Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruManuskrip Kuno Babad Cijulang, Bahas Sejarah Awal Penyebaran Islam di Pangandaran

Manuskrip Kuno Babad Cijulang, Bahas Sejarah Awal Penyebaran Islam di Pangandaran

harapanrakyat.com,- Manuskrip kuno Babad Cijulang membahas sejarah awal penyebaran Islam di daerah Pangandaran. Dalam babad tersebut bisa diketahui betapa rincinya asal-usul peradaban Islami di wilayah pesisir Selatan Jawa.

Berdasarkan penelitian eksternal yang dilakukan akademisi budaya Indonesia, manuskrip kuno ini konon sudah berusia 100 tahun lebih. Bahkan saking sudah lama dan kunonya, kualitas kertas dan tintanya pun memudar.

Kendati kualitas manuskrip mulai memudar, namun kondisi secara utuh masih terbaca dengan baik. Sehingga banyak peneliti manuskrip kuno yang mengalih aksara dan bahasakan babad Cijulang. Salah satu pakar manuskrip yang pernah melakukan itu adalah Prof Eka Djati.

Manuskrip Kuno babad Cijulang ini menjadi warisan budaya paling tua peninggalan leluhur orang Pangandaran.

Selain merawatnya dengan baik, babad Cijulang juga dilestarikan ke dalam berbagai cara. Salah satunya dengan membaca ulang babad setiap tahun sekali.

Saat ini jarang orang Pangandaran mengetahui keberadaan babad Cijulang. Padahal isi cerita yang ada dalam manuskrip kuno tersebut sebagian besar bertutur tentang asal-usul peradaban manusia di Pangandaran.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Pembacaan Sejarah Cijulang Pangandaran, Dibaca Setahun Sekali

Manuskrip Kuno Babad Cijulang Ceritakan Penyebaran Agama Islam di Pangandaran

Babad Cijulang menceritakan penyebaran agama Islam di Pangandaran. Dalam manuskrip kuno ini mengisahkan tokoh penyebar agama Islam pertama di Pangandaran bernama Aki Gede dan Nini Gede.

Mereka sepasang suami istri yang saling berjuang melawan kegelapan di Pangandaran. Sebagian pendapat Aki Gede dan Nini Gede adalah orang sakti.

Mereka memerangi kemusyrikan dan persekutuan yang membuat iman orang Pangandaran gelap. Kedatangan mereka berdua untuk mengajarkan agama Islam dengan baik dan benar.

Aki Gede mengajarkan Islam pada kaum laki-laki, sedangkan Nini Gede memberikan pengajaran Islam pada kaum perempuan.

Jika kita lihat secara teliti cerita dalam babad Cijulang ini memiliki tingkat objektivitas yang baik. Pasalnya, bagi orang Pangandaran kebanyakan tokoh agama tersohor di Pangandaran berasal dari daerah tonggoh (Cijulang dan sekitarnya).

Baca Juga: Kerusuhan Mandor Kelapa 1939, Unjuk Rasa Petani Kopra di Banjar Patroman Tolak Profesi Makelar

Sedangkan, dalam babad Cijulang semua tokoh pembawa ajaran Islam di Pangandaran berasal dari daerah tersebut.

Bahkan jika membandingkannya dengan zaman sekarang, berapa banyak tokoh Islam yang berasal dari sana? Hampir semua agamawan Pangandaran berangkat dari daerah Cijulang dan sekitarnya.

Babad Cijulang Menuturkan Sejarah Para Nabi

Menurut Ketua Lembaga Adat Pangandaran, Erik K. Yudha, selain menceritakan peradaban manusia dan perkembangan agama Islam di Pangandaran, dalam manuskrip kuno babad Cijulang juga menuturkan sejarah para nabi.

Sejarah itu dimulai dari Nabi Adam dengan rasulnya, sampai kemunculan beberapa tokoh Islam penting di Nusantara. Salah satunya ada di daerah Cijulang, Pangandaran.

Dalam penuturan kisahnya, babad Cijulang menceritakan kisah hidup Nabi dan Rasul yang penuh perjuangan.

