Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruSultan Hamengkubuwono IX, Penjinak Komunisme di Tanah Aristokrat

Sultan Hamengkubuwono IX, Penjinak Komunisme di Tanah Aristokrat

Sultan Hamengkubuwono IX merupakan raja Yogyakarta sekaligus tokoh monarki di Indonesia yang terkenal mampu “menjinakkan” komunisme di tanah aristokrat.

Hanya di tangan Sultan Hamengkubuwono IX orang-orang komunis bisa hidup kompak dan saling bergandengan tangan dengan orang-orang aristokrat. Padahal secara teori golongan aristokrat adalah musuh utama orang komunis, begitupun sebaliknya.

Tapi di Yogyakarta berbeda, atas prakarsa Sultan Hamengkubuwono IX keadaan politik di tanah aristokrat aman terkendali, kendati kelompok kiri mendominasi.

Berbeda dengan yang terjadi di wilayah Surakarta, Sunan Pakubuwono X dulu pernah menjadi bulan-bulanan tokoh kiri karena tidak bisa mengelola kerukunan ideologi.

Namun di Yogyakarta peristiwa semacam itu tidak pernah terjadi. Konon hal ini akibat Hamengkubuwono IX adalah sosok leader yang berpikiran maju. Apalagi pria bernama Dorodjatun ini merupakan lulusan dari Rijk Universiteit Leiden di Belanda.

Baca Juga: Kisah Raja Yogyakarta Hamengkubuwono V yang Tewas Dibunuh Selir

Pikiran maju tersebut tampaknya berpengaruh pada rasa toleransi berideologi yang kerap terlihat dari Hamengkubuwono IX.

Pada intinya HB IX merupakan tokoh bangsa yang tidak terlalu mempersoalkan ideologi. Bagi HB IX yang penting adalah semangat berjuang untuk bersatu membangun bangsa dan negara yang sejahtera.

Sultan Hamengkubuwono IX Jadi Bapak Nasionalis yang Tak Alergi Ideologi

Menurut Muhidin M. Dahlan dalam kanal Youtube @mojokdotco berjudul, “Sultan HB IX, Siasat “Memangku” Orang Kiri dan Komunis di Lingkungan Keraton”, Sultan Hamengkubuwono IX sering mendapatkan julukan bapak Nasionalis yang tak pernah alergi ideologi.

Pernyataan ini dibuktikan oleh Hamengkubuwono IX dengan cara merangkul semua ideologi politik yang ada di wilayahnya. Kebetulan pada tahun 1955 Yogyakarta menjadi basis politik Partai Komunis Indonesia (PKI).

Hamengkubuwono IX memberikan keleluasaan untuk PKI melakukan manuver-manuver politiknya di tanah aristokrat. Prinsip ini membuat Yogyakarta jadi wilayah ramah politik, sehingga walaupun PKI mendominasi, namun daerah tersebut tak pernah ada kericuhan.

PKI menurut pada Sultan Hamengkubuwono IX karena sang penguasa Yogyakarta waktu itu tidak hanya memberikan keleluasaan manuver politik PKI, tetapi juga telah memfasilitasi gedung-gedung penting untuk jadi sekretariat organisasi-organisasi onderbouw PKI.

Radikalisme PKI di Yogyakarta tidak pernah terjadi sebagaimana di Surakarta. Tidak ada kerusuhan yang disebabkan oleh PKI, orang-orang kiri cenderung melebur jadi satu dengan rakyat luas, termasuk mereka yang berasal dari keluarga bangsawan.

Keturunan Keraton Kasultanan Yogyakarta tidak pernah mempermasalahkan PKI sebagai organisasi politik berbahaya. Sebab bagi Hamengkubuwono IX, PKI lahir dari kemajuan zaman. PKI tercipta untuk menciptakan pembaharuan politik anti kolonialisme dan imperialisme.

Baca Juga: Sejarah Sultan Sugih: Hamengkubuwono VII, Raja Paling Kaya

Sultan Hamengkubuwono IX Sempat Menolak Jadi Raja

Sifat-sifat kemajuan yang ada dalam jiwa Sultan Hamengkubuwono IX terlihat ketika ia sempat menolak jadi Raja, apabila harus tunduk pada penguasa asing dan setia menjadi bonekanya.

Sultan Hamengkubuwono IX menolak menggantikan tahta ayahnya HB VIII yang wafat tahun 1939. Namun karena beberapa paksaan, tawaran itu semakin dipertimbangkan. HB IX kemudian menyampaikan maksudnya pada Belanda jika ingin dirinya jadi Raja maka pemerintah kolonial tidak boleh ikut campur.

Pernyataan ini membuat Belanda tersinggung, bahkan menjelang naik tahta dari Dorodjatun menjadi Sri Sultan Hamengkubuwono IX, perdebatan itu masih terus terjadi.

