Jumat, April 18, 2025
BerandaBerita TerbaruManuskrip Kuno Babad Makukuhan, Cerita Kehidupan Masyarakat Agraris di Babakan Pangandaran

Manuskrip Kuno Babad Makukuhan, Cerita Kehidupan Masyarakat Agraris di Babakan Pangandaran

harapanrakyat.com,- Manuskrip kuno Babad Makukuhan merupakan karya sastra berisi mitos. Naskah kuno Babad Makukuhan menceritakan kehidupan masyarakat agraris di daerah Babakan, Pangandaran.

Dalam manuskrip kuno tersebut banyak sekali cerita mengenai cara berpikir para petani zaman dulu.

Hal ini menarik untuk ditelusuri lebih dalam lagi. Mengingat sejarah dari Babad Makukuhan jarang disampaikan dalam buku-buku sejarah Indonesia di sekolah.

Selain bisa memahami cara hidup masyarakat agraris zaman dulu, bagi anak sekolah babad ini juga berfungsi untuk memotivasi diri agar bangga menjadi seorang petani.

Padahal zaman sekarang sedikit sekali generasi penerus yang ingin jadi petani. Mereka hanya bercita-cita menjadi pegawai, pengusaha, dan lainnya. Sedangkan profesi petani yang mulia jarang menjadi cita-cita generasi muda.

Namun, jika nilai-nilai sosial dalam Babad Makukuhan disampaikan hingga ke bangku sekolah dan perkuliahan, mungkin sedikit banyaknya ada harapan generasi muda yang terinspirasi menjadi petani.

Lantas, apa saja yang sebenarnya cerita dalam karya sastra kuno tersebut? Berikut ini ulasannya.

Manuskrip Kuno Babad Makukuhan Bahas Benda Pusaka Sakti

Baca Juga: Legenda Sungai Cirengganis Pangandaran, Tempat Suci Dipercaya Bikin Bujangan Cepat Dapat Jodoh

Dalam buku dengan judul “Kodifikasi Cerita Rakyat Daerah Wisata Pangandaran Jawa Barat” (1998), menurut Idat Abdul Wahid, dkk, halaman pertama naskah kuno Babad Makukuhan membahas tentang jenis benda pusaka sakti bernama Cupu Mustikaning Jagad.

Penulis babad yang tidak disebutkan namanya itu menyebut benda pusaka ini sebagai senjata leluhur orang Sunda yang sangat sakti.

Saking saktinya, Cupu Mustikaning Jagad bahkan bisa membuat kehidupan seluruh orang Sunda menjadi Sejahtera. Dalamhal ini tidak akan pernah mengalami kesulitan sama sekali.

Berdasarkan akademisi epigraf di Indonesia, benda yang disebut-sebut Cupu Mustikaning Jagad dalam manuskrip kuno Babad Makukuhan merupakan perumpamaan untuk menyebut bibit padi.

Kala itu bibit padi yang bisa menghasilkan beras dianggap pusaka karena bisa meregenerasi kehidupan.

Para peneliti naskah kuno sepakat dengan pengertian Cupu Mustikaning Jagad yang tertera dalam Babad Makukuhan. Bahwa sebenarnya benda itu adalah beras.

Merujuk pada fungsi dan manfaat si pusaka membuat arkeolog semakin yakin, jika babad ini lahir dalam kondisi masyarakat Babakan yang saat itu kebanyakannya petani.

Babad yang tidak disebutkan tahunnya ini membuat peta sejarah Pangandaran sedikit berubah dari kebanyakan historiografi yang sudah diterbitkan.

Baca Juga: Budidaya Ikan Air Tawar di Cikalong Tahun 1956, Bibit Terbaiknya Berasal dari Ciamis

Pasalnya, Babad Makukuhan menyebut masyarakat Pangandaran berasal dari penduduk yang berprofesi sebagai petani, bukan pelaut.

Menceritakan Babi Hutan sebagai Hama Kebun dalam Pertanian

Semakin yakin lagi jika Babad Makukuhan ini dibuat oleh masyarakat agraris di Babakan Pangandaran. Karena pada sub bab manuskrip kuno tersebut menyebutkan babi hutan sebagai hama kebun.

Penulis Babad Makukuhan menceritakan betapa bencinya petani di Pangandaran terhadap hewan mamalia yang satu ini. Saking kesalnya, penulis babad menyebut babi hutan sebagai makhluk kutukan.

Dalam manuskrip kuno Babad Makukuhan ini, babi hutan dinamai dengan Kala Gumarang. Selain sering diburu, babi hutan juga kerap diambil dagingnya dan dipisahkan tulang-belulangnya.

