Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Gedung Bank Indonesia Cirebon, Dirancang Biro Arsitek Terkenal Zaman Belanda

Sejarah Gedung Bank Indonesia Cirebon, Dirancang Biro Arsitek Terkenal Zaman Belanda

Gedung Bank Indonesia Cirebon merupakan bangunan khas kolonial yang dirancang oleh biro arsitek terkenal di zaman Belanda.

Nyatanya bangunan yang pernah menjadi kantor cabang De Javasche Bank (DJB) ini sudah beroperasi sejak tahun 1866.

Fakta lainnya, bangunan ini juga dirancang oleh biro arsitek terkenal di Hindia Belanda yang juga merancang De Javasche Bank di daerah lainnya.

Hingga kini bangunan yang sudah berganti nama menjad Gedung Bank Indonesia Cirebon menjadi masih tetap beroperasi dengan mempertahankan ciri khas dan arsitektur kolonialnya.

Baca Juga: Mengenang Proyek Pembangunan Roket di Tasikmalaya 1957

Sejarah Gedung Bank Indonesia Cirebon, Bangunan Khas Kolonial

Gedung Bank Indonesia Cirebon dulunya merupakan sebuah gedung dari cabang De Javasche Bank (DJB) ke-5 yang dibangun di Hindia Belanda.

DJB merupakan sebuah bank swasta di masa Hindia Belanda yang bertugas untuk membantu perekonomian negara terutama pasca kejatuhan VOC.

Karena ketika VOC mengalami kebangkrutan dan meninggalkan hutang yang luar biasa, semua tanggungan tersebut langsung diambil oleh Pemerintahan Belanda.

Selain membantu perekonomian negara, bank DJB juga memiliki peran sebagai bank sirkulasi yang memiliki tugas untuk mencetak uang dan mengedarkannya ke masyarakat.

Sebelum mendirikan kantor cabangnya di Cirebon, DJB sudah memiliki beberapa cabang lain seperti di Semarang, Surabaya, Padang, dan Makassar.

Bank ini sendiri sudah beroperasi sejak tahun 1866 dengan nama Agentschap van De Javasche Bank te Cirebon.

Kini lokasi bank ini kini terletak di Jalan Yos Sudarso No.5-7, Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. Di kawasan ini juga memiliki bangunan-bangunan dengan ciri khas kolonial yang sangat kental.

Penanda Kota Kolonial

Sebenarnya pola pembangunan khas kolonial yang dibuat oleh orang-orang Eropa terutama Belanda memang berpusat pada satu tempat, terutama daerah perkotaan.

Purnawan Basundoro dalam “Pengantar Sejarah Kota” (2016) menyebutkan, ciri lainnya dari kota kolonial adalah adalah perencanaan kota yang cukup baik. Sehingga secara fisik kota-kota kolonial memiliki struktur yang lebih rapi dan teratur.

Sehingga sangat wajar apabila Bank DJB berada di kawasan yang memiliki bangunan khas kolonial lainnya juga.

Baca Juga: Pasoekan Pangeran Papak, Laskar Kemerdekaan dari Garut yang Menampung Tentara Jepang

Dari sisi arsitekturnya Bank DJB ini pada awalnya hanya berlantai 1 dengan gaya Neo-Klasik. Seiring dengan perkembangan waktu dibuatlah menjadi bertingkat dengan gaya Art Deco pada tahun 1919.

Pemugaran kembali itu dilakukan oleh Jan Marianus Gerritzen, anak dari direktur M.J. Gerritzen tepat pada 21 September 1919 yang ditandai dengan peletakkan batu pertama.

Bangunan ini dibuat dan dirancang lebih tinggi, dan memanjang ke belakang. Selain itu, bangunan DJB juga dihiasi dengan kubah dan menara yang memberikan sentuhan khas Eropa.

Berbeda dengan bangunan-bangunan lainnya, Gedung Bank Indonesia Cirebon ini dibuat lebih terlihat ramping dan hanya menggunakan satu kubah saja.

Dibangun Biro Arsitek Terkenal di Zaman Belanda

Gedung DJB yang saat ini menjadi gedung Bank Indonesia Cirebon sebenernya juga orang yang sama yang juga merancang cabang-cabang dari DJB lainnya.

Gedung tersebut dirancang oleh salah satu biro arsitek yang terkenal di zaman penjajahan Belanda waktu itu, yaitu Biro Arsitek F.D. Cuypers & Hulswit Batavia.

Kantor biro yang ada di Batavia itu memang terbiasa menangani berbagai pembangunan terutama kawasan perkotaan di Hindia Belanda.

Yulianto Sumalyono dalam, “Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia” (1995), Pemilik dan pendirinya merupakan dua orang arsitek berasosiasi yang menggunakan nama masing-masing sebagai nama perusahaan mereka.

Sedangkan nama Batavia mereka pakai untuk menunjukkan bahwa perusahaan tersebut merupakan kantor cabang mereka yang ada di Batavia.

