Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruArca Dwarapala, Patung Buto Penjaga Pintu Candi Hindu

Arca Dwarapala, Patung Buto Penjaga Pintu Candi Hindu

Arca Dwarapala merupakan batu ukir berbentuk Buto makhluk mitologi dalam tradisi Hindu yang sering dijumpai di depan pintu candi Siwa. Dwarapala memiliki bentuk yang menyeramkan, penuh dengan aura magis dan misterius.

Konon arca ini dipercaya sebagai pelindung tempat suci umat Hindu. Oleh sebab itu visualisasi arca tersebut berbentuk tambun dengan gigi taring yang menyeringai dan bersenjata gada.

Biasanya arca Dwarapala terdapat sepasang di setiap pintu candi Hindu. Dua arca ini terpasang di sebelah kanan dan kiri pintu utama masuk candi. Menurut beberapa arkeolog, ditempatkannya arca tersebut di depan pintu masuk tersebut memiliki simbol.

Jika arca Dwarapala di sebelah kanan menyimbolkan kebaikan, bisa menyaring energi baik dari para pengunjung candi. Sedangkan arca Dwarapala yang ada di sebelah kiri berfungsi menangkal aura jahat yang bisa merugikan tempat ibadah umat Hindu.

Baca Juga: Sejarah Becak BSA di Pematang Siantar, Motor Bekas Perang Belanda

Menariknya tidak saja menjadi simbol kebaikan dan keburukan. Arca ini juga diibaratkan sebagai penjaga umat Hindu dari kerusakan duniawi. Hal ini disimbolkan dalam visual ular di tangan kiri dan gada di tangan kanan.

Arca Dwarapala Mitologi Hindu Penjaga Candi yang Diutus Dewa Siwa

Arca Dwarapala adalah makhluk mitologi umat Hindu yang berperan sebagai penjaga candi. Terutama candi milik Dewa Siwa –dewa tertinggi dalam kasta umat Hindu. Dwarapala telah diutus oleh Dewa Siwa untuk menjaga altar persembahan umat Hindu kepadanya.

Sebab Dwarapala adalah makhluk peliharaan Dewa Siwa yang paling setia. Dewa Siwa kemudian mempercayakan pada mereka untuk menjaga perasaan aman umat Hindu yang akan menyembahnya. Dwarapala bertugas untuk memfilter aura jahat dan aura baik dari umatnya.

Oleh sebab itu arca ini wajib ada di setiap candi Hindu. Apalagi candi milik Dewa Siwa seperti Candi Prambanan yang ada di perbatasan Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah.

Siapapun yang hendak berbuat jahat di komplek candi Hindu, maka si pelaku akan disesatkan oleh Dwarapala. Kepercayaan ini juga terbawa hingga saat ini. Maka dari itu masyarakat Hindu mengkeramatkan dua patung Buto dan memberikan sesaji sebelum melaksanakan sembahyang di candi atau pura.

Dwarapala Makhluk Halus Penguasa Tanah

Menurut Gede B. Dewa dkk, dalam buku berjudul, “Heritage dan Pasar” (2021), arca Dwarapala adalah makhluk mitologi Hindu yang dipercaya sebagai makhluk halus penghuni tanah.

Konon arca Dwarapala memantau altar persembahan Dewa Siwa dari dalam tanah. Jika ada orang yang berusaha merusak meja persembahan tersebut, dipercaya Dwarapala akan muncul tiba-tiba dan memberi mereka pelajaran.

Baca Juga: Demang Lehman, Otak Dibalik Perang Banjar Berakhir di Tiang Gantungan

Biasanya dalam komplek pembangunan candi Siwa, arca diletakkan di sebelah Utara depan Paduraksa berpasangan dengan arca Dwarapala Mahakala. Keduanya dalam monografi Hindu bertugas untuk menjaga kuil (candi) Dewa Siwa.

