harapanrakyat.com,- Indikator Politik Indonesia baru-baru ini merilis hasil survei elektabilitas para calon presiden 2024 melalui simulasi tertutup.
Gubernur Jawa Tengah yang merupakan Bacapres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, memimpin hasil survei dengan elektabilitas mencapai 32,4 persen.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra dan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menduduki posisi kedua dengan elektabilitas 29,9 persen.
Sedangkan Anies Rasyid Baswedan, bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, berada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 20,6 persen.
“Dukungan tidak signifikan, tapi unggul dari Anies Baswedan yang berada di posisi ketiga dengan suara sekitar 20-21 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Jumat (18/8/2023).
Di luar tiga besar, terdapat nama-nama seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (4,0 persen), Menteri BUMN Erick Thohir (1,9 persen), dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,4 persen).
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno serta Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, masing-masing hanya memiliki elektabilitas 0,9 persen dan 0,5 persen.
Hasil survei ini juga menyoroti dua nama dengan elektabilitas terendah, yaitu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (0,2 persen) dan Ketua DPR Puan Maharani (0,1 persen). Sebanyak 8,1 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.
Baca juga: Ratusan Pendukung Prabowo Subianto Pindah Dukungan ke Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo Memimpin Survei Elektabilitas 35,2 Persen
Selanjutnya, Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi terhadap tiga nama teratas. Ganjar Pranowo tetap memimpin dengan elektabilitas 35,2 persen, diikuti oleh Prabowo Subianto dengan 33,2 persen, dan Anies Baswedan dengan 23,9 persen.
“Anies Baswedan menunjukkan peningkatan dalam simulasi tiga nama capres. Namun, Ganjar Pranowo konsisten meningkat setiap tahun,” ujar Burhanuddin.
Survei elektabilitas ini dilakukan pada 15 hingga 21 Juli 2023 oleh Indikator Politik Indonesia dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah responden yang diwawancarai sebanyak 1.811 orang.
Burhanuddin menjelaskan bahwa data elektabilitas Capres masih fluktuatif dan dinamis. Ia menyamakan pilihan capres dengan perubahan iman, naik dan turun.
“Prabowo unggul 2020-2021, disalip Ganjar di April 2022, Anies menyalip Prabowo di November 2022,” tutur Burhanuddin.
Meskipun demikian, peningkatan elektabilitas Anies Baswedan dari Juni 2022 hingga November 2022 tampak menurun di tahun 2023. Ganjar dan Prabowo memiliki basis yang tidak berbeda secara signifikan, tetapi unggul dari Anies Baswedan.
“Anies sempat mengancam posisi Ganjar, selisihnya tidak terlalu signifikan. Tren elektabilitas masih berfluktuasi,” tambahnya.
Dalam menghadapi pemilihan presiden, perkembangan elektabilitas para calon terus menjadi sorotan. Dengan tingkat kesalahan sekitar 2,35 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, survei elektabilitas ini memberikan pandangan awal mengenai dinamika persaingan di arena politik menjelang tahun pemilihan. (R8/HR Online/Editor Jujang)