Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah RAA Kusumadiningrat, Bupati Galuh yang Beristri Wanita Tionghoa

Kisah RAA Kusumadiningrat, Bupati Galuh yang Beristri Wanita Tionghoa

RAA Kusumadiningrat merupakan salah seorang Bupati Galuh (Sekarang Kabupaten Ciamis) ke-16 yang beristri wanita peranakan Tionghoa pertama. Adapun sang istri yang cantik dan berkulit putih langsat ini bernama The Pit Nio. Konon ia menjadi istri RAA Kusumadiningrat yang ketiga.

The Pit Nio rela dimadu oleh RAA Kusumadiningrat karena ia sangat memimpikan suami seorang pejabat.

Wanita Tionghoa yang dinikahi bupati Galuh ini tumbuh menjadi wanita sosialita. Sebagaimana kebanyakan ibu-ibu pejabat saat ini, The Pit Nio terkenal hobi bersolek dan gemar menghadiri berbagai acara-acara resmi pemerintah mendampingi sang suami.

Menurut berbagai pendapat, RAA Kusumadiningrat mengawini The Pit Nio keduanya berjauhan usia. Bupati Galuh tersebut beristri wanita peranakan Tionghoa saat usianya menginjak kepala 6. Sementara istrinya baru usia 40-an. Kurang lebih usia si suami ke istri terpaut 20 tahun lebih.

Baca Juga: Mengenal Menteri Sosial Pertama Asal Ciamis yang Menikahi Perempuan Ukraina

Kendati begitu karena sang suami adalah orang yang berkuasa di daerah Galuh kala itu, maka dengan senang hati The Pit Nio yang merupakan peranakan Tionghoa rela diperistri seorang kakek-kakek. Berikut akan kami jelaskan beberapa hal penting dan menarik lainnya di bawah ini.

RAA Kusumadiningrat, Bupati Galuh yang Beristri Wanita Peranakan Tionghoa, Sarat Unsur Politik?

Menurut Desvil Riva Shanti dkk, dalam Purbawidya: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Arkeologi berjudul, “Etnis Tionghoa di Kabupaten Ciamis: Diaspora dan Dinamika Pemukimannya pada Abad ke -19 hingga Pertengahan Abad ke -20” (Vol. 11, (1) Juni 2022, pp. 46-65), pernikahan Bupati Galuh dengan wanita Tionghoa sarat unsur politik.

Desvil mengklaim jika perkawinan mereka berdua merupakan simbol politik yang bersifat mendamaikan kedua etnis (pribumi) dan (Tionghoa) di daerah Ciamis. Sebab sebelum adanya pernikahan ini pribumi dan etnis Tionghoa di Ciamis sering terjadi konflik berkepanjangan.

Apapun bisa dipermasalahkan oleh dua pihak yang saling berseteru. Bahkan suatu ketika terdapat korban tewas akibat konflik tersebut. Etnis Tionghoa yang minoritas kerap menjadi korban yang paling banyak dari konflik ini.

Pernyataan Desvil ini diperkuat dengan pergantian nama The Pit Nio menjadi Ni Raden Ayu Djuwitaningrat. Pergantian nama ini dipercaya untuk melambangkan wanita Tionghoa sama derajatnya dengan wanita pribumi. Bahkan bisa diangkat lebih tinggi menjadi istri pejabat.

Kendati demikian masih ada saja beberapa orang yang melirik peristiwa pergantian nama ini sebagai simbol dominasi etnis Tionghoa terhadap golongan pribumi.

Mereka merasa tersaingi dan dianggap remeh karena simbol yang diusung Bupati Galuh RAA Kusumadiningrat tersebut tidak tepat. Seolah-olah pergantian nama The Pit Nio jadi Ni Rd. Ay. Djuwitaningrat adalah lambang keistimewaan dari seorang pejabat pemerintah.

Baca Juga: Kisah Djoeminta, Robin Hood dari Ciamis

Keturunan The Pit Nio Menjadi Pejuang Revolusi

Perkawinan antara Bupati Galuh, RAA Kusumadiningrat dengan The Pit Nio atau Ni Raden Ayu Djuwitaningrat diberikan keturunan seorang anak laki-laki bernama Ong Hok Djoe atau biasa dipanggil dengan sebutan O. Hardjadinata.

