan Taman dan Gua Sunyaragi yang pernah Belanda pugar hingga menjadi kawasan wisata.
Sejarah Awal Taman Sari Gua Sunyaragi
Pendirian Taman Sari Sunyaragi atau Gua Sunyaragi sebenarnya tidak dapat terpisahkan dari perkembangan Keraton Cirebon.
Bukhori Masruri dalam “Benantara: Bentang Alam dalam Gelombang Sejarah Nusantara” (2021), menjelaskan bahwa di keraton memang seorang raja selalu memiliki ketertarikan dengan nuansa alam. Taman Gua Sunyaragi ini merupakan salah satu bentuk ketertarikan seorang raja atau penguasa keraton terhadap alam.
Baca Juga: Sejarah Istana Bogor, Pernah Jadi Tempat Istirahat Pejabat Belanda
Secara etimologi, Sunyaragi berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu Sunya yang artinya sepi, dan ragi yang artinya raga.
Secara struktur kompleks bangunan ini merupakan sebuah taman air yang pada awalnya dikelilingi oleh Danau Jati. Selain itu, di gua ini juga terdapat banyak air terjun buatan sebagai hiasan taman tersebut.
Taman Sari Sunyaragi terbagi ke dalam dua pesanggrahan dan gua. Pada bagian pesanggrahan terdapat beberapa ruangan atau tempat seperti serambi, kamar rias, ruangan ibadah, kamar mandi, hingga kolam.
Sedangkan, pada bangunan gua terdiri dari saluran air hingga terowongan dengan gua induk yang bernama Gua Peteng (Gua Gelap).
Agaknya penamaan gua-gua ini i sesuai dengan fungsi dari gua tersebut, seperti Gua Peteng yang berfungsi sebagai tempat bersemedi. Selain itu, ada juga Gua Pande Kemasan yang berfungsi sebagai tempat pembuatan senjata dan penyimpanannya.
Khusus tempat makanan dan perbekalan bagi prajurit terdapat pula gua yang bernama Gua Pawon. Sedangkan, bagi para pengawal berjaga terdapat Gua Pengawal.
Namun, lain halnya untuk tempat bertapa yang digunakan oleh para Sultan, yaitu Gua Padang Ati (Hati Terang).
Baca Juga: Industri Kelapa Kopra di Pangandaran Tahun 1929 Dorong Pembangunan Transportasi Umum
Dua Versi Sejarah Gua Sunyaragi
Menurut sejarahnya memang terdapat dua versi yang melekat dalam perjalanan Gua Sunyaragi. Kedua versi ini berkembangan berdasarkan tradisi tersendiri.
Pada versi yang pertama berupa tradisi lisan yang penyampaiannya secara turun-temurun oleh bangsawan Cirebon keturunan Keraton.
Versi ini terkenal juga dengan sebutan versi Carub Kandha. Menurut versi ini, pembangunan Taman Sari Gua Sunyaragi ini ketika Pesanggrahan Giri Nur Sapta Rengga berubah menjadi tempat pemakaman raja-raja Cirebon. Kompleks pemakaman ini kita kenal dengan nama Astana Gunung Jati.
Versi kedua mengenai Gua Sunyaragi yaitu versi Caruban Nagari. Versi ini berdasarkan pada buku Purwaka Caruban Nagari hasil tulisan tangan Pangeran Kararangen pada tahun 1720.
Menurut catatannya, Gua Sunyaragi mulai berdiri pada tahun 1703 Masehi oleh Pangeran Kararangen yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati.
Dari kedua versi tersebut, versi Caruban Nagari yang sering menjadi patokan bagi pemandu wisata.
Agaknya hal ini karena pada versi kedua terdapat sumber otentik mengenai awal mula pendirian dari Gua Sunyaragi, ketimbang tradisi lisan yang cenderung bersifat subjektif.
Baca Juga: Banjir Bandang di Bandung 1945, Ratusan Nyawa Melayang Akibat Sabotase Sekutu
Pernah Dipugar oleh Belanda
Riwayat pemugaran Gua Sunyaragi sendiri sebenarnya sudah dapat ditelisik sejak tahun 1852 ketika masa penjajahan Belanda.
Pemugaran tersebut dilakukan setelah dirusak oleh Belanda pada tahun 1787. Pada waktu itu Gua Sunyaragi menjadi salah satu benteng pertahanan.
Pemugaran kembali dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937-1938 yang diserahkan langsung oleh seseorang bernama Krisjman.
Pemugaran ini tanggung jawab Dinas Kebudayaan Semarang. Meskipun pemugaran oleh Krisjman dan timnya hanya memperkuat pondasi dan tiang-tiang, namun perbaikan tersebut cukup berarti.
Bagi bangunan yang sudah sangat rapuh terpaksa harus dihilangkan bentuk aslinya. Karena bisa jadi akan membahayakan bangunan secara keseluruhan.
Bentuk pemugaran yang dilakukan oleh orang-orang Belanda ini sebenarnya memberikan gambaran perhatian khusus. Terutama bagi bangunan yang memiliki potensi sejarah.
Kesadaran Pemerintah Belanda terhadap pentingnya bangunan cagar budaya dan sejarah bukanlah hal yang patut kita ragukan lagi. Hal inilah yang tercermin dari upaya pemugaran Gua Sunyaragi.
Baca Juga: Sejarah Patung Gajah di Museum Nasional Jakarta, Hadiah Raja Siam yang Kontroversial
Pemugaran kembali terjadi pada tahun 1976 hingga 1984 oleh Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala, Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Gagas Ulung dalam “Wisata Ziarah: 90 Destinasi Wisata Ziarah & Sejarah di Jogja, Solo, Magelang, Semarang, Cirebon” (2013), menjelaskan, walaupun telah mengalami pemugaran, tidak kurang dari 80 persen masih bangunan asli dalam keadaan utuh. Sedangkan sisanya merupakan hasil renovasi.
Menjadi Kawasan Wisata
Kini Taman Sari Gua Sunyaragi menjadi salah satu kawasan wisata bersejarah yang cukup terkenal di Cirebon.
Sajian khas sejarah yang ada di Taman Sari Gua Sunyaragi ini menarik minat para wisatawan yang datang berkunjung ke Jawa Barat.
Untuk menikmati wisata sejarah di kawasan ini, setiap pengunjung cukup mengeluarkan biaya Rp 10.000 per orang.
Sedangkan, untuk jam operasionalnya sendiri buka mulai pukul 08.00-17.30 WIB setiap hari. Tak hanya waktunya yang cukup panjang, untuk menjangkau kawasan wisata di Cirebon ini juga sangat mudah.
Terdapat beberapa fasilitas pendukung wisata yang dapat pengunjung nikmati jika berkunjung kesini. Mulai dari warung wisata, spot instagramable, gazebo, petilasan hingga ruang koleksi.
Para pengunjung juga dapat menikmati wisata alam, sekaligus mempelajari sejarah berdirinya Taman Sari Gua Sunyaragi. (Azi/R3/HR-Online/Editor-Eva)