Senin, April 21, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Goa Jepang di Pangandaran, Benteng Pertahanan Nippon Buatan Romusha

Sejarah Goa Jepang di Pangandaran, Benteng Pertahanan Nippon Buatan Romusha

Jika Anda berkunjung ke Pangandaran, Jawa Barat coba sempatkan waktu untuk datang ke peninggalan Goa Jepang yang ada di Cagar Alam Pananjung. Menurut sejarah, goa Jepang di Pangandaran dahulu jadi benteng pertahanan tentara Nippon yang dibangun Romusha.

Berdasarkan sejumlah sumber sejarah di Jawa Barat, Jepang berhasil menduduki daerah Pangandaran sekitar tahun 1943. Ketika Jepang datang ke Pangandaran, kapal-kapal perang mereka bersandar di pantai Timur yang pada zaman Belanda disebut dengan de Mauritsbaai.

Tidak seperti daerah-daerah Jawa Barat pada umumnya –yang dijadikan Jepang sebagai tempat pencarian logistik (sumber makanan untuk tentara Nippon), daerah Pangandaran justru dibuat oleh Jepang sebagai pusat pertahanan tentara Nippon di Selatan pulau Jawa.

Baca Juga: Sejarah Pangandaran Pasca Pendudukan Jepang, Pemerintahan Pindah dari Ciamis ke Cilacap

Oleh sebab itu mereka banyak mendirikan goa, bunker, dan tempat menyimpan senjata di hutan-hutan belukar Pananjung. Di Pangandaran sendiri terdapat 3 goa peninggalan tentara Jepang yang dibuat oleh pekerja paksa alias romusha.

Saat ini goa Jepang di Pangandaran masih terbentuk sesuai dengan aslinya. Berdasarkan informasi yang didapat dari sejumlah pemandu wisata Cagar Alam, goa Jepang di Pangandaran belum pernah direnovasi ulang. Sehingga sampai detik ini masih natural sebagaimana yang dibuat langsung oleh tangan-tangan leluhur kita dulu.

Sejarah Goa Jepang di Pangandaran Dibuat oleh Romusha

Menurut Idat Abdulwahid, dkk dalam buku berjudul, “Kodifikasi Cerita Rakyat Daerah Wisata Pangandaran, Jawa Barat” (1998), goa Jepang yang ada di hutan Pananjung dahulu dibangun oleh para tenaga pribumi yang dipaksa kerja oleh tentara Nippon tahun 1943-1944.

Berdasarkan sejumlah temuan fakta sejarah, romusha alias pekerja paksa yang berasal dari orang pribumi Pangandaran, mampu merampungkan bangunan berbentuk labirin gelap (goa) ini kurang lebih selama 1 tahun.

Itu pun mereka dipekerjakan dengan alat seadanya, karena hal itu pula banyak para pelaku Romusha yang meninggal akibat kelelahan.

Selain kelelahan –seperti mengalami dehidrasi yang parah, para Romusha yang meninggal dunia di goa Jepang ini disebabkan oleh penyakit Malaria. Menurut laporan kolonial daerah Pananjung saat itu dihadapkan dengan sejumlah penyakit mematikan karena sanitasi lingkungan yang buruk.

Malaria adalah salah satu jenis penyakit yang paling menakutkan para pekerja Romusha. Jika dihitung dari awal pembangunan sampai akhir kurang lebih ada ratusan orang Romusha yang bekerja untuk pembangunan goa Jepang di Pangandaran yang tewas akibat penyakit ini.

Baca Juga: Sejarah Mbah Bungkus, Sesepuh Pemersatu Sunda Jawa di Pangandaran

Namun tentara Nippon tidak ingin ambil pusing, mereka terus mempekerjakan Romusha sampai pembangunan goa tersebut selesai. Sebab bagi mereka goa Jepang Pananjung merupakan tempat utama untuk menghalau kekuatan musuh yang sewaktu-waktu datang dari arah laut Selatan.

Sejarah Goa Jepang di Pangandaran, Jadi Benteng Pertahanan Tentara Dai Nippon

Goa Jepang dibangun oleh tentara Nippon untuk dijadikan benteng pertahanan tantara fasis. Prajurit-prajurit kejam dari negeri Matahari Terbit ini ingin Pangandaran menjadi basis pertahanannya untuk wilayah Jawa Barat bagian Selatan.

Adapun salah satu ciri goa Jepang dijadikan sebagai benteng pertahanan terlihat dari struktur bangunan yang didominasi oleh lubang-lubang pengintai yang semuanya menghadap kearah laut.

