Jumat, April 18, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Gerakan Djojobojo dan Kisah PKI Bongkar Rel Kereta Api Banjar-Pangandaran

Sejarah Gerakan Djojobojo dan Kisah PKI Bongkar Rel Kereta Api Banjar-Pangandaran

Sejarah gerakan Djojobojo merupakan perlawanan Partai Komunis Indonesia (PKI) kepada tentara Jepang di Bandung pada tahun 1943. Anggota PKI di Jawa Barat secara serentak menolak kehadiran fasisme, bagi mereka Jepang adalah musuh paling utama.

Berbagai catatan sejarah menyebut gerakan Djojobojo merupakan peristiwa perlawanan revolusi PKI pertama kali terjadi di Indonesia.

Sebelumnya PKI hanya melakukan perlawanan menggunakan pemogokan saja, namun pada peristiwa Djojobojo para anggota PKI mulai melawan penjajah menggunakan senjata api.

Sebagaimana para pejuang revolusi lainnya, anggota PKI di Bandung pada waktu itu membobol markas-markas Jepang yang berisi senjata beserta amunisinya. Mereka mengambil seluruh senjata untuk kemudian dimanfaatkan menjadi alat pembunuh bagi tentara Jepang.

Baca Juga: Cerita PKI Kalah Pemilu di Ciamis, Bikin DN Aidit Kesal

Adapun pemimpin gerakan Djojobojo bernama Mohammad Joesoeph, ia merupakan seorang intelektual kiri yang revolusioner. Namanya berkibar di beberapa daerah Jawa Barat, antara lain sampai ke Cirebon dan Indramayu.

Dalam memajukan gerakan Djojobojo, Joesoeph tidak sendirian, ia dibantu oleh kader PKI lain yang bernama Bahri, Hidayat, K. Muhidin, Suminta, O. Sugih, Mohammad Sain, Azis, dan Parnawidjaja. Nama-nama berikut adalah komandan prajurit paling bertanggung jawab atas meletusnya gerakan Djojobojo di Bandung tahun 1943.

Sejarah Gerakan Djojobojo, Didominasi oleh Kaum Buruh Bermotor

Gerakan Djojobojo berasal dari ramalan Jayabaya yang menyebut akan datang suatu masa orang pemerintahan Hindia Belanda bangkrut. Ramalan Jayabaya mengatakan orang Barat alias Belanda akan kalah oleh bangsa dari Timur yaitu orang Jepang.

Entah kebetulan atau tidak ramalan itu benar-benar terjadi. Ketika meletus perang dunia II, Jepang berhasil membombardir Sekutu yang membuat pemerintahan kolonial Hindia Belanda hancur pada tahun 1942.

Kedatangan Jepang ke Indonesia tahun 1942 disambut baik oleh sebagian masyarakat awam yang tidak mengerti arah politik dunia. Agar kebutaan politik rakyat Indonesia tidak semakin panjang maka para pemuda revolusioner seperti PKI memberikan penerangan melalui berbagai agenda perlawanan.

Salah satunya mengajak sebagian rakyat kiri untuk ikut dengan gerakan Djojobojo. Adapun kisah menarik dari peristiwa ini yakni ketika gerakan Djojobojo lebih diminati oleh kaum buruh pabrik, perkumpulan sopir, buruh tambang minyak, dan buruh perkebunan.

Baca Juga: PKI Bawah Tanah, Gerakan Rahasia Komunis Lawan Jepang

Kala itu golongan buruh di atas dikategorikan ke dalam jenis kaum buruh bermotor. Entah apa yang melatar belakangi mereka bersedia ikut menggelorakan gerakan Djojobojo, sejarah tidak mencatatnya.

Namun, saat itu kaum buruh merupakan golongan paling tertindas oleh pada masa pendudukan Jepang. Bahkan sering kali terjadi kasus pembunuhan sadis oleh tentara Jepang kepada para buruh tersebut.

Tahun 1943 Gerakan Djojobojo Membongkar Rel Kereta Api Banjar-Pangandaran

Menurut mantan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari fraksi PKI bernama Sidik Kertapati, pada tahun 1943 kaum buruh “bermotor” yang terafiliasi dengan gerakan Djojobojo di Bandung turun ke daerah-daerah kecil di Jawa Barat.

Disana mereka sempat melakukan kegiatan sabotase pada lori kereta pengirim logistik dan alat penunjang perang dengan membongkar rel jurusan Banjar-Pangandaran. Pada masa pendudukan Jepang daerah Pangandaran memang jadi basis militer mereka.

Jadi banyak sekali logistik dan persenjataan yang disiapkan untuk melawan musuh jika tiba-tiba Sekutu datang dari arah pantai Selatan. Begitu juga dengan persenjataan tentara Belanda yang ada di Bandung, mereka biasa mengirimnya menggunakan kereta melalui stasiun Pangandaran, Banjar, Garut, sampai ke Bandung.