Biro arsitek yang memiliki kantor pusat di Amsterdam ini memiliki berbagai macam riwayat pembangunan yang patut diapresiasi.

Beberapa proyek yang pernah mereka tangani seperti de Javasche Bank di Nieuwspoorstraat, NHM (Mederlansche Handel Maatschppij) yang ada di Weltvreden, WEHA (West Java Handel Maatschppij), hingga BPM (Bataafsche Petolium Maatshappij).

Bangunan-bangunan yang perusahaan ini buat memang kental dengan gaya Eropa yaitu Neo Klasik yang berkembang dan terkenal di Eropa sejak abad ke-18.

Selain itu pada bangunan yang mereka rancang juga terdapat ornamen-ornamen Buddhis yang terdapat pada candi Borobudur.

Nasionalisasi Pemerintah Indonesia

Pasca Indonesia merdeka sepenuhnya proyek-proyek nasionalisasi mulai dicanangkan. Nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda itu sendiri ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan-Perusahaan Milik Belanda.

Baca Juga: Pemulangan Artefak Bersejarah dari Belanda ke Indonesia, Ungkap Pengetahuan Sejarah yang Tersembunyi

Meskipun undang-undang tersebut ditetapkan pada tahun 1958, namun terdapat beberapa perusahaan yang sudah diambil alih terlebih dahulu sebelum undang-undang tersebut terbit.

Agaknya kondisi ini disebabkan mendesaknya kondisi waktu itu, mengingat perekonomian Indonesia terbilang belum stabil.

Ditambah desakan mulai bermunculan kuat dari berbagai pihak untuk mendirikan bank sentral sebagai wujud dari kedaulatan ekonomi Indonesia.

Oleh karena itu, tepat pada tahun 1951 Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membentuk Panitia Nasionalisasi DJB.

Mengutip situs Bank Indonesia, proses nasionalisasi ini dilakukan dengan membeli saham DJB oleh Pemerintah Indonesia dengan besar 97%.

Perubahan Bank DJB menjadi Bank Indonesia sendiri diatur oleh Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia yang menggantikan Bank DJB Wet tahun 1922.

Tugas Bank Indonesia sebenarnya hampir sama dengan Bank DJB yang berfungsi sebagai bank sentral. Selain itu, terdapat tugas tambahan seperti pemberian kredit bagi nasabahnya.

Perubahan struktur dan nama ini memberikan dampak bagi cabang-cabang DJB di seluruh Indonesia termasuk yang ada di Cirebon, sejak saat itulah Bank DJB cabang Cirebon ini sepenuhnya dipegang langsung oleh Pemerintah Indonesia.

Hingga kini bangunan-bangunan khas kolonial ini masih dipertahankan bentuk aslinya. Sehingga setiap siapapun yang datang berkunjung terutama ke Gedung Bank Indonesia Cirebon akan terasa nuansa khas bangunan kolonial. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Mobil pemudik yang terbakar di Kota Banjar

Terdengar Suara Percikan, Mobil Pemudik di Kota Banjar Ludes Terbakar

harapanrakyat.com,- Satu unit mobil milik pemudik ludes terbakar di Jalan Raya Cimaragas, Kelurahan Situbatu, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (2/4/2025). Peristiwa itu...
Microsoft Surface Pro 11, Keyboard Fleksibel & Baterai Setara Mac

Microsoft Surface Pro 11, Keyboard Fleksibel dan Baterai Setara Mac

Microsoft Surface Pro 11 membawa gebrakan baru. Ini merupakan laptop Microsoft terbaru. Kehadiran perangkat terbaru ini menarik perhatian banyak orang. Microsoft kini semakin baik...
Sejarah Siger Sunda, Mahkota untuk Pengantin Wanita

Sejarah Siger Sunda, Mahkota untuk Pengantin Wanita

Sejarah Siger Sunda cukup menarik untuk kita telisik lebih lanjut. Ya, Siger Sunda adalah hiasan kepala berbentuk mahkota yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam...
Kandang ayam terbakar

Sebuah Kandang Ayam di Ciamis Ludes Terbakar, Ini Dugaan Penyebabnya

harapanrakyat.com,- Sebuah kandang ayam milik warga di Desa Maparah, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ludes terbakar. Dugaan peristiwa kebakaran tersebut akibat alat oven...
Fitur Motion Photos Whatsapp, Apa Fungsinya?

Fitur Motion Photos Whatsapp, Apa Fungsinya?

WhatsApp kembali berinovasi dengan menghadirkan fitur baru bernama Motion Photos WhatsApp. Fitur Motion Photos WhatsApp ini memungkinkan pengguna untuk berbagi foto bergerak dalam obrolan...
Kandungan Surat Al Qiyamah, Dahsyatnya Hari Kiamat

Kandungan Surat Al Qiyamah, Dahsyatnya Hari Kiamat

Memahami pokok isi kandungan surat Al Qiyamah sudah semestinya dilakukan oleh umat muslim. Hal ini karena memahami kandungannya bisa membantu umat muslim untuk meningkatkan...