Dalam catatan sejarah, Partai Fretilin berdiri pada tanggal 20 Mei 1974. Seorang kombatan di Timor-Timur bernama Francisco Xavier do Amaral mendirikan partai Fretilin.
Ketika terjadi konfrontasi dengan tentara Indonesia, Fretilin dianggap sebagai gerakan separatisme yang hendak memisahkan Timor-Timur dari kedaulatan NKRI. Maka tak heran sebagian referensi menyebut Fretilin sebagai pemberontak.
Berdasarkan sejumlah sumber sejarah mengatakan Fretilin adalah partai sayap kiri yang awalnya ingin memisahkan campur tangan Timor-Timur dari Portugal. Namun seiring dengan berjalannya waktu mereka semakin temperamental dengan NKRI.
Partai Fretilin mengambil sikap yang radikal –mereka tegaskan siap berkonfrontasi dengan tentara Indonesia pada 7 Desember 1975.
Baca Juga: Sejarah Operasi Seroja, Operasi Militer Orde Baru ke Timor Timur
Deklarasi konfrontasi Partai Fretilin membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) geram. Selain karena Fretilin bersikap separatis, gerombolan mereka juga kerap melakukan aksi kriminal kepada penduduk sipil. Sejak saat itu juga Partai Fretilin menjadi sasaran utama TNI untuk dihancurkan.
Jika Anda pada tahun 1975 sudah lahir dan berumur dewasa kemungkinan besar akan ingat dengan istilah Operasi Seroja. Nama itulah yang kemudian dijadikan TNI untuk menghimpun kekuatan pasukannya guna menghancurkan kekuatan Fretilin di “Timtim”.
Sejarah Revolusi Anyelir di Portugal Membentuk Partai Fretilin
Pada awalnya Partai Fretilin terbentuk dari ketidak sengajaan kaum revolusioner di Timor-Timur akan perlawanannya terhadap Portugal.
Sebab sejak tanggal 25 April 1974 Portugal telah melakukan dekolonisasi terhadap daerah jajahannya, salah satu dari daerah itu adalah Timor-Timur. Peristiwa dekolonisasi ini kemudian dimanfaatkan oleh kelompok konfrontatif untuk melakukan revolusi.
Revolusi itu ditujukan termasuk dengan “pembebasan diri” dari cengkeraman Indonesia yang sebelumnya memperjuangkan kebebasan Timor-Timur dari Portugal. Dengan kata lain kelompok konfrontatif itu ingin Timor-Timur lepas dari kekuaasan NKRI.
Karena sebuah revolusi membutuhkan wadah untuk menghimpun para pejuang kemerdekaan, maka atas komando Francisco Xavier do Amaral, wadah konfrontasi itu didirikan dengan nama Partai Fretilin pada 20 Mei 1974.
Dengan demikian sejarah Partai Fretilin sesungguhnya lahir dari ketidaksengajaan kaum revolusioner Timor-Timur ingin membebaskan negaranya dari penjajahan Portugal. Karena “kebablasan” mereka berpikir panjang jadi ingin memisahkan diri dari wilayah NKRI.
Baca Juga: Sejarah Program KB Zaman Orde Baru, Ada Peran Ulama
Ada Partai Lain yang Menginginkan Timor-Timur Gabung dengan Indonesia
Kendati Timor-Timur dilanda kekacauan karena Partai Fretilin mengikrarkan kemerdekaan, ternyata ada sebagian partai tak setuju dengan perjuangan mereka. Salah satu partai tersebut bernama Apodeti.
Partai Apodeti tidak menginginkan Timor-Timur dikuasai oleh Fretilin. Apodeti justru menghendaki Timor-Timur gabung kembali bersama Indonesia. Oleh sebab itu, Partai Apodeti bekerja sama dengan TNI dalam memberantas Partai Fretilin.
Melalui Operasi Seroja Apodeti dan TNI sama-sama berjuang melawan gerakan separatisme di tanah Timtim.
Dalam proses Operasi Seroja Apodeti dan TNI mendapat beberapa masalah. Salah satu masalah yang paling sulit ditaklukan terjadi ketika Partai Uni Demokrat Timur ingin gabung kembali dengan Portugal.
Jadi secara tidak langsung Apodeti dan TNI menghadapi dua persoalan sekaligus –serangan dari Partai Fretilin yang ingin memisahkan diri dari Indonesia, termasuk Uni Demokrat Timur yang dibantu oleh kekuatan luar negeri (Portugal).
Namun menariknya Partai Uni Demokrat Timur –yang didukung oleh Portugal, cenderung lebih kooperatif daripada Fretilin. Uni Demokrat Timur malah ingin kemerdekaan Timtim diraih secara damai alias kooperatif-diplomatik.
Baca Juga: Tiga Tokoh yang Merumuskan Pancasila, Nomor 2 dari Kalangan Ningrat Tajir
Sejarah Partai Fretilin Lakukan Aksi Kriminal pada Masyarakat Sipil
Menurut buku yang ditulis oleh Tim TNI berjudul, “Sejarah TNI Angkatan Udara: 1970-1979” (2007), Partai Fretilin kerap melakukan aksi kriminal pada golongan masyarakat sipil di daerah Timor-Timur.
Mereka menamakan pasukan pemberontak itu dengan sebutan Falintil. Semacam tentara dari Partai Fretilin, Falintil sering menyerang masyarakat sipil tanpa sebab. Akibatnya banyak warga tak bersalah menjadi korban.
Falintil tidak saja membunuh masyarakat sipil tetapi juga golongan tak bersalah lainnya yang dianggap musuh Partai Fretilin. Falintil dikenal kejam, mereka tak segan menghabisi musuhnya secara sadis.
Biasanya tentara Falintil sering berhadapan langsung dengan tentara Indonesia. Tak jarang dari mereka saling tembak menembak. Sama seperti halnya kekuatan tentara Nasional Indonesia, tentara Falintil juga terkenal hebat mempraktikan perang gerilya. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)