Jumat, April 11, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Egom, Hassan, dan Dirdja Berakhir di Tiang Gantungan Alun-Alun Ciamis

Kisah Egom, Hassan, dan Dirdja Berakhir di Tiang Gantungan Alun-Alun Ciamis

Egom, Hassan, dan Dirdja merupakan trio jagoan dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mengobarkan pemberontakan pada pemerintah kolonial Belanda di Ciamis, Jawa Barat tahun 1926.

Pemberontakan PKI tahun 1926 tersebut merupakan salah satu peristiwa yang tragis dan menegangkan bagi masyarakat Ciamis pada zaman itu.

Pasalnya kerusuhan yang melibatkan PKI dengan kelompok ambtenaar (pegawai pemerintah kolonial) di kantor Bupati Ciamis membuat massa tersulut emosi untuk menyerang kantor kabupaten.

Akibatnya korban banyak berjatuhan, entah itu dari golongan perusuh (PKI) atau pun pihak tentara dan pemerintah kolonial.

Baca Juga: Bojong Ciamis Basis PKI yang Memberontak Bupati RAA Sastrawinata Karena Pro Belanda

Paling parah korban yang berasal dari golongan PKI, pemerintah kolonial berhasil menangkap dan memvonis si korban dengan hukuman mati.

Lebih memilukannya lagi para korban yang divonis mati itu dibunuh dengan metode eksekusi gantung di depan alun-alun Ciamis.

Sebelum peristiwa eksekusi itu dilakukan, terdapat salah seorang Gembong PKI yang belum tertangkap oleh tentara Belanda.

Peristiwa ini membuat pemerintah kolonial khawatir, mereka takut jika nanti si Gembong PKI ini akan membuat kekuatan balasan. Oleh sebab itu tentara kolonial kemudian menghimpun barisannya untuk mencari dan segera menangkap pelakunya.

Egom, Hassan, dan Dirdja, Gembong Pemberontakan PKI di Ciamis 1926

Menurut buku berjudul, “Sejarah Daerah Jawa Barat” (1979), terdapat tiga Gembong PKI yang memberontak di Ciamis pada tahun 1926. Mereka adalah Egom, Hassan, dan Dirdja.

Adapun salah seorang penghasut pemberontakan PKI Ciamis 1926 yang melarikan diri dari kejaran militer kolonial yakni bernama Egom.

Pemerintah kolonial khawatir dengan peristiwa tersebut, oleh sebab itu tentara Belanda yang biasa disebut dengan KNIL melakukan pencarian intensif ke beberapa daerah di Ciamis.

Selain menggerakkan kekuatan militer dari KNIL, pemerintah kolonial juga diberikan bantuan tenaga keamanan dari Kabupaten Ciamis untuk mencari Egom.

Tak berselang lama dari pencarian, salah seorang gembong pemberontakan PKI Ciamis 1926 ini ditemukan di daerah Cirahong. Persis di dekat jembatan kereta api Cirahong yang sampai hari ini masih kokoh berdiri.

Baca Juga: Sejarah Pemberontakan PKI 1926, Pelakunya Digantung di Alun-alun Ciamis

Egom tertangkap dalam posisi sedang menyamar. Konon Egom lari bersama tokoh PKI di daerah Bojong, Ciamis bernama Madsim. Namun takdir harus mengatakan lain pada nasib Egom.

Ia tertangkap oleh militer KNIL dan diadili bersama dua kawan lainnya (Hassan dan Dirdja) dengan vonis hukuman mati melalui eksekusi gantung.

Peristiwa ini terjadi di depan alun-alun Ciamis, selain disaksikan oleh perwakilan pemerintah kolonial dan bupati R.A.A. Sastrawinata, eksekusi itu juga ikut disaksikan oleh masyarakat setempat.

Bupati R.A.A. Sastrawinata Pembekuk Egom, Hassan, dan Dirdja

Ketika pemberontakan PKI Ciamis 1926 gagal dilakukan, Bupati R.A.A. Sastrawinata berhasil membekuk 3 pelaku sekaligus 10 orang PKI lainnya melalui bantuan polisi yang didatangkan langsung dari Bandung.

R.A.A. Sastrawinata membekuk beberapa pelaku pemberontakan PKI Ciamis 1926 berawal dari kirim surat telegram kepada Residen Bandung. Surat telegram itu sampai di hari ketiga setelah pengiriman.