Dahulu para tentara Nippon biasanya ada yang berjaga-jaga di setiap lubang tersebut. Mereka dibekali senapan dan teropong untuk melihat situasi laut jika sewaktu-waktu diserang oleh kekuatan lawan dari arah samudera.

Selain membangun lubang-lubang pengintaian, goa Jepang juga dilengkapi dengan bunker dan tempat penyimpanan senjata. Hal ini disiapkan untuk membuat tentara Jepang aman dari serangan udara musuh.

Namun takdir berkata lain, walaupun tentara Nippon sudah banyak mempersiapkan peperangan melawan Sekutu, akhirnya Jepang kalah dan terusir dari Indonesia. Peristiwa ini ditandai dengan bom atom di Hiroshima-Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.

Baca Juga: Keraton Pertama Kerjaan Galuh, Benarkah Dibangun di Cagar Alam Pangandaran?

Sering Diziarahi Turis Asing dari Jepang

Menurut sejumlah informasi yang beredar di luar, goa yang dibuat oleh Romusha pada masa pendudukan Nippon masih sering diziarahi turis asing asal Jepang hingga hari ini.

Biasanya mereka datang pada tanggal 17 Agutus –bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia. Entah apa yang menjadi alasan mereka menziarahi goa tersebut, yang jelas beberapa pemandu kerap menemukan peziarah itu melakukan ritual.

Ritual tersebut seolah-olah membuat mereka sedang berkomunikasi dengan sesama orang Jepang. Konon menurut berbagai informasi yang diperoleh dari sejumlah pemandu Cagar Alam Pangandaran, turis Jepang itu sedang berbicara dengan leluhurnya.

Mereka ingin menyampaikan permintaan maaf kepada bangsa Indonesia karena di tahun 1942-1945 banyak menyakiti orang-orang tak berdosa. Apalagi pada saat pembangunan goa Jepang di Pangandaran. Banyak pribumi yang mati kesakitan karena dipekerjakan tanpa diberi makan dan minum.

Selain turis yang datang langsung dari Jepang, biasanya para peziarah di goa tersebut juga berasal dari keturunan tentara Jepang yang sudah menjadi orang Indonesia. Kebanyakan berasal dari daerah Jawa Tengah seperti, Sidareja, Jeruklegi, dan Purwokerto. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Reaktivasi Jalur kereta Banjar-Cijulang

Wagub Erwan Sebut Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Cijulang Pangandaran Ditargetkan Selesai 2025

harapanrakyat.com,- Reaktivasi jalur Kereta Api Banjar-Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat sepanjang 82 kilometer ditargetkan selesai pada 2025. Penganggaran reaktivasi jalur kereta ini bahkan sudah...
Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu, Sosok Bupati dan Ulama yang Dicintai Rakyat Gresik di Jawa Timur

Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu, Sosok Bupati dan Ulama yang Dicintai Rakyat Gresik

Sejarah Kanjeng Sepuh Sidayu mungkin masih terlalu asing bagi sebagian besar masyarakat di wilayah Indonesia. Akan tetapi, bagi masyarakat Kabupaten Gresik, di Jawa Timur,...
Mobil Listrik Honda P7, Crossover Canggih Masa Kini

Mobil Listrik Honda P7, Crossover Canggih Masa Kini

Mobil SUV terbaru ini lahir dari kerja sama dua raksasa otomotif lintas negara. Di satu sisi ada Honda, di sisi lain ada GAC, perusahaan...
Apa itu Fitur Footnotes TikTok. Simak Penjelasannya

Apa itu Fitur Footnotes TikTok? Simak Penjelasannya

Fitur terbaru TikTok yang bernama Footnotes tengah menjadi sorotan di kalangan pecinta teknologi. Fitur Footnotes TikTok ini hadir untuk memberikan konteks tambahan pada video...
Galaksi Messier 77, Penemuan Baru Teleskop Hubble yang Strukturnya Mirip Ubur-Ubur

Galaksi Messier 77, Penemuan Baru Teleskop Hubble yang Strukturnya Mirip Ubur-Ubur

Galaksi Messier 77 merupakan sebuah galaksi berstruktur unik yang mempunyai kemiripan dengan tentakel ubur-ubur. Messier 77 merupakan penemuan mengejutkan yang baru saja ditemukan oleh...
Harga Daging Ayam di Pasar Banjar Anjlok, Sempat Dijual Rp 24 Ribu Per Kilogram

Harga Daging Ayam di Pasar Banjar Anjlok, Sempat Dijual Rp 24 Ribu Per Kilogram

harapanrakyat.com,- Harga daging ayam broiler di pasar tradisional Kota Banjar, Jawa Barat, anjlok dan sempat dijual dengan harga Rp 24 ribu per kilogram. Kondisi...