Sejarah hotel Inna Garuda Malioboro, Yogyakarta menarik untuk kita gali lebih dalam lagi. Pasalnya bangunan tempat menginap orang-orang Belanda zaman dulu ini pernah menjadi kantor Panglima Besar Jenderal Sudirman di era revolusi fisik.
Selain itu hotel Inna Garuda Malioboro juga pernah menjadi saksi kedatangan komedian terkenal dunia, Charlie Chaplin. Pelawak tak bersuara ini pernah menginap di hotel ini ketika sedang melakukan safari komedi ke daerah Asia; salah satunya ke Hindia Belanda.
Menurut berbagai catatan sejarah yang ada, hotel Inna Garuda Malioboro berdiri sejak tahun 1911. Awalnya digunakan untuk tempat menginap khusus orang-orang Eropa. Orang pribumi tidak bisa masuk ke dalam hotel tersebut. Dahulu nama hotel ini adalah Grand Hotel de Djokja.
Hotel Inna Garuda terletak di Jalan Malioboro No. 6 Daerah Istimewa Yogyakarta. Hingga saat ini hotel tersebut masih berfungsi menjadi pesanggrahan mewah tempat menampung tamu-tamu agung dari berbagai pelosok negeri.
Baca Juga: Sejarah Masjid Gedhe Mataram, Masjid Tertua di Yogyakarta
Konon menurut salah satu keterangan dari dokumen masa lalu, Inna Garuda adalah satu- satunya hotel mewah yang pernah ada di pulau Jawa. Lantas bagaimana kisah lain yang lebih seru dari sebelumnya?
Sejarah Hotel Inna Garuda Malioboro saat Jadi Kantor Jenderal Sudirman
Peralihan fungsi hotel Inna Garuda Malioboro dari penginapan menjadi kantor Panglima Besar Jenderal Sudirman terjadi pada tahun 1947. Lebih tepatnya pada saat Indonesia sedang mengalami agresi militer Belanda pertama di Yogyakarta.
Menurut berbagai kesaksian yang ada, pemilihan hotel Inna Garuda Malioboro jadi markas militer terjadi akibat penyakit TBC sang Jenderal terus menjalar. Harapannya jika Sudirman ditempatkan di hotel maka beban penyakitnya akan ringan.
Dalam hotel Jenderal Sudirman tidak berhenti bekerja. Kendati sambil terbatuk-batuk sang Jenderal terus membuat strategi perang menghadapi Belanda.
Dalam ketenangan badan dan jiwa Sudirman bekerja sungguh-sungguh, hingga pada akhirnya ia menemukan strategi penyerangan bernama supit hurang.
Sampai saat ini kamar yang pernah ditempati Jenderal Sudirman di hotel Inna Garuda Malioboro dikeramatkan pengelola hotel. Selain jadi petilasan sejarah konon kamar ini juga mengandung kisah mistis. Pengunjung hotel hanya bisa melihat dari luar alias tidak diperbolehkan masuk ke kamar tersebut.
Baca Juga: Sejarah Sirine Gaok di Yogyakarta, Alat Belanda Umumkan Bahaya Perang
Hotel Inna Garuda Disambangi Charlie Chaplin
Menurut Moh. Nasrudin dalam buku berjudul, “Permata Anak Band di Lembah Hitam” (2002), hotel Inna Garuda Malioboro ternyata tidak hanya jadi petilasan Jenderal Sudirman saja, sebab hotel ini juga pernah disambangi komedian tersohor dunia yakni Charlie Chaplin.
Charlie Chaplin menginap di hotel Inna Garuda Malioboro karena terpesona dengan keindahan tempatnya. Selain karena sama-sama dibangun dengan gaya Eropa, hotel ini juga memiliki fasilitas modern dan pepohonan rindang yang bisa membuat orang di dalam merasa sejuk.
Kedatangan legenda komedi dunia terjadi akibat Charlie Chaplin sedang mengadakan safari ke Hindia Belanda. Selain datang ke Yogyakarta sebelumnya ia pernah mengunjungi Priangan Utara.
Setelah Charlie Chaplin menginap di sana, hotel Inna Garuda Malioboro menjadi terkenal sampai ke manca negara. Komedian berkumis unik ini mempromosikan hotel tersebut ke khalayak umum. Ia juga memberikan pengalaman positif pada orang-orang di negaranya saat sedang berlibur ke Yogyakarta.
Adapun peristiwa menginapnya Charlie Chaplin di hotel Inna Garuda Malioboro terjadi pada tahun 1932. Setelah itu ia kemudian melanjutkan perjalanan berliburnya ke pulau dewata Bali.
Baca Juga: Sejarah Sultan Sugih: Hamengkubuwono VII, Raja Paling Kaya
Menjadi Hotel Bersejarah di Yogyakarta
Saat ini hotel Inna Garuda Malioboro menjadi destinasi wisata bersejarah di Yogyakarta. Selain karena bangunannya yang berarsitektur Belanda tetapi juga karena memiliki catatan historis yang menarik di dalamnya.
Mesin waktu mencatat hotel tersebut sebagai tempat modern zaman Belanda yang kaya fasilitas. Bahkan hotel ini sudah punya fasilitas air hangat untuk mandi tetamu yang menginap. Selain itu sajian makan malam hotel ini menambah ketertarikan pengunjung.
Para pelancong zaman dulu menanti hidangan istimewa bernama Rijsttafel. Makanan yang kaya lauk pauk berwarna mencolok, kuliner perpaduan lidah pribumi dan Belanda. hidangan istimewa nan mahal tersebut dahulu ada terdapat dalam daftar menu makan malam hotel Inna Garuda Malioboro.
Hotel Inna Garuda menjadi bukti nyata betapa pentingnya Yogyakarta dalam kacamata para pelancong sejak dulu. Artinya tak heran jika sampai saat ini daerah berjuluk Kota Gudeg ini menjadi tujuan utama para wisatawan domestik maupun mancanegara. Sebab sudah sejak Yogyakarta menjadi daerah ramah wisata. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)
