Wayang Golek merupakan sebuah seni pertunjukan di tatar Sunda Jawa Barat yang saat ini masih dilestarikan. Sejarah Wayang Golek di Jawa Barat pada zaman pra-kolonial dianggap sebagai karya seni yang mengandung unsur mistik.
Pasalnya banyak leluhur orang Sunda dulu yang menganggap Dalang (orang yang memainkan wayang) sebagai orang sakti titisan Karuhun. Dalang dipercaya punya kekuatan superanatural yang bisa berkomunikasi dengan para leluhur orang Sunda.
Oleh sebab itu seni pertunjukan wayang pada zaman dulu sering digunakan untuk upacara yang berfungsi mengkomunikasikan suatu persoalan orang Sunda dengan arwah nenek-moyangnya.
Biasanya masyarakat Sunda zaman dulu akan meminta sesuatu kepada leluhur menggunakan pertunjukan wayang. Dalam permintaanya kepada roh nenek-moyang, mereka ingin diberikan kesuksesan dalam panen padi.
Baca Juga: Sejarah Wayang Golek, Benarkah Warisan Budaya Tiongkok?
Entah apa yang dilakukan oleh sang Dalang, menariknya ketika pertunjukan Wayang Golek selesai dimainkan, ladang padi yang tadinya kering mendadak teraliri oleh air hujan yang jernih. Karena hujan inilah panen raya pun bisa terwujud dengan sempurna.
Sejarah Wayang Golek di Jawa Barat, Dalang Representasi Karuhun
Menurut buku berjudul, “Sejarah Daerah Jawa Barat” (1979), Dalang Wayang Golek kerap direpresentasikan dengan jelmaan Karuhun –leluhur orang Sunda.
Maka tak heran setiap ada pertunjukan Wayang Golek banyak orang Sunda yang tidak ingin melewatkan kesempatan menontonnya. Pasalnya ada anggapan jika mereka menonton Wayang Golek sampai pungkasan –selesai maka akan mendapat rejeki berlimpah.
Namun sebaliknya, orang Sunda zaman dulu percaya jika ada pertunjukan Wayang Golek yang tidak ditonton sampai selesai, maka kesialan akan segera mereka dapatkan dalam waktu dekat. Bahkan kesialan itu berbentuk kematian dengan cara yang menyeramkan.
Oleh sebab itu figur Dalang Wayang Golek dalam kepercayaan masyarakat Sunda selalu berada di tingkat atas. Mereka kadang disejajarkan dengan para Resi atau pemuka agama dalam agama Hindu.
Tak heran jika pada zaman dulu sampai sekarang masih terdapat orang Sunda yang menganggap Dalang Wayang Golek sebagai jelmaan Karuhun yang sakti. Kepercayaan itu ternyata datang dari warisan leluhur orang Sunda dengan cara turun temurun.
Dalang Bisa Berkomunikasi dengan Arwah Nenek-Moyang Orang Sunda
Selain apa yang sudah dijelaskan di atas tentang Dalang yang bisa berkomunikasi dengan Karuhun, Dalang Wayang Golek juga bisa berkomunikasi dengan arwah nenek-moyang orang Sunda melalui metode “kerasukan”.
Baca Juga: Kisah Presiden Soekarno Pecinta Wayang Sejati
Biasanya Dalang Wayang Golek akan kerasukan secara tiba-tiba dan meminta sesaji berupa kopi pait, rokok, dan beberapa jenis bunga saat ia sedang memainkan wayang. Konon orang Sunda zaman dulu percaya apa yang disampaikan Dalang kala itu berasal dari obrolan nenek-moyang.
Bahkan pernah ada yang mengaku jika Dalang Wayang Golek yang telah kerasukan roh nenek-moyang meminta supaya keturunan terdekatnya melakukan sesuatu untuk merawat petilasannya di hutan Priangan.
Pada masa kejayaan Padjajaran, Dalang Wayang Golek diberikan kedudukan yang penting dalam pemerintahannya. Prabu Siliwangi menjadikan Dalang sebagai tokoh superanatural yang bisa membuat pemerintahannya aman dan kuat.
Wayang Golek Jadi Media Peralihan Hindu ke Islam di Jawa Barat
Sama seperti di daerah Jawa, wayang sebagai media dakwah pemuka Islam di masa peralihan dari agama Hindu juga terjadi di Tatar Sunda.
Banyak tokoh-tokoh agama Islam yang menyebarluaskan kepercayaannya menggunakan pertunjukan Wayang Golek. Biasanya Dalang Wayang Golek akan membawa cerita-cerita religi yang berkaitan dengan petuah Islam.
Baca Juga: Sejarah Wayang Kulit Betawi, Pertunjukan Tradisional dari Metropolitan
Dengan demikian para Dalang yang tadinya identik dengan representasi Karuhun berubah kedudukan menjadi representasi tokoh Agama.
Struktur di atas terus berkembang hingga detik ini, pemandangan ini terlihat dari anggapan masyarakat di Jawa Barat kepada seorang Dalang Wayang Golek. Biasanya mereka akan menganggap Dalang tersebut sebagai tokoh agama.
Sama seperti dengan Kyai, kebanyakan para Dalang Wayang Golek hari ini membuat cerita pertunjukannya dengan lebih religius. Seperti halnya Dalang menyelipkan ajaran agama Islam dalam materi pertunjukan wayangnya.
Adapun salah seorang Dalang Wayang Golek yang terkenal punya jiwa religius yang kuat antara lain yakni Dalang Golek (alm). Asep Sunandar Sunarya. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)