Surat telegram dari Sastrawinata kemudian dibalas oleh Residen Bandung dengan satu kompi polisi dan tentara KNIL. Pasukan militer ini berhasil menangkap 10 orang perusuh yang semuanya berasal dari Desa Linggasari, Ciamis.

Sepuluh orang perusuh itu kemudian dibekuk oleh tentara KNIL dan dibawa ke rumah tahanan kolonial di Ciamis.

Setelah diadili oleh Pengadilan Negeri setempat, 10 orang yang ikut merusuh itu kemudian diasingkan ke Digoel. Sementara 3 Gembong PKI lainnya divonis hukuman mati dengan cara digantung.

Baca Juga: Mengenal SI Puradisastra, Sastrawan Lekra dari Ciamis

Hukuman buang kepada 10 orang perusuh PKI Ciamis 1926 membuat mereka tak bisa kembali pulang ke Ciamis. Digoel menjadi tempat terakhir orang Linggasari, mereka banyak yang menetap dan sampai mati disana.

Bupati Ciamis Mendapat Anugerah Bintang Willems Orde

Setelah Bupati Ciamis R.A.A. Sastrawinata berhasil membekuk Egom, Hassan, dan Dirdja yang merupakan otak di balik pemberontakan PKI 1926, pemerintah kolonial lalu memberikan penghargaan berupa Anugerah Bintang Willem Orde.

Penganugerahan Bintang Willem Orde merupakan penghargaan bergengsi bagi elit tradisional yang menjabat sebagai kepala pemerintah daerah setara Bupati.

R. A. A. Sastrawinata membuat banyak pejabat daerah lain iri. Konon menurut sejumlah berita dalam surat kabar kolonial, Bintang Willem Orde selalu menempel di dada sebelah kanan sang Bupati ke mana pun ia pergi.

Terutama saat Sastrawinata menghadiri rapat-rapat bersama pejabat daerah lainnya. Bintang Willem Orde selalu menempel dan menjadi kebanggaan dirinya –simbol jika dirinya berprestasi sebagai kepala daerah setingkat Bupati. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Cara Menambah 2 Akun Telegram dalam Satu Perangkat dengan Mudah

Cara Menambah 2 Akun Telegram dalam Satu Perangkat dengan Mudah

Cara menambah 2 akun Telegram dalam satu perangkat ternyata bisa dilakukan dengan mudah. Pengguna Telegram tak perlu mengoperasikan dua buah ponsel dalam waktu bersamaan....
ADVAN 360 Stylus Pro, Laptop Convertible yang Serbaguna

ADVAN 360 Stylus Pro, Laptop Convertible yang Serbaguna

Dalam dunia kerja modern yang menuntut fleksibilitas dan mobilitas tinggi, perangkat kerja seperti laptop harus mampu mengikuti gaya kerja penggunanya. Menjawab kebutuhan ini, ADVAN,...
Jukir Liar Minimarket

Dishub Kota Banjar Bakal Tertibkan Jukir Ilegal yang Narik di Minimarket 

harapanrakyat.com,- Dinas Perhubungan Kota Banjar, Jawa Barat, akan menertibkan juru parkir atau jukir ilegal yang biasa menarik biaya parkir di toko modern minimarket. Hal...
BRT Kota Bandung

Halte di Tujuan Wisata, Pemkot Bandung Terus Matangkan Infrastruktur BRT

harapanrakyat.com - Pemkot Bandung terus melakukan pemetaan terkait dampak penerapan transportasi Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Bandung, Jawa Barat. Termasuk mematangkan persiapan infrastruktur...
angka kunjungan wisatawan

Mengalami Penurunan, Angka Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung pada Libur Lebaran 2025

harapanrakyat.com - Pada musim libur Lebaran 2025, angka kunjungan wisatawan ke Kota Bandung, Jawa Barat, hanya sekitar 300 ribu pengunjung. Jumlah tersebut masih jauh...
Sungai Cikaengan

Asik Main di Pinggir Sungai Cikaengan, Seorang Anak di Garut Hilang Terseret Arus

harapanrakyat,com,- Asik bermain di pinggir sungai, seorang bocah di Garut, Jawa Barat, hanyut terseret arus Sungai Cikaengan, Kamis (10/4/2025). Petugas kepolisian dibantu TNI dan...