Kisah Fudhail bin Iyadh mungkin belum banyak diketahui umat Islam. Fudhail bin Iyadh yang bertaubat menjadi kisah yang luar biasa. Berawal dari seorang perampok, lalu menjadi ulama besar.
Perampok merupakan orang yang menginginkan harta seseorang dengan paksa. Jika menjadi perampok termasuk sebuah pekerjaan yang sangat tercela.
Baca Juga: Abu Sufyan Bin Harits, 20 Tahun Musuhi Nabi Berakhir Haru
Namun, atas kuasa Allah yang luar biasa, kemudian bisa mengubah hati seorang perampok yang ditakuti. Selanjutnya bisa menjadi ulama besar yang begitu disegani.
Kisah Fudhail bin Iyadh yang Berprofesi Sebagai Perampok
Sepertinya nama imam Fudhail bin Iyadh tidak asing untuk kalangan para muslim yang menuntut ilmu. Sebelum menjadi seorang ulama besar, Fudhail adalah seorang perampok yang cukup ditakuti.
Namun, justru menjadi berbalik saat hidayah Allah datang. Tidak hanya melakukan taubat biasa, bahkan juga berupaya menjadi seseorang yang mulia menurut pandangan Allah.
Mencoba belajar dengan keras dalam mempelajari ilmu agama. Fudhail terus mempelajari berbagai ilmu agama, khususnya hadits. Bahkan berguru dengan banyak ulama pada masanya.
Fudhail bin Iyadh Bersiap Merampok
Alkisah suatu malam, ada pedagang ingin melintasi lembah untuk menuju Sirjis. Namun menyadari, jika daerah tersebut sangat rawan terjadi perampokan.
Apalagi, kelompok Fudhail bin Iyadh yang sering beroperasi pada tempat tersebut. Sehingga memilih berunding terlebih dahulu dengan kemah sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan.
Masing-masing pria tersebut menyebutkan beberapa Kalamullah sebelum rencana melanjutkan perjalanan. Sementara, tak jauh dari tempat tersebut ada Fudhail beserta kawan-kawannya. Bersiap untuk melakukan perampokan kafilah dagang tersebut.
Kisah Fudhail bin Iyadh berniat akan menyergap jika telah mendekati lembah yang gelap. Namun kafilah pedagang tersebut juga bersiap dengan rencana.
Baca Juga: Kisah Nabi Uzair, Hidup Kembali Usai Tidur Selama 100 Tahun
Salah satunya akan melepas anak panah setelah membacakan Alquran surah al-Hadid ayat 16. Fudhail bin Iyadh ternyata juga mendengar bacaan ayat tersebut.
Namun tiba-tiba, tubuh Fudhail menjadi bergetar hebat. Merintih dan berteriak keras, bahkan menjadi jatuh pingsan. Anak buahnya menganggap Fudhail terkena tembakan panah.
Padahal, ternyata tidak ada satu pun luka pada tubuh Fudhail bin Iyadh. Anak buahnya mencoba membangunkan Fudhail. Saat sadar kembali tubuhnya menjadi basah oleh keringat.
Sementara itu, pedagang yang lainnya juga mulai melepaskan anak panah kedua menuju Fudhail sambil membaca surah adz-Dzariyat ayat 50.
Fudhail juga mendengar bacaan ayat tersebut. Saat ini, berteriak dengan lebih keras. Lantunan ayat tersebut membuat Fudhail semakin gelagapan. Bahkan menyuruh anak buahnya agar pergi meninggalkannya.
Kisah Fudhail Bin Iyadh Bertemu Raja
Fudhail melangkahkan kakinya menuju ke arah Makkah. Namun belum sampai dan berkemah pada suatu daerah dekat Narawan.
Sementara itu, Sultan Harun al-Rasyid yang ada di istananya bermimpi. Ada suara gaib menyeru kepadanya dalam kondisi tak sadar.
Pada keesokan paginya Sultan al-Rasyid meminta beberapa orang untuk menemui Fudhail bin Iyadh. Setelah itu, orang-orang suruhan tersebut berhasil membawa Fudhail menuju istana Baghdad.
Fudhail merasa terkesima dan menyeru ke arah langit. Sultan Harun al-Rasyid menerima Fudhail dan memberi sambutan yang baik. Saat ini Fudhail menjadi berubah total.
Kisah Fudhail bin Iyadh melakukan taubat nasuha yang telah membuatnya kembali pada jalan cahaya. Sejak saat itu, Fudhail menghabiskan semua waktu hidupnya untuk belajar serta beribadah.
Menjadi Ulama Besar
Setelah cukup lama menetap di Kufah, sebelum menghabiskan sisa hidupnya di Tanah Suci. Pada puncak karier Fudhail sebagai ulama, masyarakat menjulukinya sebagai ahli ibadah pada kota suci.
Baca Juga: Kisah Abu Dujanah dan Pohon Kurma Membuat Rasulullah Menangis
Namun Fudhail wafat di Makkah pada Muharram 187 H atau 803 M. Sejak meninggalkan profesi perampok, Fudhail bin Iyadh justru menekuni berbagai ilmu agama.
Bahkan juga berguru dengan banyak ulama pada masanya. Pada akhirnya, Fudhail terkenal sebagai pakar ilmu hadis serta memiliki banyak sanad.
Seseorang yang biasa melakukan perbuatan dosa, maka hatinya menjadi hitam dan sulit menerima hidayah. Namun terkadang, terdapat sedikit celah dalam hatinya yang belum tertutup akan kegelapan maksiat.
Kisah Fudhail bin Iyadh Allah bisa mengubah hati sekeras batu jadi selembut air. Fudhail sungguh-sungguh bertobat di hadapan sang Pencipta hingga Allah mewariskan hati sangat lembut dan mudah mengingatnya. (R10/HR-Online)