harapanrakyat.com,- Mengenal Mohammad Toha, Komandan Barisan Rakyat Indonesia yang gugur di gudang mesiu Sekutu. Mohammad Toha menjadi salah seorang pahlawan nasional yang namanya kerap diadopsi menjadi nama jalan di sejumlah kota wilayah Jawa Barat.
Tak banyak orang yang tahu mengapa nama Mohammad Toha kerap menjadi nama jalan. Ternyata pemda setempat melakukan jal ini untuk mengenang jasanya di masa lalu.
Apa jasa Mohammad Toha untuk negara ini? Menurut sejumlah sumber Sejarah Indonesia, Mohammad Toha memiliki jasa besar untuk kemerdekaan.
Saat itu ia menjabat sebagai Komandan Barisan Rakyat Indonesia. Keberaniannya mengalahkan segala ketakutan yang ada. Alhasil, Mohammad Toha menjadi salah satu pejuang kemerdekaan yang gugur di medan perang.
Gugurnya Mohammad Toha begitu tragis. Mantan Komandan Barisan Rakyat Indonesia ini gugur di gudang mesiu Sekutu.
Ia meledakan diri demi menyelamatkan kawannya yang dikejar oleh tentara musuh. Toha memeluk granat aktif dan meledakkannya persis di depan tentara Sekutu.
Keberanian inilah yang kiranya menjadi perhatian negara untuk mengangkat Mohammad Toha menjadi pahlawan nasional.
Untuk mengenang nama besarnya, Mohammad Toha sering menjadi nama jalan protokol di kota-kota besar di Jawa Barat.
Baca Juga: Profil KH Noer Alie, Ulama yang Dijuluki Singa Karawang-Bekasi
Mengenal Riwayat Hidup Mohammad Toha, Pernah Bekerja Jadi Bengkel
Menurut Salman Iskandar dalam buku berjudul “99 Tokoh Muslim Indonesia” (2009), Mohammad Toha lahir di Bandung tahun 1927. Ia lahir dari keluarga orang biasa, ayahnya bernama Suganda dan ibunya Nariah.
Namun, keharmonisan keluarga Mohammad Toha terpenggal oleh kematian ayahnya pada saat ia berusia 2 tahun. Konon sepeninggal sang ayah, ibunya menikah lagi dengan adik ayahnya bernama Sugandi.
Tapi ternyata pernikahan itu tak membuat Nariah bahagia. Akibatnya, umur pernikahan mereka tak lama lalu bercerai.
Pasca perceraian itu Mohammad Toha diambil oleh kakek dan neneknya dari garis ayah. Sampai dewasa Toha diurus oleh mereka, dan ketika mandiri mulai mencari kerja menjadi bengkel.
Sebelum terjun ke dunia militer Toha ternyata bekerja menjadi bengkel di garasi militer Jepang dari tahun 1942-1945. Karena pekerjaan ini, ia lantas diangkat menjadi bagian tenaga cadangan perang oleh Jepang, dan mendapatkan pelatihan militer setara PETA.
Komandan Barisan Rakyat Indonesia yang Gugur di Gudang Amunisi
Baca Juga: Mengenal Mashudi, Gubernur Jawa Barat ke-7, Tegas dan Anti PKI
Peristiwa tragis yang menimpa Mohammad Toha terjadi pada tanggal 11 Juli 1946, tepatnya ketika kejadian Bandung Lautan Api sedang berkecamuk.
Sebagai Komandan Barisan Rakyat Indonesia pentolan PETA, Mohammad Toha bertanggung jawab mengawal juniornya saat tugas.
Suatu waktu Toha mendapat tugas dari komandannya untuk merampas amunisi Sekutu di gudang mesiu Dayeuhkolot, Bandung. Ia pergi ke lokasi bersama sejumlah anggota juniornya.
Mereka percaya diri karena keberanian yang memuncak untuk perang sudah tak dapat dibendung lagi. Tanpa mereka sadari ternyata kekuatan tentara Sekutu di gudang mesiu lebih besar dari barisan Mohammad Toha.
Namun karena pantang menyerah, mereka memaksakan terus melanjutkan operasi perampasan ini.
Pertempuran pun berlangsung sengit. saking semangatnya bertempur, Mohammad Toha sampai tak terasa jika timah panas Sekutu sudah bersarang di dadanya.
Setelah menyadari ini ia lemas, darah mengalir tanpa henti dan raut muka Toha putih memucat. Ia pun runtuh di tengah pertempuran.
Juniornya dikejar oleh tentara Sekutu dan terancam akan dibinasakan. Hal ini membuat Toha berkorban untuk mereka semua. Konon ia meledakan diri menggunakan granat di saat tentara Sekutu itu melewati tubuhnya.
Baca Juga: Sejarah Gundik di Jawa Barat, Wanita Simpanan Belanda dari Golongan Buruh Perkebunan
Kejadian ini memang tragis, namun bisa menyelamatkan nyawa pejuang yang lain. Begitu pun dengan keadaan musuh yang terkapar mati dekat jasad Toha.
Akibat peristiwa ini, banyak tentara Sekutu yang trauma menghadapi pejuang republik di Tanah Pasundan. Mereka trauma karena pejuang kita saat itu nekad rela mengorbankan jiwanya untuk kemerdekaan bangsa.
Apresiasi dari Pejuang Kemerdekaan
Karena keberanian Mohammad Toha untuk menyelamatkan anak buahnya ini, ternyata mendapat respon langsung oleh Barisan Pejuang Kemerdekaan di beberapa daerah Jawa Barat. Kabar duka yang diselimuti haru ini tersebar hingga ke luar Jawa.
Akibatnya, semangat para pejuang Indonesia saat itu semakin terbakar. Mereka ingin membalaskan dendam Mohammad Toha. Peristiwa ini membuat tentara Sekutu cemas.
Mereka tidak bisa tidur dengan tenang dan selalu memikirkan apa yang akan terjadi jika kematian Toha menimbulkan dampak besar bagi perjuangan kaum republik.
Apresiasi lain juga datang dari petinggi negara, nama Mohammad Toha semakin terkenal dalam lingkungan militer dan tokoh pergerakan lainnya.
Mereka menganggap Toha sebagai pahlawan yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk kemerdekaan.
Selain menjadi bara api yang membakar semangat pejuang republik saat itu, Mohammad Toha juga telah menjadi tokoh besar untuk rakyat Bandung.
Mereka bangga dengan apa yang telah Mohammad Toha lakukan untuk kemerdekaan bangsa. Rakyat Bandung semakin semangat untuk membumihanguskan wilayahnya agar Sekutu cepat minggat dari Tanah Pasundan. (Erik/R3/HR-Online/Editor: Eva)