Sejarah Institut Teknologi Bandung (ITB) merupakan sejarah perkembangan pendidikan yang penting. Pasalnya ITB yang berkedudukan di Bandung ini merupakan sekolah tinggi teknik pertama yang didirikan oleh Belanda.
Sekolah tinggi yang didirikan dengan tujuan memenuhi kebutuhan selama Perang Dunia ini pernah menjadi kampusnya presiden pertama Indonesia, yaitu Ir. Sukarno.
Sukarno waktu itu masuk ke jurusan Teknik Sipil dan menjalani studinya selama empat tahun di kampus tersebut.
Baca Juga: Sejarah Perubahan Galuh Jadi Ciamis, Apa Motif Bupati Sastrawinata?
Sejarah Awal ITB
Pada awalnya Institut Teknologi Bandung ini bernama de Technische Hoogeschool te Bandung atau yang biasa disingkat TH Bandung.
Mengutip sebuah buku yang berjudul, “1920-2020: Satu Abad Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia: Menuju Masa: Menuju Masa Depan Indonesia” (2020), pendirian kampus ini selain bertujuan memenuhi kebutuhan perang adalah sebagai bentuk politik etis.
Walaupun menjadi bentuk dari politik etis, tidak bisa dipungkiri bahwa kampus ini dibangun dengan kerangka politik etis berbalut kolonialisme
Kampus yang resmi berdiri pada 3 Juli 1920 ini pada awalnya hanya memiliki satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan yaitu de afdeeling der weg en Waterbouw.
Pada awalnya pembukaannya ini terdapat 28 orang mahasiswa, namun hanya terdapat 2 orang saja yang merupakan pribumi.
Untuk tenaga pendidik yang mengajar waktu itu terdapat sekitar 12 orang Guru Besar. Pada awal pendiriannya kampus ini masih berstatus bijzondere school atau sekolah khusus hingga tahun 1924.
Barulah setelah itu kampus ini berganti menjadi gouvernement school atau sekolah di bawah naungan pemerintah Hindia Belanda.
Tepat pada Dies Natalis yang keenam pada tanggal 3 Juli 1926 terjadi kelulusan terhadap 19 orang insinyur dari 22 orang.
Baca Juga: Asal-usul Pengemis di Tanah Jawa, Pengalap Berkah Para Raja
Dari 19 orang itu, 4 di antaranya merupakan seorang pribumi. Presiden Sukarno saat itu menjadi salah satu pribumi yang menyandang gelar insinyur dari kampus tersebut.
Momen ini tentu merupakan salah satu momentum yang bersejarah. Kelak sosok Sukarno inilah yang akan menjadi tokoh yang memproklamasikan Indonesia.
Karena gelar inilah ketika Sukarno lulus dari kampus ini ia sering mendapatkan tawaran untuk bekerja di bawah orang Belanda.
Meskipun, pada akhirnya ia sering menolak tawaran tersebut dan memilih jalan lain untuk kemerdekaan Indonesia.
Sejarah ITB pada Masa Pendudukan Jepang
Pada masa pendudukan Jepang menjadi momen-momen paling krusial bagi sekolah tinggi ini. Mengingat Pemerintahan Jepang sangat anti terhadap hal-hal yang berbau Belanda.
Namun, sejatinya tujuan mendirikan sekolah teknik ini sendiri sebenarnya sejalan dengan kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia.
Asep Yudi Permana dalam “Balubur-Tamansari Kota Bandung, Transformasi Kota: antara Kota Kolonial dan Kota Pendidikan” (2021), dibukanya kembali kampus ini pada 1 Maret 1944 adalah dalam rangka kebutuhan perang dunia.
Walaupun pada awalnya sekolah ini sempat mendapatkan larangan dari Jepang. Pelarangan ini semata-mata memang agar sekolah ini tidak disalahgunakan oleh orang-orang pribumi waktu itu.
Meskipun sempat dilarang, namun kegiatan penelitian di laboratorium-laboratorium yang ada di kampus ini tetap diizinkan.