Mengutip Desvil dkk, konon O. Hardjadinata tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang berjiwa revolusioner. Tidak seperti saudara Tionghoa yang lain, ia justru berjiwa nasionalis yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kiprahnya menjadi pejuang kemerdekaan pada tahun 1945.

Hardjadinata aktif menjadi anggota Badan Keamanan Rakyat (Cikal bakal Tentara Nasional Indonesia) di Ciamis. Tugas Hardjadinata dalam BKR adalah mengkoordinasikan masyarakat Tionghoa untuk bergabung bersama tentara menghalau serang Belanda.

Ia menjadi simbol yang tepat untuk rakyat pribumi menghargai etnis Tionghoa di Indonesia. Hardjadinata membuat rakyat Ciamis khususnya –rela berdamai dengan penduduk Tionghoa setelah sebelumnya sering berkonflik akibat adanya stratifikasi sosial yang jomplang.

Oleh sebab itu bisa dikatakan perkawinan antara RAA Kusumadiningrat dengan Ni Raden Ayu Djuwitaningrat telah berhasil membuat pola sosial masyarakat Ciamis damai.

Paling tidak masyarakat setempat bisa menghargai dan memposisikan orang Tionghoa sebagai tetangga bahkan bagian dari keluarga yang baik.

Etnis Tionghoa Kembali Dikhianati Pribumi Tahun 1965

Selepas era revolusi berakhir tepatnya pada tahun 1965, konflik-konflik yang melibatkan pribumi dengan golongan etnis Tionghoa kembali terulang. Peristiwa ini terjadi di mana-mana tak terkecuali dengan Ciamis.

Baca Juga: KRT Aria Sunarja, Bupati Ciamis Tahun 1930 yang Dihadiahi Belanda Liburan ke Eropa

Masyarakat di Ciamis kembali memusuhi etnis Tionghoa akibat penggiringan opini dari berbagai berita anti kiri yang menyebut ada keterlibatan etnis Tionghoa dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 di Jakarta.

Konon etnis Tionghoa telah berafiliasi mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk menghajar pahlawan revolusi. Bahkan negara asal orang Tionghoa di Indonesia digadang-gadang akan membantu dana serta senjata untuk pembentukan Angkatan Kelima.

Angkatan Kelima merupakan angkatan bersenjata yang hendak didirikan oleh PKI untuk menyaingi Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat, dan Kepolisian. Angkatan Kelima berasal dari buruh, petani, dan nelayan yang dipersenjatai oleh partai berlogo palu arit.

Akibat peristiwa ini masyarakat pribumi di Ciamis kembali bergejolak memusuhi etnis Tionghoa. Kerusuhan pun terjadi di mana-mana, tidak hanya di kawasan orang Tionghoa dekat alun-alun Ciamis, tapi masyarakat pribumi yang termakan isu di atas menyerang berbagai pemukiman orang Tionghoa hingga ke wilayah kota Tasikmalaya. (R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Desain kebun sayur di belakang rumah memang sangat menarik. Menanam sayur di rumah memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya, salah satunya mengurangi kebutuhan untuk membeli...
Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon

Perjalanan Cinta Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Berawal dari Cinlok hingga Menikah

Aktor pemain film Dua Garis Biru, Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon kini resmi menikah. Momen pernikahan keduanya diunggah oleh Angga melalui akun media sosial...
Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah

Ruben Beberkan Alasan Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah: Dia Butuh Sentuhan…

Ruben Onsu membeberkan alasan Betrand Peto atau Onyo tinggal serumah dengan Sarwendah. Seperti diketahui, sejak tahun 2019, Betrand Peto sudah menjadi anak angkat dari...
Intan Nuraini

Intan Nuraini Rayakan Ulang Tahun Putrinya, Warganet Ramai Berikan Doa Terbaik

Lama tak muncul ke publik, Intan Nuraini bagikan postingan ulang tahun anak perempuannya. Hijaber cantik yang merupakan ibu tiga anak ini kompak merayakan ulang...
Bendungan Cariang di Sumedang

8 Kali Gagal Panen, Petani Desak Pemerintah Perbaiki Bendungan Cariang di Sumedang

harapanrakyat.com,- Para petani yang terdampak jebolnya Bendungan Cariang di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan permanen pada...
Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan

Pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan Tuai Kritikan Netizen

Pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan (Kementerian Pertahanan) ternyata menuai kritik dari banyak pihak. Prosesi pelantikannya berlangsung pada Selasa (11/2/2025). Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, menjadi...