harapanrakyat.com,- Tumpukan sampah di Dum Pintu Sungai Ciloseh, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kian memprihatinkan.
Sampah yang menumpuk tersebut didominasi sampah plastik. Jika hujan turun volume sampah pun akan meningkat.
Seorang kakek bernama Enjang Dayat (70), penjaga Dum Pintu Sungai Ciloseh yang kerap memungut sampah di sungai tersebut mengatakan, jika hujan sampah terlihat semakin menumpuk.
Bahkan, ia bisa mengangkut sampah hingga 10 truk. Meski begitu, Kakek Enjang tetap semangat tiap harinya memungut sampah yang menggunduk di Sungai Ciloseh.
Perintah dari atasannya untuk membersihkan sampah yang menumpuk di Dam Pintu Sungai Ciloseh merupakan beban yang sangat berat bagi Kakek Enjang.
Lantaran, volume sampah yang begitu banyak tidak seimbang dengan tenaganya yang sudah menua. Terlebih ia melakukannya hanya seorang diri. Terkadang Kakek Enjang dibantu oleh rekannya.
“Kalau terjadi hujan, sampah yang saya angkut bisa mencapai sepuluh truk, bahkan lebih. Sekarang saja tidak ada hujan sampahnya banyak sekali kan,” katanya, Minggu (16/7/2023).
Baca Juga: Tumpukan Sampah di Pasar Lama Kota Tasikmalaya Ganggu Kenyamanan Warga
Atasi Sampah di Dum Pintu Sungai Ciloseh Tasikmalaya
Untuk mencegah atau meminimalisir orang membuang sampah ke sungai, ia pun berharap pemerintah mengeluarkan aturan dengan denda. Agar masyarakat yang membuang sampah ke sungai memiliki efek jera.
Masalah sampah yang menumpuk di Dum Pintu Sungai Ciloseh sudah terjadi sejak belasan tahun lalu.
Akibatnya, aliran air dari Ciloseh ke Sungai Cimulu yang akan mengairi ratusan hektar lahan pertanian di wilayah Cibeureum dan Manonjaya menjadi tersumbat.
“Sampah yang menumpuk itu akan berdampak buruk ke hilir sungai. Kalau dibiarkan akan terjadi penyumbatan pintu air dan menimbulkan volume air meningkat. Jika ini terjadi, diprediksi bangunan yang ada sekitar bantaran sungai akan terendam,” ujar Enjang.
Sementara, ia sendiri tidak mampu jika harus mengangkat sampah tersebut. Ia hanya membuang tumpukan sampah ke tiga pintu saluran induk Sungai Ciloseh.
Enjang tahu bahwa hal itu akan berdampak buruk ke hilir sungai. Namun, apa yang ia lakukan semata-mata hanya sebagai alternatif dalam menangani masalah tumpukan sampah di Dum Pintu Sungai Ciloseh.
“Masalah sampah harus menjadi tanggung jawab dan tugas bersama semua masyarakat. Setiap hari sampah semakin meningkat,” pungkasnya. (Apip/R3/HR-Online/Editor: Eva)