Jenderal Leonardus Benny (LB) Moerdani merupakan mantan Menhankam yang pernah berdinas jadi intelejen misterius pada zaman Orde Baru. Konon ia selalu berhasil melumpuhkan musuh ketika sedang menjalankan aksi penyamaran.
Keterampilan dalam ilmu intelijen datang sejak lama, Benny Moerdani begitu sapaannya bahkan hampir tidak diketahui banyak masyarakat luas tentang siapa sebetulnya dia. Hal ini menandakan jika Benny memang tokoh intelijen Indonesia yang melegenda.
Walaupun tidak diketahui oleh banyak orang awam, ketika Benny meluncurkan buku biografi, tamu undangan yang hadir berasal dari kalangan sosial penting di republik ini.
Tamu undangan antara lain seperti, Menteri Kabinet Pembangunan VI, Mensesneg Moerdiono, Menpora Hayono Isman, Menteri Transmigrasi dan Perambah Hutan Siswonono Judohusodo, Mendagri Rudini, Jenderal Soemitro, Mendikbud Fuad Hasan, dan seterusnya.
Baca Juga: Sejarah Intelijen di Indonesia, dari Orde Baru hingga Era Reformasi
Ketika acara dimulai para tamu penting negara duduk serius memperhatikan Benny berbicara. Mereka bersikap rendah di hadapan Benny karena menghormati jasa-jasa sang Jenderal saat dulu bertugas menjadi intelijen yang penuh dengan risiko.
Kisah Masa Kecil Jenderal LB Moerdani
Menurut surat kabar Surabaya Post yang terbit pada tanggal 22 April 1993 bertajuk, “Menyingkap Tabir Benny”, Jenderal LB Moerdani mengalami masa kecil yang layak dan jauh dari kata kesusahan secara finansial.
Ayah dan ibunya merupakan pegawai pemerintah, maka dari itu sejak kecil Benny puas dengan kesenangan dunia.
Benny Moerdani lahir di Cepu, Jawa Tengah pada tanggal 2 Oktober 1932. Ia merupakan anak ke enam dari 13 bersaudara. Ayahnya bernama Raden Bagus Moerdani Sastrodirjo adalah seorang pegawai perusahaan Kereta Api.
Sedangkan ibunya bernama Jeanne Roech merupakan wanita keturunan Indo-Belanda yang lahir dan besar di Magelang. Ibu Benny berprofesi sebagai guru di Taman Kanak-kanak. Kehidupan keluarga Moerdani dari segi ekonomi tentu saja lebih dari cukup.
Meskipun anaknya ada 13 orang, jika gaji ayah dan ibunya digabungkan bisa menghidupi 5-10 anak lagi. Maka dari itu Benny kecil dibahagiakan oleh ayah dan ibunya, walaupun sesekali kadang dibedakan dengan adik-adiknya karena ia sering menggodanya.
Baca Juga: Konflik Soemitro dan Ali Moertopo, Dua Jenderal yang Saling Sikut
Selain hidup serba berkecukupan, keluarga Moerdani juga dilatih menjadi pribadi yang berilmu pengetahuan luas dan mengarah pada kemajuan zaman.
Apalagi ibu Benny adalah seorang guru. Ayah Benny juga semangat memberikan pendidikan pada seluruh anaknya hingga ke jenjang lebih tinggi.
Hal ini membuat LB Moerdani tumbuh menjadi dewasa yang cerdas, mandiri, dan pemberani. Tak seperti anak keluarga Moerdani lainnya yang memilih sekolah tinggi sipil, Benny justru tertarik dengan dunia militer sejak remaja. Dari sinilah awal kali Benny berkarir jadi tentara dan berpengalaman di ranah intelijen.
LB Moerdani Masuk Militer: Pemuda yang Tak Punya Rasa Takut
Moerdani terkenal sebagai pemuda yang tak punya rasa takut, hal ini terlihat jelas saat Ia masuk militer dari umur 13 tahun. Tepatnya pada masa pendudukan Jepang Benny sudah menjadi kombatan perang. Hingga pada tahun 1945 Benny berhasil mengusir tentara Dai Nippon dari Republik Indonesia.
Selain di zaman Jepang, Benny Moerdani juga berhasil melakukan penyerangan militer melawan Sekutu. Ia bergabung bersama kaum republiken sama-sama memperjuangkan kedaulatan Indonesia dari tangan Belanda yang berencana menguasai kembali negara ini.
Adapun satuan pertama yang ia tempati dalam dunia militer adalah Tentara Peladjar (TP). Dalam satuan ini kemampuan militer Benny semakin tinggi.
Atas dasar itu maka pihak pemerintah mengintegrasikan Benny Moerdani ke dalam TNI. Pertama kali ia tercatat sebagai anggota kompi 2 Detasemen II, Brigade XVII TNI.
Sedangkan pada tanggal 17 Januari 1951, Benny Moerdani menjalani pendidikan militer di P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung.
Setelah lulus dari pendidikannya, karir Benny dalam bidang militer terus menanjak. Apalagi ketika ia sudah berkarir di dalam dunia intelijen.
Benny Moerdani Berpengalaman dalam Dunia Intelijen
Sebelum tahun 1964 Benny pernah menjabat sebagai Danyon RPKAD, namun karena ada masalah internal dengan atasannya, Benny Moerdani mengundurkan diri dari jabatannya. Ia kemudian menyerahkan jabatan tersebut pada Mayor Chalimie Iman Santoso –mantan anak buahnya di RPKAD dulu.
Ketika ia kehilangan jabatannya di RPKAD, Benny Moerdani luntang-lantung di markas besar Angkatan Darat. Namun kemudian, Benny bertemu dengan Ali Moertopo dan menariknya untuk dikirim menuntaskan konfrontasi dengan Malaysia.
Ali Moertopo mendudukkan Benny sebagai Wakil Asisten Intelijen Komando Tempur. Selama dalam keadaan dinas, Benny pernah melakukan aksi penyamaran yang berisiko. Ia menyamar menjadi sales manager untuk mengobrak-abrik pasukan Malaysia dari belakang.
Pekerjaannya pun menuai banyak pro-kontra, kendati begitu aksi hebatnya ini membuat nama Benny semakin terkenal di kalangan militer.
Baca Juga: Sejarah Supersemar 1966, Penanda Beralihnya Orde Lama ke Orde Baru
Karirnya pun perlahan-lahan mulai menanjak. Bahkan sejak tanggal 15 Januari 1974, Benny bertugas menyelidiki sebab-sebab terjadinya peristiwa Malari (Malapetaka Limabelas Januari 1974) –demonstrasi Mahasiswa menolak investasi asing.
Dunia intelijen membuat namanya terkenal misterius. Konon anak buah Benny di markas Intelijen mengenal atasannya sebagai pribadi yang tegas; langkah dan keputusannya sulit mereka tebak.
Apalagi isi pemikiran Benny yang cerdas membuat anak buahnya bingung dengan apa yang akan dilakukan Benny saat terjun di medan tugas.
Namanya kini menjadi legenda, Benny Moerdani punya kiprah yang tak kalah penting dengan orang-orang terkenal di republik ini. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)