harapanrakyat.com,- Video seorang dokter di Kota Banjar, Jawa Barat curhat tentang anak perempuan berusia 7 tahun yang dicabuli pamannya viral di media sosial.
Awalnya dr Sari W Wiharso mengunggah video edukasi sekaligus imbauan kepada orang tua agar waspada terhadap predator seksual yang bisa saja berasal dari keluarga sendiri.
Dalam video yang diunggah di laman Facebooknya, dr Sari mengatakan, ia menerima seorang pasien masih anak-anak usia 7 tahun yang diantar ibunya berobat. Keluhannya, panas, batuk, pilek, dan gatal pada bagian kemaluannya.
“Setelah diperiksa, batuk pilek biasa. Tapi bagian vaginanya ada keputihan dan ada bekas luka. Ibunya sempat ngobrol, curiga ada pelecehan seksual. Karena pas libur dititipkan di rumah neneknya,” ungkap dr Sari, dikutip dari video yang diunggah akun Facebook, Selasa (25/7/2023).
Kronologi Anak Perempuan 7 Tahun Dicabuli Pamannya
Menurut keterangan sang ibu, anaknya itu juga mengeluh sakit saat buang air kecil. Saat itulah dr Sari bertanya langsung ke pasiennya.
“Terus anaknya ditanya, ini sakit? Iya, ini kenapa? Sama paman. Diapain sama paman? Sama kemaluannya digesekin apa dimasukin? Kata si anak, dimasukin,” lanjut dr Sari.
Anak perempuan 7 tahun tersebut juga mengaku 4 kali dicabuli oleh pamannya tersebut di depan TV. Bahkan saat itu, keluarga neneknya juga ada di rumah, hanya beda ruangan.
Dokter Sari mengatakan, masa pengasuhan anak di bawah umur jangan terlalu percaya sama orang. Anak laki-laki maupun anak perempuan sama harus diawasi.
“Astagfirullah saking santainya sampai 4 kali gak ketahuan. Bapak Ibu, hati-hati masa pengasuhan jangan santai, pengawasannya. Hati-hati sekarang mah banyak jalma burung (ODGJ),” katanya.
Baca Juga: Heboh Bocah SD Terpental dari Cator di Banjarsari Ciamis, Pengemudi Kabur
Paman yang Mencabuli Anak Perempuan 7 Tahun Baru Lulus SMA
Menurut dr Sari, paman yang diduga mencabuli anak perempuan tersebut masih berusia 19 tahun. Pamannya itu juga baru lulus SMA tahun lalu.
“Tipe-tipenya (si paman) ini tipe yang mager, nolap, malas bersosialisasi, ada WiFi bebas, yang ditonton kemungkinan pornografi,” katanya.
Dampak pornografi menurut dr Sari, bagian otak PFC (Prefrontal korteks) biasanya tidak bisa membedakan hal baik buruk.
“Tidak ada etika, tidak peduli itu ponakan, anak, tetangga. Biasanya gitu kalau sudah kecanduan. Seperti halnya kasus anak SD melawan gurunya, itu masih usia 12 tahun berani menendang pintu, itu sudah terpapar pornografi. Jadi jika Bapak Ibu, anak-anak melawan ke orang tuanya, ke gurunya, itu sudah bisa jadi ciri,” jelasnya.
Dokter Sari menambahkan, kasus-kasus anak melawan orang tua merupakan dampak kemajuan digital yang tidak dibarengi fungsi pengawasan dan pondasi agama.
“Bapak Ibu, jangan lelah berjuang mendidik anak. Mari asuh anak-anak kita dengan baik, anak laki-laki juga sama banyak predator. Doakan selalu anak, tahajud jangan kendor. Anak amanah Allah yang harus kita jaga,” tandasnya.
Video viral dr Sari curhat terima pasien anak perempuan 7 tahun dicabuli pamannya tersebut sudah dibagikan 78 kali. Video tersebut juga mendapat komentar dari 58 akun Facebook. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)