harapanrakyat.com,- Musim kemarau saat ini sangat dinantikan oleh di Desa Karangampel, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Pasalnya, dengan musim kemarau kering ini bisa membuat daun pohon duku itu berguguran.
Diketahui, Desa Karangampel merupakan salah satu penghasil duku di Kabupaten Ciamis bersama Dusun Cililitan Desa Karanganyar, Kecamatan Cijeungjing.
Akan tetapi, 4 tahun ini pohon duku di desa tersebut tidak berbuah. Pasalnya terserang penyakit karat daun.
Karena itu, masyarakat setempat harus berpuasa karena pohon duku tersebut tidak berbuah.
Baca juga: Lapuk Dimakan Usia, Rumah Janda di Baregbeg Ciamis Nyaris Ambruk
Kades Karangampel Asep Yudi Ruhiana membenarkan pohon duku disini itu sudah 4 tahun ini terserang penyakit sarang daun, sehingga tidak berbuah.
Ia menjelaskan, akibat penyakit tersebut daun-daunnya menjadi warna coklat, bahkan saat ini merambat ke pohon manggis dan rambutan.
“Berbagai upaya telah kita lakukan. Bahkan dari Dinas Pertanian juga telah menyemprot menggunakan tawas atau kaporit,. Namun tetap saja tidak membuahkan hasil,” katanya, Rabu (2/8/2023).
Menurut Agus, solusi untuk mengusir penyakit karat daun itu yaitu dengan menanti musim kemarau kering. Harapannya nanti daun-daun di pohon duku itu berguguran dan berganti dengan daun yang baru.
“Jadi musim kemarau itu sangat kita nantikan sekali. Pasalnya duku itu memerlukan kemarau untuk berbuah. Karena kalau musim hujan, bunganya berjatuhan,” tuturnya.
Asep mengatakan, di Desa Karangampel sendiri itu ada sebanyak 1.500 kepala keluarga yang mempunyai pohon duku.
Maka dari itu, buah duku adalah salah satu andalan dalam menopang perekonomian masyarakat. Sementara mayoritas mata pencaharian masyarakatnya adalah petani.
“Pohon duku masyarakat itu merupakan warisan orang tua dari turun temurun. Bahkan dulu kalau panen itu bisa 100 ton lebih,” ucapnya.
Asep menambahkan, duku Karangampel dan juga Cililitan ini biasanya dikirim ke pasar induk atau lokal, mulai dari Ciamis, Tasik, Cirebon, bahkan sampai Yogyakarta.
“Kalau kualitas duku Karangampel dan Cililitan itu sama, tidak ada perbedaan,” pungkasnya. (Feri/R6/HR-Online/Editor: Muhafid)