Sifat mustahil Rasul itu ada. Rasul memiliki sifat mustahil yang merupakan kebalikan dari sifat wajib. Ini merupakan sejarah nabi dalam ajaran Islam yang perlu diketahui.
Di dalam Islam, kita perlu mengetahui yang namanya rasul. Nabi dan rasul adalah sosok teladan dengan kebaikan.
Baca Juga: Istri Nabi Zakaria dan Kisahnya yang Hamil di Usia Lanjut
Rasul ini memiliki sifat yang berbeda. Ada sifat wajib dan juga sifat mustahil yang dapat kita lihat, pelajari, dan juga ikuti.
Sifat Mustahil Rasul Allah SWT
Rasul memiliki sifat wajib yang menjadi teladan untuk para umat muslim. Selain itu, rasul juga memiliki sifat mustahil.
Sifat mustahil ini artinya tidak mungkin. Sifat mustahil adalah lawan dari sifat wajib rasul. Tentu Anda perlu memahaminya dengan baik.
Salah satu rukun iman adalah beriman kepada Nabi dan Rasul yang Allah SWT utus untuk menyampaikan ajaran-Nya kepada semua manusia.
Beriman artinya sama dengan membenarkan dengan hati, mengakui secara lisan, serta mengamalkannya, dan meyakini bahwa semua itu benar.
Tugas dari setiap Nabi dan Rasul adalah untuk menegaskan ke-Esa-an Allah SWT yang merupakan Tuhan semesta alam.
Selain beriman kepada kebenaran yang Nabi dan Rasul, kita juga harus beriman kepada sifat-sifat yang mereka miliki.
Ada sifat yang ada di dalam diri mereka dan ada yang tidak ada. Sifat mustahil Rasul adalah sifat yang tidak ada di dalam diri mereka.
Inilah penjelasan berbagai sifat mustahil yang tidak akan kita temukan pada para Rasul utusan Allah SWT.
Al-Kadzib (Dusta)
Pertama adalah sifat Al-Kadzib yang artinya dusta. Dusta atau bohong adalah sifat tercela dan ketika melakukannya akan mendapatkan dosa.
Para Rasul utusan Allah SWT yang mulia tentu tidak memiliki sifat Al-Kadzib ini.
Baca Juga: Mukjizat Nabi Sulaiman, Tak Hanya Bisa Berbicara dengan Hewan
Penjelasan mengenai ini sudah tertulis di dalam Al-Quran surat An-Najm ayat 2 sampai 4.
Lawan dari sifat Al-Kadzib adalah As-Shiddiq yang berarti benar. Tidak mungkin seorang Rasul mengatakan suatu hal yang dusta karena mereka hanya menyampaikan kebenaran.
Al-Khianat (Berkhianat)
Selanjutnya ada Al-Khianat. Perlu Anda ketahui bahwa seorang Rasul tidak akan berkhianat. Sudah banyak kisah teladan Nabi dan Rasul yang menjelaskannya.
Tidak ada satupun kisah yang menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul melakukan suatu pengkhianatan kepada umatnya.
Semua yang Allah SWT amanatkan kepada para Rasul, pasti akan mereka laksanakan. Sifat mustahil Rasul ini ada di dalam surat Al-An’am ayat 106.
Al-Kitman (Menyembunyikan)
Sifat mustahil yang selanjutnya adalah Al-Kitman yang berarti menyembunyikan. Hal ini termasuk sifat yang tidak mungkin ada pada Nabi dan Rasul.
Setiap hal yang Allah SWT amanahkan kepada mereka, pasti para Nabi dan Rasul akan menyampaikan hal tersebut kepada umatnya.
Meski pada akhirnya banyak orang yang sulit menerima ajaran para Nabi dan Rasul, tetapi mereka tetap gigih menyampaikan kebenaran dan tidak akan pernah menyembunyikannya.
Sekalipun sebagai utusan Allah SWT membuat mereka banyak mendapatkan ancaman, cacian, dan kebencian dari orang-orang di sekitarnya, mereka tetap menyampaikan kebaikan.
Para Nabi dan Rasul tidak pernah mengada-ada. Semua ajaran yang mereka sampaikan sesuai dengan yang Allah SWT berikan.
Al-Badalah (Bodoh)
Selanjutnya ada Al-Badalah yang merupakan sifat mustahil Rasul keempat. Arti dari Al-Badalah ini adalah bodoh.
Sifat mustahil ini memiliki lawan kata Fatonah yang merupakan sifat wajib Rasul. Karena mereka memiliki sifat Fatonah, maka mereka tidak akan mungkin bodoh.
Hal ini Allah jelaskan dalam Al-Quran surat Al-A’raf ayat 199.
Apa Saja Sifat Wajib Rasul?
Jika sifat mustahil tidak ada di dalam diri utusan Allah SWT, maka sifat wajib adalah kebalikannya. Sifat wajib ini menjadikan mereka tauladan.
Terdapat empat sifat wajib Rasul yang perlu kita pahami. Semau sifat wajib ini mulia. Sifat wajib Rasul tersebut adalah Siddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah. Siddiq artinya adalah jujur.
Baca Juga: Nabi yang Menerima Suhuf, Lembaran Wahyu dari Allah SWT
Rasul Allah akan selalu berkata kebenaran. Kemudian, Amanah artinya Rasul dapat kita percaya. Semua ajaran yang mereka sampaikan hanya berisi kebenaran.
Kemudian ada Tabligh artinya menyampaikan dan Fathanah berarti cerdas. Seorang Nabi dan Rasul utusan Allah SWT mustahil bodoh dan menyembunyikan sesuatu terhadap umatnya.
Memahami sifat mustahil Rasul ini memang memiliki banyak manfaat. Dengan begitu, kita bisa mengimani Nabi dan Rasul lebih dalam lagi. (R10/HR-Online)