harapanrakyat.com,- Berbeda dari yang lain, usia anak masuk Sekolah Dasar (SD) di Dusun Galunggung, Desa Langkaplancar, Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat minimal 8 tahun. Alasannya, jarak menuju sekolah yang jauh serta medan tempuh yang terjal.
Warga Dusun Galunggung sepakat untuk menyekolahkan anaknya ke SD pada usia 8 tahun. Anak usia 7 tahun dinilai masih terlalu muda dan belum sanggup untuk menempuh jarak sekolah yang jauh dan terjal.
Ketua RT setempat Dedih mengungkapkan jarak gedung sekolah ke permukiman warga sekitar 3 kilometer dengan medan yang menanjak dan curam.
“Kalau tempat lain biasanya anak usia 7 tahun sudah masuk SD. Tapi di sini rata-rata 8 tahun. Alasannya karena untuk menuju sekolahan jauh, medan jalan juga menanjak dan curam,” katanya, Sabtu (10/06/2023).
Dedih menyebut wilayahnya termasuk wilayah yang terisolir, mengingat tidak adanya akses jalan untuk mobil. Bahkan untuk sepeda motor pun hanya bisa ketika kondisi jalan kering. Apabila musim hujan, warga harus berjalan kaki untuk beraktivitas karena motor tidak dapat masuk akibat jalan licin.
“Jadi karena berbagai faktor sehingga warga sini sepakat memasukan anak ke SD pada usia 8 tahun,” jelasnya.
Alasan Usia Anak Masuk SD Minimal 8 Tahun, Jarak Tempuh 1 Jam
Anak-anak warga Dusun Galunggung setiap hari biasa berangkat pukul 06.00 WIB dan sampai ke sekolah pukul 07.15 WIB. Sedangkan waktu masuk mulai pelajaran pukul 07.30 WIB dari yang biasanya pukul 07.00 WIB.
“Jarak tempuh dari sini ke sekolah sekitar 60 sampai 75 menit. Setelah sampai sekolah anak-anak beristirahat sebentar sebelum mulai jam pelajaran,” imbuhnya.
Baca Juga: Jaga Kelestarian Ikan, DKPKP Pangandaran Tebar Ribuan Benih Ikan dan Udang
Menurut Dedih, dulu pernah ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk anak Galunggung bersekolah. Namun karena kurang siswa sehingga MI tersebut pindah.
“Sekarang saya dan warga tidak terlalu berharap ada sekolah. Tapi kami berharap ada akses jalan saja yang dibangun, sehingga daerah saya bisa diakses dengan kendaraan,” pungkasnya.
Sementara Kepala desa Langkaplancar Syarif Haerul Anwar menyebut warganya sangat membutuhkan akses jalan yang baik. Hal itu akan berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat terutama untuk anak-anak bersekolah.
Jumlah penduduk RT 05 terdapat 75 kepala keluarga dengan 280 jiwa. Anak yang sekolah SD ada 25 orang dan tahun ini bertambah 7 orang.
“Berharap Pemkab Pangandaran segera membangun akses jalan,” katanya.
Syarif bercerita kondisi paling miris ketika ada warga sakit atau ibu hamil yang akan melahirkan harus ditandu. Mengingat kendaraan tidak dapat masuk ke permukiman warga. (Enceng/R9/HR-Online/Editor-Dadang)