Pembangunan kanal Batavia abad 17 menarik untuk kita ulas kembali perjalanannya. Kanal Batavia merupakan program pemerintah VOC yang bertujuan menyediakan air bersih untuk masyarakat bumiputera.
Kala itu Batavia kesulitan air bersih, rata-rata sumber air yang ada di sana berbentuk rawa kotor. Oleh sebab itu masyarakat sekitar sulit mendapatkan air bersih untuk dikonsumsi. Ketika Belanda datang dengan kongsi dagangnya, maka air bersih semakin dibutuhkan.
Akibatnya pemerintah VOC langsung membentuk program pembangunan kanal, fungsinya ketika kanal itu sudah selesai dibangun maka air hujan yang bersih bisa ditampung ke dalam kanal tersebut.
Baca Juga: Sejarah Pasar Baru Bandung, Pusat Dagang Tionghoa Zaman Kolonial
Ketika kanal di Batavia selesai dibangun, pemerintah VOC mendapatkan penghargaan dari rakyat bumiputera. Mereka senang dengan program-program VOC yang memajukan rakyatnya, Batavia menjadi tertata, bersih, dan paling penting air jernih mengalir.
Pembangunan Kanal Batavia Abad 17 jadi Jalur Kapal Dagang
Menurut Edi Sedyawati dalam buku berjudul, “Sejarah Kota Jakarta 1950-1980” (1987), pembangunan kanal di Batavia pada abad 17 memiliki fungsi ganda. Selain untuk mengaliri Batavia dengan air bersih, kanal tersebut juga berguna jadi jalur kapal dagang.
Artinya para pedagang-pedagang asing yang hendak berjualan di Batavia kala itu bisa menggunakan jalur kanal. Tak tanggung-tanggung kapal-kapal besar masuk ke dalam kanal tersebut.
Para pedagang asing menjadi leluasa menjajakan barang dagangannya karena transportasi pengangkut barang boleh masuk ke daerah perkotaan.
Masih menurut Edi Sedyawati (1987), pembangunan kanal Batavia abad -17 mulai pada tahun 1621. Kala itu Gubernur Jenderal VOC bernama Jan Pieterszoon Coen yang menginisiasi pembangunan.
Selain membangun kanal Jan Pieterszoon Coen juga membangun tembok-tembok pertahanan. Gubernur Jenderal VOC itu nampaknya sudah berfikir panjang mengenai nasib Batavia.
Kebanyakan orang Belanda betah di Batavia, karena itu VOC sudah sejak awal membangun Batavia sebagus mungkin.
Baca Juga: Agraris Wet 1870, Kebijakan Kolonial yang Melahirkan Para Bandit
Kanal Batavia Bagian dari Strategi Pertahanan VOC
Pembangunan kanal Batavia berfungsi jadi strategi pertahanan VOC. Pemerintah VOC sudah memikirkan jauh mengenai cara mempertahankan diri dari serangan mendadak musuh yang tak terduga.
Kanal-kanal berbentuk parit itu menjadi senjata natural VOC yang berfungsi menghambat serangan musuh.
Masih menurut Edi Sedyawati (1987) pembangunan kanal-kanal Batavia tidak hanya untuk dijadikan benteng pertahanan, akan tetapi kanal tersebut juga berfungsi untuk jalur lalu lintas perdagangan. Para pedagang asing memanfaatkan kanal lebah dan panjang ini untuk menembus pemukiman.
Selain itu kanal-kanal di Batavia juga berguna untuk jalur perjalanan orang asing, bagi mereka yang belum mengenal peta Batavia maka kanal-kanal inilah yang menjadi arah menemukan peradaban di tengah kota.
Hal ini mengakibatkan kanal ini menjadi risiko untuk pemerintah pusat kolonial di Batavia. Pasalnya akses kanal yang mudah menunjukan jalan ke pusat pemerintahan membuat musuh bisa datang kapan saja. Maka dari itu pembangunan kanal-kanal ini memiliki unsur pro dan kontra.
Jadi Obat Rindu ke Kampung Halaman Orang Belanda di Batavia
Selain memiliki fungsi praktis, pembangunan kanal di Batavia sejak abad 17 masehi ini juga menjadi ciri jika orang Belanda rindu kampung halaman. Pasalnya kanal-kanal yang dibangun di tengah kota Batavia mirip persis dengan kanal-kanal yang ada di negeri Belanda.
Baca Juga: Sejarah Wabah Flu Spanyol di Pulau Jawa, Dianggap Penyakit Kutukan
Orang Belanda biasa menggunakan kanal untuk menampung air bersih, fungsi lainnya untuk memompa semangat seusai kerja yang melelahkan –tempat hiburan seperti memancing menggunakan perahu.
Walaupun kanal-kanal di Batavia ini dibangun untuk mengobati rasa rindu ke kampung halaman orang Belanda, nampaknya kanal yang di bangun di pulau Jawa ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Perbedaan ini pula yang terkadang membuat jengkel orang Belanda.
Salah satu perbedaan yang membuat jengkel orang Belanda yaitu ketika warga sekitar justru memanfaatkan kanal untuk mencuci pakaian. Masyarakat pribumi begitu hobi mencuci pakaian di kanal-kanal.
Selain mengganggu pemandangan warga pribumi yang sedang mencuci pakaian di kanal juga berisiko mengotori kualitas air.
Padahal inti dari pembangunan kanal itu adalah penyediaan air bersih, sedangkan orang-orang pribumi dengan mudahnya mengotori aliran tersebut. Parahnya selain jadi tempat cuci kanal tersebut juga kerap jadi tempat buang hajat. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)