Jenis senyawa residu merupakan sisa-sisa. Berbagai jenis residu muncul akibat sisa senyawa kimia yang terbentuk. Senyawa kimia ini terbentuk sebagai hasil sampingan.
Residu terbentuk sebagai bahan yang tertinggal setelah pemisahan atau penyaringan. Contoh paling mudah dari residu adalah sisa-sisa limbah industri.
Residu ini bisa memiliki berbagai jenis wujud. Keberadaan residu ini bisa saja membahayakan lingkungan ketika berada di dalam jumlah yang banyak.
Jenis Senyawa Residu, Apa Saja?
Residu adalah suatu bagian yang tersisa dari suatu senyawa setelah melewati proses atau reaksi kimia.
Baca Juga: Senyawa Organik dan Anorganik: Definisi dan Perbedaannya!
Senyawa ini terbentuk sebagai hasil sisa yang tertinggal setelah adanya pemisahan atau penyaringan. Umumnya residu berasal dari sisa limbah industri, seperti limbah kimia maupun limbah padat yang terbentuk
Namun, residu juga bisa terbentuk di dalam proses reaksi kimia yang lainnya. Contohnya residu logam berat di dalam air limbah. Bisa juga residu asam amino yang terdapat di dalam sintesis protein.
Berikut ini jenis-jenis dari senyawa residu yang perlu Anda pahami.
Residu pada Wadah atau Peralatan Laboratorium
Di dalam laboratorium, residu dapat terbentuk pada wadah atau peralatan sebagai sisa-sisa bahan kimia atau senyawa yang menempel.
Keberadaan residu ini bisa mengganggu akurasi analisis. Itulah kenapa, jenis senyawa residu seperti ini perlu dihilangkan dengan benar agar mencegah kontaminasi pada percobaan berikutnya.
Contoh metode pembersihan yang umum adalah mencuci dengan air atau pelarut organik, sonikasi, hingga penggunaan bahan pembersih spesifik.
Radio Kromatografi
Jenis residu berikutnya ini terbentuk karena sifat adsorpsi atau kemampuan melakukan retensi kolom kromatografi di zat tertentu.
Residu kromatografi terbentuk karena beberapa alasan, mulai dari campuran bahan yang tidak homogen yang terinfeksi ke dalam kolam atau perubahan kondisi pada aliran kolom.
Keberadaan residu ini mengganggu akurasi analisis, sehingga perlu menghilangkannya dengan benar dengan pelarut atau campuran yang lebih kuat, resin penukar ion, dan bahkan kolom baru.
Residu Asam Amino
Jenis senyawa residu asam amino terbentuk selama sintesis protein. Asam amino yang tidak berhasil bergabung ke dalam rantai peptida akan menjadi residu.
Baca Juga: Perbedaan Unsur dan Senyawa dari Berbagai Sisi Termasuk Sifatnya
Adanya residu asam amino dapat mengurangi efisiensi protein dan mempengaruhi struktur fungi dari protein tersebut.
Untuk menghindari adanya residu asam amino, maka perlu memperhatikan kondisi sintesis protein, seperti pH dan suhu. Jika terbentuk, maka perlu dihilangkan dengan teknik pemurnian protein.
Residu Limbah
Residu ini terdiri dari sisa bahan atau senyawa yang muncul selama proses produksi atau industri, misalnya limbah kimia atau limbah padat.
Contoh residu limbah seperti logam berat di dalam air limbah industri yang dapat mencemarkan lingkungan. Pengolahan limbah industri ini sangat penting agar mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Metode pengolahannya seperti filtrasi, penggunaan bahan penyerap, atau bahan pengoksidasi.
Residu dalam Makanan
Di dalam makanan, residu terbentuk sebagai sisa bahan kimia atau senyawa yang ada di dalam proses produksi.
Contoh dari residu pangan ini adalah adanya residu pestisida pada buah dan sayuran, atau bisa juga residu antibiotik pada daging dan produk susu.
Untuk mencegah terbentuknya jenis senyawa residu pada makanan, perhatikan penggunaan bahan kimia dan jangan lupa perhatikan aspek keamanan pangan.
Jika terdapat residu pada makanan, maka perlu pemantauan atau pengujian secara teratur. Pengujian ini bertujuan untuk memastikan bahwa makanan tersebut layak untuk masyarakat konsumsi.
Residu dalam Sampel
Residu ini terbentuk sebagai sisa bahan atau senyawa yang tidak diinginkan dalam sampel yang akan dianalisis. Contoh residu ini adalah bahan pengotor di dalam air atau residu dalam sampel tanah.
Baca Juga: Pengertian Senyawa Hidrokarbon dan Fungsinya dalam Kehidupan
Untuk menghindari residu sampel, maka perlu mengambil sampel dengan benar. Adapun cara menghilangkan residu sampel adalah dengan teknik pemurnian, seperti filtrasi, ekstraksi cair-cair, atau kromatografi.
Pada dasarnya setiap residu memiliki dampak negatif yang bisa membahayakan lingkungan maupun menghambat proses pengamatan yang terjadi di dalam laboratorium.
Itulah kenapa, senyawa residu di kehidupan perlu kita hilangkan dengan baik. Beberapa residu mungkin membutuhkan proses penghilangan yang lebih lama.
Terdapat beberapa teknologi untuk mengelola jenis senyawa residu untuk mengurangi dampaknya, seperti stabilisasi, solidifikasi, stabilisasi dan solidifikasi, dan pembakaran. (R10/HR-Online)