Selasa, April 8, 2025
BerandaBerita TerbaruOtto Iskandardinata, Guru HIS yang Berpolitik dan Hilang Diculik

Otto Iskandardinata, Guru HIS yang Berpolitik dan Hilang Diculik

Otto Iskandardinata adalah pahlawan Nasional yang berangkat dari seorang guru HIS (Hollandsch-Indische School). HIS adalah sekolah dasar yang dibangun oleh pemerintah kolonial khusus untuk anak-anak bumiputera.

Sejak tahun 1920 Otto resmi dilantik pemerintah kolonial sebagai guru HIS. Sebagaimana Ambtenaren (Pegawai Negeri) saat itu, Otto ditugaskan berpindah-pindah. Salah satunya pada tahun 1924 ia dipindah tugaskan pemerintah mengajar di HIS Pekalongan.

Dari sini Otto Iskandardinata mulai aktif menekuni karir gandanya sebagai politisi. Tepatnya pada tahun 1925, Otto memberanikan diri bergabung dengan organisasi pergerakan Nasional Boedi Oetomo. Dalam organisasi tersebut ia aktif membantu rakyat bumiputera yang membutuhkan pertolongan.

Adapun Boedi Oetomo merupakan badan politik pertama yang dipilih oleh Otto untuk melatih dirinya menjadi pribadi yang kritis.

Baca Juga: Iwa Koesoemasoemantri, Menteri Sosial Pertama Kelahiran Ciamis

Pria berjuluk Si Jalak Harupat ini nampaknya betul-betul mengasah diri di dalam Boedi Oetomo, ia ingin menjadi sosok yang bersinar di antara tokoh-tokoh lain dalam Boedi Oetomo.

Usahanya pun berhasil, akibat kesungguhannya dalam organisasi Boedi Oetomo, nama Otto Iskandardinata menonjol dan menarik perhatian warga masyarakat di Pekalongan. Peristiwa ini membuat Otto dilirik oleh pemerintah kolonial.

Kiprahnya dalam dunia pendidikan dan politik bumiputera membuat pemerintah kolonial simpati. Tak lama setelah itu Otto Iskandardinata diangkat menjadi anggota Gementeraad atau wakil rakyat di tingkat kota.

Tujuannya agar pemerintah bisa bekerjasama dalam mengelola kehidupan masyarakat Pekalongan dengan mudah.

Otto Iskandardinata Pernah Jadi Anggota Volksraad

Tidak hanya menjadi anggota Gementeraad, nama Otto Iskandardinata juga tercatat sebagai anggota Volksraad dan berkantor di Batavia. Pria kelahiran Bojongsoang Bandung, Jawa Barat pada 31 Maret 1897 menjabat wakil rakyat (Volksraad) periode 1930-1941.

Volksraad adalah badan birokrasi setara dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sekarang. Fungsinya tak jauh berbeda dengan DPR hari ini, Volksraad memiliki kewajiban menampung dan merealisasikan aspirasi rakyat bumiputera. Terutama warga masyarakat yang sedang mengalami kesulitan.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Sejarawan, Julinar Said, dkk dalam buku berjudul, “Ensiklopedia Pahlawan Nasional” (1995).

Selama menjadi anggota Volksraad, Otto Iskandardinata dikenal sebagai wakil bumiputera yang vocal. Ia kerap menyuarakan aspirasi rakyatnya dengan keras.

Sesekali mengkritik tajam pemerintah kolonial, bahkan pernah menginisiasi demonstrasi buruh di pabrik gula Wonopringgo, Pekalongan, Jawa Tengah.

Pria berperawakan tinggi besar ini juga sering membela hak rakyat dari tangan-tangan ringan militer. Otto Iskandardinata sering melindungi bumiputera dari perilaku represif tentara Belanda hingga membebaskan rakyatnya dari jebakan bunga hutang rentenir yang mencekik.

Baca Juga: Mengenang Dewi Sartika, Pejuang Emansipasi Wanita Keturunan Menak Sunda Revolusioner

Otto Iskandardinata Jadi Menteri Negara

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Otto Iskandardinata diangkat oleh Presiden Sukarno menjadi Menteri Negara. Rekam jejak politik Otto yang eksis saat menjadi anggota Volksraad menjadi modal dasar Sukarno memilihnya jadi menteri di kabinet pertama.

Selain itu sebelumnya juga Otto dipilih menjadi bagian dari Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI).

Artinya sudah banyak pengalaman Otto dalam dunia politik bumiputera. Oleh sebab itu dengan tekad yakin Sukarno memilihnya jadi Menteri Negara dengan tugas yang lumayan berat dan berisiko.

Lantas apa tugas berat dan beresiko yang Otto emban tatkala menjadi Menteri Negara? Jawabannya adalah, Otto memiliki tugas meleburkan laskar-laskar pejuang ke dalam satu wadah militer bernama BKR (Badan Keamanan Rakyat).

