harapanrakyat.com,- Ridho Rahmadi, Ketua Partai Ummat, mempertanyakan metodologi survei Litbang Kompas. Hal itu, terkait temuan Litbang Kompas yang menyiratkan kemungkinan partai Ummat tidak mendapatkan kursi di parlemen berdasarkan hasil survei.
Ridho, yang memiliki latar belakang dalam data sains selama 9 tahun, mewakili Partai Ummat dalam mengkritik metodologi yang digunakan oleh Litbang Kompas.
Ia mengkhawatirkan jumlah responden yang terbatas, sekitar 1.500, atau hanya 0,00074% dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 yang mencapai 204.807.222 pemilih.
Menurutnya, ukuran sampel yang sangat kecil ini tidak mewakili dengan baik. Ia merekomendasikan agar Litbang Kompas memperbaiki metodologi dengan mempertimbangkan DPT yang mencapai 204 juta, tanpa mengabaikan masalah distribusi geografis.
Baca juga: Survei Litbang Kompas, Hanya 7 Partai Politik Lolos Parlemen
Ridho mengambil kesimpulan bahwa klaim survei yang mengatakan partainya mungkin tidak akan mendapatkan kursi di Parlemen adalah lemah. Secara ilmiah dan sulit dipertahankan dari berbagai sudut pandang akademis. Ia menjelaskan bahwa metodologi yang lemah akan menghasilkan data yang tidak akurat.
Partai Ummat Tak Akan Perhatikan Survei Litbang Kompas
Oleh karena itu, Partai Ummat memutuskan untuk tidak memperhatikan hasil survei tersebut dan tetap optimis menghadapi Pemilu 2024 dengan fokus pada upaya partai untuk meraih kursi di Parlemen.
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil survei yang menunjukkan beberapa partai mungkin tidak akan mendapatkan kursi di parlemen dalam Pemilu 2024 berdasarkan elektabilitas mereka di bulan Agustus 2023. Partai seperti PAN dan PPP dinyatakan berada di bawah ambang batas parlemen sebesar empat persen.
Elektabilitas PAN sebesar 3,4 persen, naik sedikit dari survei sebelumnya di bulan Mei. Sementara elektabilitas PPP dalam survei ini turun menjadi 1,6 persen, menandai penurunan hampir 50 persen dari survei Mei sebelumnya.
Selain PAN dan PPP, beberapa partai politik lainnya yang berpartisipasi dalam Pemilu 2024 diprediksi juga tidak akan mendapatkan kursi di parlemen. Misalnya, Perindo memiliki elektabilitas sebesar 3,4 persen. Partai seperti Hanura, PSI, Garuda, Gelora, Partai Ummat, PBB, dan Partai Buruh diperkirakan hanya akan mendapatkan suara kurang dari satu persen. (R8/HR Online/Editor Jujang)