Pencernaan lemak di usus halus berperan penting. Usus halus sebagai bagian pencernaan akan mencerna lemak. Anatomi tubuh ini tentunya memiliki caranya sendiri.
Seringkali kita menganggap buruk keberadaan lemak. Banyak yang berpikir bahwa mengonsumsi lemak bisa membuat tubuh menjadi tidak sehat dan bahkan obesitas.
Padahal, lemak tidak selalu menyebabkan hal buruk pada tubuh. Lemak juga menjadi salah satu kandungan yang sangat tubuh butuhkan.
Baca Juga: Fungsi Anus dalam Sistem Pencernaan dan Anatominya
Ketika kandungan lemak masuk di dalam tubuh, maka sistem pencernaan akan mencoba mencernanya. Kali ini kita akan membahas bagaimana lemak usus halus cerna.
Pencernaan Lemak di Usus Halus untuk Tubuh
Sistem pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ. Salah satu organ yang memegang peranan cukup penting adalah usus halus.
Usus halus ini seringkali disebut sebagai usus kecil. Organ usus halus menjadi bagian terpanjang yang ada di saluran pencernaan manusia.
Kehadiran usus halus ini saling bekerja dengan organ pencernaan lainnya. Karena adanya usus halus pada sistem pencernaan, maka proses mencerna makanan setelah meninggalkan perut.
Di dalam usus ini juga terjadi proses penyerapan lemak. Cara kerjanya juga sangat menarik.
Fungsi Lemak untuk Tubuh
Lemak adalah suatu senyawa kimia dengan kandungan unsur H, C, dan juga O. Senyawa ini berperan dalam menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram menyediakan asam lemak esensial, dan melarutkan vitamin A, D, E, K.
Selain itu, lemak juga berfungsi sebagai pelindung organ tubuh yang sangat penting dan juga melindungi tubuh pada suhu yang rendah.
Baca Juga: Fungsi Usus 12 Jari dalam Sistem Pencernaan, Simak Penjelasannya!
Karena itu, proses pencernaan lemak di usus halus sangatlah menarik. Karena nyatanya, lemak bukan senyawa yang negatif saja, melainkan juga memberikan banyak manfaat.
Proses Usus Halus Mencerna Lemak
Usus halus atau usus kecil juga membantu dalam proses pencernaan lemak. Pastinya usus halus mencerna lemak dengan cara yang berbeda.
Ketika makanan berada di usus halus, maka pencernaan lemak yang sesungguhnya terjadi. Perlu Anda tahu bahwa lemak tidak bisa larut dengan air.
Oleh karena itu, perlu adanya proses pencampuran atau emulsifikasi lemak di dalam tubuh. Pada bagian atas usus kecil yang bernama duodenum yang merupakan tepat emulsifikasi lemak.
Emulsifikasi lemak pada usus halus ini terjadi secara mekanis dan berlanjut dengan bantuan asam empedu yang berasal dari kantung empedu.
Asam empedu dalam pencernaan lemak di usus halus akan mengemulsi lemak dan mengubahnya menjadi ukuran lebih kecil beratus-ratus kali lipat.
Di saat bersamaan, organ pankreas yang berada di bawah perut juga menghasilkan enzim lipase. Enzim inilah yang akan mengemulsi lemak dengan hidrolisis hingga menjadi gliserol dan asam lemak.
Kedua senyawa tersebut mampu bereaksi dengan garam empedu hingga nantinya menghasilkan molekul lemak lebih kecil lagi, bernama micel.
Setelah molekul lemak menjadi micel, enzim lipase kembali memecah molekul lemak menjadi asam lemak dan monogliserida yang akan melewati usus halus.
Setelah melewatinya, asam lemak berubah menjadi trigliserida dan bergabung dengan kolesterol, fosfolipid, dan protein untuk membentuk struktur baru bernama kilomikron.
Lapisan protein yang ada pada kilomikron tersebut akan membuatnya dapat larut ke dalam air. Alhasil, pencernaan lemak di usus halus langsung dapat melewati pembuluh getah bening dan aliran darah ke jaringan tubuh lainnya.
Ketika kilomikron bergerak di aliran darah, maka akan segera menyalurkan trigliserida ke jaringan adiposa. Semua sel dapat menggunakan asam lemak untuk menjadi energi, kecuali di otak, sel darah merah, dan mata.
Bahan Makanan yang Mengandung Lemak
Lemak sebenarnya adalah senyawa yang menjadi sumber energi. Sayangnya beberapa orang menganggap lemak berbahaya.
Baca Juga: Sistem Ekskresi pada Manusia, Berikut Ini Organ dan Fungsinya!
Sebenarnya lemak mulai dianggap berbahaya setelah suatu penelitian menunjukkan hubungan kematian akibat penyakit jantung koroner dengan tingginya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
Adapun lemak terbagi menjadi dua, yaitu lemak hewani dan nabati. Makanan sumber lemak hewani adalah keju, susu, kuning telur, daging sapi, kambing, ayam, dan bebek. Kemudian, lemak nabati meliputi kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan juga buah alpukat.
Anda bisa mengonsumsinya dalam batas wajar dan tidak berlebihan. Sebab, mengonsumsi terlalu banyak akan menyebabkan pencernaan lemak di usus halus dan organ pencernaan lainnya lebih sulit. (R10/HR-Online)