Air terjun darah di Antartika sangat menarik. Semua tentang air terjun darah yang ada di benua Antartika menyimpan banyak misteri. Bahkan, ilmuwan perlu penelitian yang panjang mengenai fenomena alam di Antartika ini. Sebenarnya, air terjun bukan suatu hal yang asing lagi. Bahkan, ada banyak sekali air terjun di Indonesia, dari yang besar hingga kecil.
Baca Juga: Fakta Unik Benua Antartika, Tempat Paling Misterius di Bumi
Namun, Antartika memiliki salah satu air terjun yang langka di dunia. Bagaimana tidak, air terjun ini berwarna merah seperti darah.
Itulah kenapa, air terjun ini mendapat julukan air terjun darah. Bahkan, ada begitu banyak misteri yang tersimpan di dalamnya.
Air Terjun Darah di Antartika yang Unik
Blood Falls atau air terjun darah merupakan salah satu tempat unik yang ada di dunia.
Air terjun unik satu ini terletak di Antartika. Adapun air terjun mengalir dari Gletser Taylor yang ada di lembah kering McMurdo Antartika.
Dengan tinggi sekitar 30 meter, air terjun ini mengalir dari sisi sebuah gletser warnanya merah seperti darah. Warna tersebutlah yang menjadi keunikannya.
Penemuan Air Terjun Darah
Karena letaknya di Antartika yang tidak memiliki penduduk, tentu keberadaan air terjun satu ini seperti tersembunyi.
Keberadaan air terjun darah baru saja teridentifikasi pada tahun 1911. Pada saat itu, ahli geografis asal Inggris bernama Thomas Griffith Taylor sedang melakukan perjalanan ke wilayah Timur Antartika.
Dalam ekspedisi tersebut, tim ilmuwan tersebut berhasil menemukan pemandangan yang menakutkan. Gletser dapat mengeluarkan aliran darah.
Sejak saat itu, air terjun darah di Antartika menjadi salah satu wilayah misterius yang ada di dunia.
Tempat Misterius
Sejak penemuannya pertama kali di tahun 1911, air terjun ini berhasil menarik banyak perhatian.
Hampir semua orang bertanya-tanya bagaimana air terjun ini terbentuk. Bahkan, muncul berbagai teori konspirasi yang unik.
Pada 2003, setelah hampir 100 tahun penemuan air terjun tersebut, para peneliti mulai mendapatkan jawaban dari berbagai pertanyaannya selama ini.
Para peneliti berspekulasi bahwa air terjun ini sudah terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu. Pembentukannya pun melalui proses yang tidak biasa.
Baca Juga: Misteri Laut di Dunia yang Belum Terungkap
Terbukti bahwa ilmuwan menemukan kandungan besi yang tinggi di dalam air terjun darah ini. Jadi, keberadaan air terjun darah merupakan akibat dari kondisi alam di sekitarnya.
Pada awalnya air terjun darah sulit dipercaya dan banyak yang menyebutnya bukan bagian dari Bumi. Akan tetapi, nyatanya pembentukan air terjun darah di Antartika ini sangat menarik.
Proses Pembentukan
Peneliti yang berasal dari University of Alaska Fairbanks dan Colorado Collage berhasil mengkonfirmasi alasan kenapa air tersebut berwarna semerah darah.
Ternyata, warna merah berasal dari oksidasi besi dan air yang kemungkinan besar berasal dari danau air asin tersembunyi di bawah tanah.
Para peneliti menggunakan metode ekolokasi untuk melacak aliran air. Hasilnya, mereka menemukan danau yang berusia 5 juta tahun di bawah Taylor Glacier.
Menurut para ilmuwan, air danau tersebut keluar ke permukaan. Karena berupa air asin, maka terjadi oksidasi ketika bersentuhan dengan udara di luar.
Hal yang lebih mengejutkan adalah air tersebut masih berbentuk cairan meski di dalam gletser yang membeku. Air yang ada gletser Taylor ini mengalir secara terus-menerus.
Danau di bawah gletser yang menjadi pusat air terjun darah di Antartika ini memiliki konsistensi yang sangat asin.
Karena air asin sendiri memiliki titik beku yang lebih rendah daripada air murni dan melepaskan panas ketika membeku, maka air akan melelehkan es.
Sehingga, pada akhirnya air pada sungai bisa mengalir. Hal itu juga yang mendukung keberadaan aliran air di dalam gletser terdingin di Bumi tersebut.
Keberadaan Makhluk Hidup
Menariknya, para ilmuwan juga berhasil menemukan berbagai makhluk hidup di sekitar air terjun darah.
Baca Juga: Kejadian Alam yang Bisa Memusnahkan Bumi, Jatuhnya Bulan
Makhluk hidup yang teridentifikasi adalah mikroba kecil. Mikroba tersebut dapat hidup di lingkungan yang sangat asin, memiliki kandungan besi tinggi, wilayah yang dingin, dan terletak di bawah gletser sehingga tidak tersentuh matahari.
Bakteri ekstremofil lebih ekstrim. Peneliti mengungkap bahwa bakteri tersebut mampu bertahan di kondisi ekstrim lainnya, seperti di luar angkasa sekalipun.
Jadi, air terjun darah di Antartika bukanlah tempat mistis atau alien lainnya. Tempat ini memiliki kondisi yang berbeda sehingga menjadi sangat unik. (R10/HR-Online)