Sultan Hamengkubuwono IX acap kali berdebat dengan Gubernur Jenderal Belanda bernama Lucien Adam. Sang Gubernur menghendaki supaya HB IX menggantikan HB VIII secepat mungkin.

Namun karena kesepakatan HB IX tidak bisa dikabulkan maka ia akan tetap pada pendiriannya. Akibatnya pemerintah Belanda semakin menyudutkan HB IX supaya menandatangani perjanjian dilantik Belanda menjadi seorang Raja.

Kendati kesepakatan itu ditandatangani HB IX dan Belanda, tokoh bangsa yang tak alergi ideologi ini tetap tidak ingin tunduk pada absolutisme kolonial.

Pemandangan ini membuktikan pada kita bahwa pendidikan modern yang berasal dari negeri Kincir Angin membuat Sultan Hamengkubuwono IX menjadi Raja berprinsip dan kharismatik. Ia menolak jadi raja jika Belanda hanya akan memanfaatkannya jadi “boneka mainan” kolonial.

Raja Modern yang Intelek dan Bersahaja

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah penguasa tanah aristokrat di Jawa yang berasal dari golongan intelektual modern.

Selain karena mendapatkan pendidikan di negeri Belanda, Hamengkubuwono IX juga memiliki pemikiran yang terbuka sehingga kerap masuk ke dalam golongan intelektual modern di abad ke-20 masehi.

Baca Juga: Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Bebaskan Rakyat dari Romusa

Salah satu bentuk pemikiran Sultan IX yang terbuka terlihat dari caranya menerima berbagai macam ideologi.

Bagi Sultan IX keberagaman ideologi merupakan bagian dari perkembangan zaman. Oleh sebab itu walaupun Yogyakarta merupakan wilayah yang memegang teguh feodalisme, tapi juga menghargai ideologi penentangnya seperti ideologi komunis.

Bagi sebagian sejarawan menilai prinsip Sultan IX ini sama dengan pemikiran yang berorientasi pada filsafat postmodernisme.

Sultan IX mengajak rakyatnya pada kesadaran modernitas. Begitupun dengan birokrasinya, selepas Indonesia merdeka Sultan IX memutuskan bergabung dengan Sukarno-Hatta.

Sebagai seorang posmodernisme Sultan Hamengkubuwono IX juga menghargai pendapat dan prinsip para politisi dari berbagai aliran ideologi. Sebab dengan cara ini ia yakin Indonesia bisa maju dan berkembang menjadi negara yang saling bahu-membahu untuk bersaing di kancah dunia.

Hal ini menunjukan pada kita betapa pentingnya ilmu dan pendidikan. Intelektualitas merupakan unsur paling penting bagi setiap bangsa untuk lepas dari pembodohan, termasuk pembodohan karena kolonialisme dan imperialisme. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Microsoft Surface Pro 11, Keyboard Fleksibel & Baterai Setara Mac

Microsoft Surface Pro 11, Keyboard Fleksibel dan Baterai Setara Mac

Microsoft Surface Pro 11 membawa gebrakan baru. Ini merupakan laptop Microsoft terbaru. Kehadiran perangkat terbaru ini menarik perhatian banyak orang. Microsoft kini semakin baik...
Sejarah Siger Sunda, Mahkota untuk Pengantin Wanita

Sejarah Siger Sunda, Mahkota untuk Pengantin Wanita

Sejarah Siger Sunda cukup menarik untuk kita telisik lebih lanjut. Ya, Siger Sunda adalah hiasan kepala berbentuk mahkota yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam...
Kandang ayam terbakar

Sebuah Kandang Ayam di Ciamis Ludes Terbakar, Ini Dugaan Penyebabnya

harapanrakyat.com,- Sebuah kandang ayam milik warga di Desa Maparah, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ludes terbakar. Dugaan peristiwa kebakaran tersebut akibat alat oven...
Fitur Motion Photos Whatsapp, Apa Fungsinya?

Fitur Motion Photos Whatsapp, Apa Fungsinya?

WhatsApp kembali berinovasi dengan menghadirkan fitur baru bernama Motion Photos WhatsApp. Fitur Motion Photos WhatsApp ini memungkinkan pengguna untuk berbagi foto bergerak dalam obrolan...
Kandungan Surat Al Qiyamah, Dahsyatnya Hari Kiamat

Kandungan Surat Al Qiyamah, Dahsyatnya Hari Kiamat

Memahami pokok isi kandungan surat Al Qiyamah sudah semestinya dilakukan oleh umat muslim. Hal ini karena memahami kandungannya bisa membantu umat muslim untuk meningkatkan...
Cara Membuka File RAW di HP dengan Mudah dan Praktis

Cara Membuka File RAW di HP dengan Mudah dan Praktis

Cara membuka file RAW di HP menjadi pertanyaan banyak pengguna yang gemar fotografi. Format RAW menyimpan lebih banyak detail daripada JPEG, sehingga sering digunakan...