Namun akibat sabotase tersebut, beberapa kereta pengangkut logistik dan persenjataan Jepang dari Pangandaran menuju Bandung terguling dari beberapa kilo menuju stasiun Banjar.

Salah satu isi gerbong kereta itu adalah bahan baku pelumas senjata yakni buah jarak yang sengaja ditanam Jepang di “kebun kontrak” Pangandaran.

Baca Juga: Bojong Ciamis Basis PKI yang Memberontak Bupati RAA Sastrawinata Karena Pro Belanda

Gerakan Djojobojo Terbatas pada Propaganda Anti Fasis

Menurut buku berjudul, “Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945” (2000), sejarah gerakan Djojobojo merupakan peristiwa perlawanan yang tanggung. Sebab gerakan ini hanya terbatas pada propaganda anti fasis bukan memperjuangkan revolusi untuk kemerdekaan.

Kendati begitu sebagian pendapat menyebut perasaan ingin menjadi bangsa yang merdeka sudah terwakili oleh tujuan kaum buruh bermotor saat gabung menjadi kader PKI dan terafiliasi dalam gerakan Djojobojo.

Kenapa? Sebab mereka bertugas menggagalkan jalannya produksi agar Jepang segera hengkang dari bumi pertiwi.

Aksi sabotase yang dilakukan oleh gerakan Djojobojo ini berakhir dengan daftar tinta hitam Jepang yang menyeramkan. Sebagaimana ciri khas fasis, tentara Jepang secara diam-diam hendak menjebak beberapa pelaku sabotase.

Tipu daya Jepang sukses menggunakan selebaran palsu berbentuk undangan konferensi buruh yang berafiliasi dengan gerakan Djojobojo melalui surat kabar. Adapun mereka yang hadir terdiri dari kader PKI bernama Lukman, Parnawidjaja, dan Tas’an.

Ketiga orang ini terjebak oleh selebaran yang dibuat Jepang. Mereka akhirnya ditangkap dan disiksa oleh tentara Dai Nippon hingga tewas. Bahkan menurut beberapa kesaksian menyebut tiga orang di atas tewas dengan mengenaskan, tentara Jepang memenggal kepala kader PKI tersebut menggunakan samurai tajam yang mengkilap. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Pohon Petai Tumbang Timpa

Pohon Petai Tumbang Timpa Rumah dan Motor di Tasikmalaya, Kerugian Capai Puluhan Juta

harapanrakyat.com,- Hujan deras disertai angin kencang membuat sebuah pohon petai tumbang timpa rumah milik Jajang di Kampung Kiarabongkok, Desa Puspamukti, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya,...
Feike Muller Latupeirissa, Pemain Keturunan Belanda Siap Gabung Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025

Feike Muller Latupeirissa, Pemain Keturunan Belanda Siap Gabung Timnas Indonesia untuk Piala Dunia U-17 2025

Salah satu pemain keturunan Indonesia asal Belanda, Feike Muller Latupeirissa, siap memperkuat Timnas U-17 pada ajang Piala Dunia 2025 mendatang. Tentunya, Nova Arianto menyambut...
Begini Tanggapan Warga Kota Banjar Soal Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran.

Begini Tanggapan Warga Kota Banjar Soal Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran 

harapanrakyat.com,- Sejumlah warga di Kota Banjar, Jawa Barat, menyambut positif wacana reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran yang digulirkan oleh Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Wacana...
Kecelakaan Maut Truk Wing

Kecelakaan Maut Truk Wing Box Hantam Truk Tronton di Sumedang, Satu Meninggal

harapanrakyat.com,- Kecelakaan maut truk wing box bermuatan makanan ringan menabrak truk tronton pengangkut semen dan pohon terjadi di kawasan Kampung Warungbuah, Desa Padanaan, Kecamatan...
Piala AFF U-23 2025 Digelar di Indonesia

Resmi! Piala AFF U-23 2025 Digelar di Indonesia

Indonesia kini resmi menjadi tuan rumah Piala AFF U-23 2025. Anggota Exco PSSI atau Komite Eksekutif PSSI, Arya Sinulingga mengkonfirmasi mengenai kabar tersebut. "Ya, benar,"...
Jelang Pencoblosan PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Ratusan Surat Suara Dibakar

Jelang Pencoblosan PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya, Ratusan Surat Suara Dibakar

harapanrakyat.com,- Masa tenang satu hari jelang pencoblosan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada, KPU Kabupaten Tasikmalaya memusnahkan sebanyak 412 surat suara. Pemusnahan tersebut berlangsung di...