harapanrakyat.com,- Mantan kepala sekolah di Tasikmalaya, Jawa Barat, berinisial IS yang menggelapkan uang tabungan siswanya sebesar Rp 800 juta, berjanji akan melunasinya dengan cara dicicil.
Hal itu disampaikan IS, mantan Kepala SDN Pakemitan 1 dan SDN Pakemitan 3, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, melalui kuasa hukumnya, saat melakukan musyawarah dengan para orang tua siswa di SDN Pakemitan 3, Senin (31/7/2023).
Dodi Kurniadi, koordinator orang tua siswa mengatakan, pihaknya dan para guru dari dua sekolah tersebut sudah mengadakan musyawarah kekeluargaan dengan pihak mantan kepala sekolah, IS melalui kuasa hukumnya.
“Sebetulnya belum ada kesepakatan final, masih dalam komunikasi. Tetapi sudah masuk ke titik terang. Jadi, intinya kami lebih kehati-hatian. Memang secara real dari pihak Pak IS sudah membuktikan adanya upaya sejumlah uang. Besarannya kurang lebih 26 persen dari nilai yang ia pakai,” ungkapnya, Senin (31/7/2023).
Janji Mantan Kepala Sekolah di Tasikmalaya Cicil Balikin Tabungan Siswa
Namun, lanjut Dodi, pihak orang tua siswa dan sekolah tidak serta merta menerima begitu saja. Saat ini uang tersebut dititipkan kepada pihak yang netral. Dalam hal ini Kepala Desa Pakemitan.
Baca Juga: Gelapkan Uang Tabungan Murid, Mantan Kepsek di Tasikmalaya Tunjuk 5 Pengacara
Ia menyebutkan, 26 persen itu kalau dari kisaran Rp 800 juta, uang tunai Rp 150 juta dan tabungan Rp 50 juta. Kemudian ditambah sertifikat tanah yang menurut IS nilainya mencapai Rp 300 juta.
Pihaknya merupakan delegasi dari orang tua siswa, sehingga sangat hati-hati dalam bertindak atau menerima kesepakatan-kesepakatan tersebut.
Menurut Dodi, dari pihak pengacara IS masih ada kekurangan karena belum bisa membuktikan penjamin hadir di hadapan para orang tua siswa.
“Jadi insya Allah mereka sanggup untuk menghadirkan atau dengan cara lain. Supaya kami keluarga dan sekolah yakin ada upaya untuk melunasi uang yang sudah Bapak IS pakai,” harapnya.
Dodi menambahkan, orang tua siswa ingin uang tabungan anaknya bayar sepenuhnya 100 persen.
Namun, mantan kepala sekolah di Tasikmalaya tersebut belum mampu. Janjinya mau nyicil sampai akhir tahun 2023.
“Kami secara pribadi ada rasa kecewa, kirain mau bayar 100 persen, nyatanya hanya 26 persen. Tapi itu juga kami apresiasi sekali, karena ada upaya untuk pengembalian uang,” pungkasnya. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)