Konon menurut cerita Babad Makukuhan, daging babi bisa berubah menjadi ikan, dan tulangnya menjadi hewan ternak besar (sapi dan kerbau).

Cerita ini juga menyinggung berubahnya babi buruan itu menjadi sapi dan kerbau. Hal itu menambah keyakinan arkeolog jika babad tersebut benar-benar berkisah tentang kehidupan masyarakat agraris di Pangandaran.

Baca Juga: Sejarah Goa Parat Pangandaran, Petilasan Cucu Prabu Siliwangi, Penyebar Agama Islam di Tanah Sunda

Pasalnya, fungsi lain dari sapi dan kerbau zaman dulu adalah hewan yang bisa membantu pekerjaan petani di ladang.

Dengan demikian, penggalan kisah mengenai babi kutukan ini bisa membantu para ilmuwan masa lalu menemukan inti cerita dari Babad Makukuhan.

Kala Gumarang (babi hutan) adalah makhluk mitologi terkenal bagi penduduk Desa Babakan puluhan abad silam.

Mengagungkan Citra Petani: Profesi Pemberi Kehidupan

Dalam manuskrip kuno Babad Makukuhan secara garis besar sudah terlihat isinya. Manuskrip kuno yang kualitas tinta dan kertasnya memudar itu gamblang menceritakan keagungan petani Babakan masa lalu.

Mereka bangga dengan pekerjaan tersebut karena petani adalah profesi pemberi kehidupan. Selain itu, penggalan akhir Babad Makukuhan menggambarkan petani sebagai penyambung kehidupan.

Artinya, jika dunia sampai saat ini baik-baik saja, bisa dikatakan ada peran petani zaman dulu yang masih relevan dengan kehidupan sekarang.

Maka dari itu, beberapa kemungkinan arkeolog menciptakan kesepakatan jika Babad Makukuhan adalah manuskrip kuno yang bisa membuat manusia sadar akan alam.

Alamlah yang membuat mereka hidup, dan petanilah yang membuat mereka sejahtera. Jadi bisa disimpulkan alam dengan petani adalah elemen penting kehidupan yang harus terjaga dengan baik.

Bahkan sampai hari mendatang dua elemen tersebut harus benar-benar terjaga. Jika satu diantaranya timpang, maka kutukan besar dari penguasa akan menghakimi manusia di dunia. (Erik/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Polres Ciamis Ungkap Identitas Jenazah Perempuan yang Ditemukan Tewas di Kosan 

Polres Ciamis Ungkap Identitas Jenazah Perempuan yang Ditemukan Tewas di Kosan 

harapanrakyat.com,- Identitas jenazah perempuan yang ditemukan di kamar kosan di Lingkungan Pabuaran, Kelurahan Ciamis, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis akhirnya terungkap. Hal itu setelah polisi melakukan...
Pegawai Minimarket di Garut Diduga Jadi Korban Hipnotis, Uang Puluhan Juta Raib

Pegawai Minimarket di Garut Diduga Jadi Korban Hipnotis, Uang Puluhan Juta Raib

harapanrakyat.com,- Seorang pegawai minimarket di Garut, Jawa Barat menjadi korban hipnotis pelaku kejahatan. Uang sebesar Rp 30 juta milik perusahaan yang niatnya untuk setor...
Pembangunan IKN Tahap II

Pembangunan IKN Tahap II Dimulai, Segini Pemerintah Gelontorkan APBN

harapanrakyat.com,- Pembangunan IKN tahap II untuk periode 2025-2029 resmi dimulai. Pemerintah menggelontorkan dana untuk pembangunan lanjutan Ibu Kota Nusantara ini sebesar Rp 48,8 triliun...
kepastian hukum dunia usaha

Apindo Harapkan Gubernur Jawa Barat Berikan Kepastian Hukum Dunia Usaha

harapanrakyat.com - Apindo mengharapkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan kepastian hukum dunia usaha. Sebab, Apindo menyayangkan akan tidak konsistennya penerapan regulasi di Jawa...
pkl jalan banda

Ratusan Personel Gabungan Satpol PP Tertibkan PKL di Jalan Banda Bandung

harapanrakyat.com - Personel gabungan Satpol PP Kota Bandung dan Satpol PP Jawa Barat menertibkan sejumlah PKL di kawasan Jalan Banda, termasuk GOR Saparua. Baca Juga...
Wajah baru Melly Goeslaw

Wajah Baru Melly Goeslaw Disorot Netizen, Oplas atau Efek Operasi Bariatrik?

harapanrakyat.com,- Melly Goeslaw, penyanyi senior sekaligus anggota DPR RI, kembali menarik perhatian netizen. Kali ini, bukan karena karya musiknya, tapi karena perubahan drastis pada...