Secara visual aura magis yang terasa ketika kita menatap wajah arca tersebut kerap muncul dan memberi kesan tak tenang. Hal ini sebagian dari fungsi arca yang terasa secara langsung. Arca Dwarapala selalu memberi notifikasi keragu-raguan terhadap orang Baru.

Oleh sebab itu tidak saja dalam kepercayaan Hindu, kadang-kadang untuk menjaga sesuatu dari kerusakan manusia, banyak para penguasa Jawa zaman dulu menaruh patung tersebut di depan istananya. Salah satunya ada pada Kraton Kasultanan Yogyakarta.

Patung yang Dikeramatkan Masyarakat Pribumi di Zaman Kolonial

Masyarakat pribumi di era pemerintahan kolonial mengkeramatkan patung Dwarapala. Mereka kerap memberikan sesaji untuk roh yang ada dalam patung Buto penghuni tanah ini.

Sesajinya pun beragam, ada dari buah-buahan beras, bubur, kembang, dan beberapa linting kretek yang dibuat secara langsung.

Baca Juga: Sejarah Kelahiran Ilmu Pariwisata di Indonesia 1993

Adapun tujuan mereka memberikan sesaji pada arca Dwarapala tidak lain untuk memberikan izin keselamatan desa dan keluarga inti. Ada juga yang meminta sesuatu lain seperti meminta harta kekayaan dan ilmu kekebalan.

Pemerintah kolonial mengabadikan perilaku ini ke dalam berbagai tulisan. Salah satu diantara yang paling terkenal adalah tulisan Gubernur Jenderal Sir Thomas Stamford Raffles berjudul “The History of Java”.

Namun seiring dengan pengetahuan arkeologis orang Belanda semakin bertambah luas, arca Dwarapala mereka angkut untuk diobservasi ke laboratorium arkeologi di Belanda. Bahkan hingga saat ini ada beberapa arca Dwarapala dan material culture zaman Hindu lainnya yang masih tersimpan baik di sana. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Hari Ketiga Lebaran, Jalur Selatan Garut Semakin Padat

Hari Ketiga Lebaran, Jalur Selatan Garut Semakin Padat

harapanrakyat.com,- Jalur selatan Garut, Jawa Barat, semakin padat pada Rabu (2/4/2025) siang atau lebaran hari ketiga. Kemacetan didominasi oleh kendaraan roda 2 yang hendak...
Libur Lebaran, Ribuan Warga Padati Pantai Sindangkerta Tasikmalaya

Libur Lebaran, Ribuan Warga Padati Pantai Sindangkerta Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Memasuki libur lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah, ribuan warga berlibur di Pantai Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (2/4/2025). Mereka memenuhi Pantai...
Mobil pemudik yang terbakar di Kota Banjar

Terdengar Suara Percikan, Mobil Pemudik di Kota Banjar Ludes Terbakar

harapanrakyat.com,- Satu unit mobil milik pemudik ludes terbakar di Jalan Raya Cimaragas, Kelurahan Situbatu, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, Rabu (2/4/2025). Peristiwa itu...
Microsoft Surface Pro 11, Keyboard Fleksibel & Baterai Setara Mac

Microsoft Surface Pro 11, Keyboard Fleksibel dan Baterai Setara Mac

Microsoft Surface Pro 11 membawa gebrakan baru. Ini merupakan laptop Microsoft terbaru. Kehadiran perangkat terbaru ini menarik perhatian banyak orang. Microsoft kini semakin baik...
Sejarah Siger Sunda, Mahkota untuk Pengantin Wanita

Sejarah Siger Sunda, Mahkota untuk Pengantin Wanita

Sejarah Siger Sunda cukup menarik untuk kita telisik lebih lanjut. Ya, Siger Sunda adalah hiasan kepala berbentuk mahkota yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam...
Kandang ayam terbakar

Sebuah Kandang Ayam di Ciamis Ludes Terbakar, Ini Dugaan Penyebabnya

harapanrakyat.com,- Sebuah kandang ayam milik warga di Desa Maparah, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat ludes terbakar. Dugaan peristiwa kebakaran tersebut akibat alat oven...