Usulan ini banyak ditentang oleh para kombatan perang, terutama laskar-laskar pejuang radikal yang berafiliasi dengan kekuatan kiri, komunis. Laskar yang menolak itu adalah Laskar Ubel-Ubel. Konon laskar ini merupakan komunitas kombatan perang yang isinya orang-orang simpatisan komunis.

Laskar Ubel-Ubel disebutkan sebagian orang dengan nama Laskar Hitam. Konon akibat tidak setujunya laskar ini masuk dalam BKR membuat hidup Otto terancam.

Laskar Hitam yang berbasis di daerah Tangerang, Banten meneror Otto dengan mengancam akan membunuhnya.

Namun Otto tak gentar, gertakan itu ia anggap sebagai kritik halus, sehalus siulan burung yang baru keluar dari sangkarnya.

Baca Juga: Raden Ayu Lasminingrat, Pejuang Emansipasi Wanita Asal Garut

Otto Iskandardinata Diculik Laskar Ubel-Ubel

Menurut surat kabar Belanda, Het Dagblad yang terbit pada tanggal 16 Januari 1946 bertajuk, “Bandoeng: Otto Iskandar Ontvoerd”, mantan guru HIS yang aktif jadi anggota Volksraad di era kolonial berjuluk Si Jalak Harupat telah diculik oleh laskar Ubel-Ubel.

Dalam surat kabar tersebut nama pelaku penculikannya diganti bukan Laskar Ubel-Ubel melainkan Indisch Bronbeek. Menurut keterangan orang yang kebetulan jadi saksi penangkapan Otto saat itu menyebut penculikan itu terjadi pada tanggal 10 Januari 1945.

Sebagaimana sudah dibahas di awal, Laskar Ubel-Ubel atau Indisch Bronbeek ini merupakan komunitas kombatan perang yang berafiliasi dengan orang-orang komunis. Mereka terkenal kejam dan tak pandang bulu menghajar musuhnya jika melunjak.

Hal itu terjadi pada Otto Iskandar saat 5 hari sesudah diculik, tokoh Nasionalis yang kerap disamakan dengan ayam jantan ini mendadak lemah tak bisa melawan.

Laskar Ubel-Ubel telah mengeksekusi matinya pada 15 Desember 1945. Caranya sungguh kejam, konon Otto mati akibat tusukan belati di leher.

Adapun peristiwa ini terjadi di daerah Tanah Tinggi, Tangerang, Banten. Meskipun demikian banyak orang yang belum percaya bahwa Otto Iskandardinata mati terbunuh Laskar Ubel-Ubel. Kisah ini masih menjadi misteri hingga hari ini. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Kandungan Surat At Tahrim Ayat 4 tentang Kecemburuan Istri Nabi

Kandungan Surat At Tahrim Ayat 4 tentang Kecemburuan Istri Nabi

Setiap ayat dalam Al Quran menyimpan pesan mendalam, apalagi kalau menyangkut kehidupan rumah tangga Nabi. Salah satunya bisa Anda temukan dalam kandungan Surat At...
dua rumah tertimpa pohon

Dua Rumah di Tasikmalaya Tertimpa Pohon Tumbang, Korban Merugi Puluhan Juta

harapanrakyat.com,- Akibat hujan deras, dua rumah di Kampung Babakan, Desa Tanjungkarang, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat mengalami kerusakan setelah tertimpa pohon, Senin (7/4/25). Beruntung,...
Jumlah Semut di Dunia Akhirnya Diungkap Oleh Para Peneliti

Jumlah Semut di Dunia Akhirnya Diungkap Oleh Para Peneliti

Jumlah semut di dunia mungkin jadi pertanyaan absurd. Namun, jumlah semut ini menjadi hal yang unik. Sangat jarang orang yang terpikir untuk tahu seberapa...
Pelajar lompat ke sungai

Kasus Pelajar yang Lompat ke Sungai Citanduy di Kota Banjar, LBH dan Keluarga Lapor Polisi

harapanrakyat.com,- Keluarga almarhum R (17), pelajar yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat ke sungai Citanduy Kota Banjar, Jawa Barat, akhirnya buka suara. Selain memberikan...
Sejarah Syekh Bela Belu, Jejak Perjalanan Menemukan Cahaya

Sejarah Syekh Bela Belu, Jejak Perjalanan Menemukan Cahaya

Sejarah Syekh Bela Belu sangat menarik untuk kita ulas. Siapa kira, di balik keindahan Pantai Parangtritis, Yogyakarta, ternyata tersimpan kisah menarik yang berkaitan dengan...
terjatuh ke jurang

Pengendara Sepeda Motor di Sumedang Terjatuh ke Jurang 10 Meter, Begini Kondisinya

harapanrakyat.com,- Seorang pria paruh baya pengendara sepeda motor mengalami kecelakaan terjatuh ke jurang sedalam 10 meter di jalur Cadas Pangeran. Peristiwa ini tepatnya terjadi...