Penelitian ini dilakukan oleh tim yang bernama Institute of Tropical Scientific Research (Lembaga Penelitian Ilmiah Tropis.
Sekolah itu dibuka kembali dengan nama Bandung Kōgyō Daigaku dengan beberapa jurusan yaitu Teknik Sipil, Teknik Kimia, Listrik dan Mesin.
Sementara itu, kurikulum yang awalnya menggunakan kurikulum Belanda diganti menjadi kurikulum kampus yang berada di Jepang yaitu, Tokyo Institute of Technology.
Berbeda dengan masa pendudukan Belanda yang harus menempuh studi hingga 4 tahun, pada masa Jepang ini masa studi yang harus ditempuh hanya 3 tahun.
Beralih Menjadi Institut Teknologi Bandung
Perang Dunia II yang dinamis membuat pergantian kekuasaan sangat mudah terjadi terutama di Indonesia waktu itu.
Jepang pada akhirnya menyerah pada tahun 1945, setelah pasukan sekutu menjatuhkan bom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
Peristiwa inilah yang menyebabkan Indonesia menggagas Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Perusahaan-perusahaan peninggalan Belanda dan Jepang mulai dinasionalisasikan, termasuk sekolah-sekolah seperti sekolah Teknik.
Salah satu peristiwa yang berkaitan juga dengan sejarah ITB, pada tahun 1945 sekolah teknik yang awalnya bernama Bandung Kōgyō Daigaku berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung.
Sedangkan untuk jurusan yang dibuka waktu itu adalah bagian Bangunan Jalan dan Air, Bagian Kimia, dan Bagian Mesin dan Listrik.
Baca Juga: Sejarah Spiegel and Bistro, Toserba Pertama di Semarang Berdiri Tahun 1885
Masa studi yang ditempuh oleh para mahasiswanya mengikuti seperti pada masa pendudukan Belanda yaitu, selama empat tahun.
Lamanya masa studi inilah yang menjadi standar dari masa studi kampus di Indonesia hingga hari ini.
STT Bandung Pindah ke Yogyakarta
Pada tahun 1946 STT Bandung ini dipindahkan ke Yogyakarta, namun karena adanya agresi militer Belanda kampus ini tutup kembali.
Kampus ini baru dibuka kembali pada tahun 1949 dengan jurusan Sipil yang menjadi cikal bakal Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Lokasi yang dulunya ditempati kampus STT Bandung kemudian berdiri Nood-Universiteit van Nederlandsch Indie atau Universitas Darurat Hindia Belanda.
Kampus yang dibuka kembali oleh NICA ini memang didirikan di lokasi STT Bandung sebelumnya. Pembukaan ini sendiri sejalan dengan kedatangan NICA ke Indonesia pada 13 Maret 1946.
Untuk memenuhi kebutuhan pengajar, orang-orang NICA waktu itu membebaskan para pengajar dari TH Bandung yang dipenjara di kamp interniran Jepang.
Para pengajar TH Bandung ini jugalah yang kelak menjadi para pengajar di Universiteit van Indonesie yang kelak berganti nama menjadi Universitas Indonesia.
Masa ini memang merupakan salah satu masa Revolusi Fisik di Indonesia. sehingga kedatangan tentara NICA dan orang-orang Belanda sering terjadi.
Selepas masa Revolusi Fisik tepat pada 2 Maret 1959 akhirnya pemerintah Indonesia meresmikan STT Bandung ini menjadi Institut Teknologi Bandung.
Suradi dalam “Sejarah Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan” (1986), pendirian Institut Teknologi Bandung didasarkan pada PP No. 6 tahun 1959 yang terdiri dari 3 departemen, yaitu: Departemen Ilmu Teknik, Departemen Ilmu Pasti dan Alam, dan Departemen Ilmu Kimia dan Hayat.
Hingga hari ini Institut Teknologi Bandung menjadi salah satu kampus yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia.
Tidak bisa dipungkiri pula bahwa sisa-sisa penjajahan Belanda ini dapat memberikan manfaat bagi Bangsa Indonesia hari ini. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)