Manuskrip kuno asal Cijulang ini menceritakan betapa sulitnya Nabi dan Rasul memperjuangkan agama Islam di dunia.

Baca Juga: Layanan Kapal Uap di Pelabuhan Pangandaran Tahun 1919, Subsidi Transportasi Publik dari Pemerintah Kolonial

Namun karena kesabaran yang hebat dan adanya wahyu serta karomah dari Allah SWT, semua perjuangan bisa terealisasi dengan baik.

Babad Cijulang menceritakan itu dengan runtut. Saking runtutnya, manuskrip kuno ini berkisah sampai dengan terbentuknya kerajaan Galuh.

Dalam babad Cijulang, kerajaan Galuh Islam bagian dari perkembangan agama Islam yang semakin hari semakin baik di daerah Jawa Barat.

Masih Ada Tradisi Membaca Babad Cijulang

Masih menurut Erik K. Yudha, demi melestarikan warisan luhung budaya leluhur Pangandaran, terdapat pembacaan ulang manuskrip kuno babad Cijulang setiap tahunnya.

Biasanya tradisi membaca babad Cijulang berlangsung setiap bulan Muharram. Tujuannya supaya mudah teringat, sekaligus memperingati orang Islam jika sudah tiba di bulan Muharram.

Pembacaan dilantunkan dengan nada sebagaimana wawacan Sunda. Tradisi membaca ulang Babad Cijulang akan terus berjalan seiring dengan berkembangnya zaman.

Hal itu supaya generasi muda bisa belajar dan mempertahankan warisan nenek moyang orang Pangandaran yang sudah hebat sejak zaman dulu.

Sebagai tanda menghormati budaya, Erik K. Yudha juga kerap mengajak generasi muda untuk belajar membaca babad Cijulang dengan baik.

Hal ini dilakukan agar manuskrip kuno babad Cijulang terus lestari, tidak hilang, apalagi dilupakan oleh generasi penerus bangsa di masa mendatang. (Erik/R3/HR-Online/Editor: Eva)

Arus mudik lebaran Banjar

Arus Mudik Lebaran 2025, Dishub Kota Banjar Catat 132.764 Kendaraan Melintas Menuju Jawa Tengah

harapanrakyat.com,- Dinas Perhubungan Kota Banjar, Jawa Barat, mencatat ada sebanyak 132.764 kendaraan yang melintas dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah selama arus mudik lebaran...
Lalu lintas padat merayap

Macet di Cikoneng, Arus Lalu Lintas Ciamis-Tasikmalaya Padat Merayap

harapanrakyat.com,- Arus Lalu lintas di Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis padat merayap bahkan macet di Cikoneng, Selasa (1/4/2025) malam. Polisi...
Balita kejang-kejang

Aksi Heroik Polisi Selamatkan Balita Kejang-kejang Saat Terjebak Macet di Sumedang

harapanrakyat.com,- Aksi heroik dilakukan petugas kepolisian dari Satlantas Polres Sumedang, yang mengevakuasi seorang balita perempuan (4) yang mengalami kejang-kejang. Saat kejadian sedang kemacetan di...
hari kedua lebaran

Hari Kedua Lebaran, Objek Wisata Situwangi di Kawali Ciamis Masih Sepi, Kok Bisa?

harapanrakyat.com,- Sejak memasuki libur panjang sampai hari kedua libur lebaran idul fitri tahun 2025, objek wisata Situwangi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat...
wisatawan terseret arus

Baru Sehari Liburan, Sudah Ada Dua Wisatawan Terseret Arus di Pantai Barat Pangandaran

harapanrakyat.com,- Tim gabungan yang terdiri dari Polres Pangandaran, bersama TNI Angkatan Laut dan juga Balawista Kabupaten Pangandaran, berhasil menyelamatkan dua wisatawan yang terseret arus...
Volume kendaraan

Volume Kendaraan Meningkat, Kemacetan Panjang Terjadi di Pintu Keluar Tol Sumedang Kota

harapanrakyat.com,- Peningkatan volume kendaraan terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon atau tepatnya di depan Gate Tol Cisumdawu Sumedang Kota, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, pada H+1...