Instrumen investasi berbasis dolar AS menarik untuk dipantau. Investasi berbasis dolar AS menjadi instrumen yang patut untuk dilirik. Hal ini terjadi mengingat adanya kenaikan suku bunga yang dilakukan Federal Reserve (The Fed).
Baca Juga: Investasi untuk AI, 4 Raksasa Perusahaan Teknologi Optimis
The Fed membuat selisih antara Fed Funds Rate dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) semakin tipis. Saat kondisi inilah investasi berbasis dolar AS ini menjadi salah satu investasi yang patut untuk dilirik.
Instrumen Investasi Berbasis Dolar AS Kembali Jadi Incaran
Saat ini ada banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi sebuah instrumen investasi. The Fed menaikkan tingkat suku bunganya hingga 25 bps menuju level 5%-5,25% saat pertemuan FOMC Mei 2023.
Sedangkan untuk Bank Indonesia 7-day Reverse Repo Rate yang tertahan pada level 5,75%. Hal ini menandakan jika keduanya memiliki selisih sebesar 50 bps. Sehingga selisih ini menjadi paling tipis hingga saat ini.
Instrumen investasi ini selalu menarik untuk dicermati. Fakta ini juga dibenarkan oleh Presiden dan CEO PT Pinnacle Investama Guntur Putra. Bahkan saat instrumen berada di sisi kurs dolar AS yang melemah secara menyeluruh.
Faktor tersebut diakibatkan ekspektasi investor dan pasar terkait perlambatan perekonomian AS. Dengan selisih yang semakin tipis membuat investasi berbasis obligasi justru dianggap menarik hingga saat ini. Kemungkinan besar suku bunga The Fed kedepannya akan terjadi dengan pergerakan melandai.
Terjadi Akibat Tingkat Inflasi AS
Salah satu faktor instrumen investasi berbasis dolar Amerika Serikat akibat terjadinya inflasi di negara itu sendiri. Jika negara AS masih sulit memerangi kondisi inflasi, maka suku bunga The Fed akan naik kembali.
Baca Juga: Investasi Emas Syariah Mudah Pastikan Tahu Bagaimana Caranya
Selisihnya dengan BI juga menunggu hasil rapat bulan ini. BI atau Bank Indonesia akan terus melakukan evaluasi dan pertimvangan untuk menasikkan suku bunga atau justru bertahan pada level 5,75%.
Dimana tidak menaikkan tingkat suku bunga. Para investor hendaknya tetap berinvestasi sesuai dengan tujuan mereka masing-masing. Cara untuk mengurangi risiko yaitu mendiversifikasikan aset pada berbagai instrumen. Salah satunya yaitu dengan memilih investasi berbasis dolar.
Jenis Instrumen Investasi Berbasis Dolar AS
Mengingat kondisi yang telah terjadi ada banyak hal yang mengakibatkan kondisi investasi harus dapat investor pilih secara tepat. Sebaiknya memilih investasi berbasis dolar AS.
Adapun jenis investasi tersebut yaitu mulai dari obligasi dan surat berharga. Obligasi pemerintah AS cukup menarik ketika selisih suku bunga semakin kecil. Adanya kebijakan dari The Fed memuncak, maka obligasi akan cenderung turun. Sehingga akan menaikkan nilai obligasi.
Baca Juga: Pengertian Balanced Investment Strategy Investor Wajib Tahu
Surat Berharga Negara (SBN) memiliki portofolio yang cukup menarik. SBN akan naik akibat imbal hasil obligasi masih turun. Rupiah akan bergerak menguat terhadap dolar AS.
Kondisi seperti inilah investor bisa memanfaatkan momentum selisih nilai tukar untuk meraih keuntungan dari instrumen investasi berbasis dolar AS. Kurs rupiah mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat dukungan surplus perdagangan berkelanjutan. (R10/HR-Online)