Abdi Dalem Palawija merupakan pembantu Raja-raja di Keraton Yogyakarta dan Keraton di daerah Jawa lainnya yang berasal dari orang-orang unik.
Adapun unik yang dimaksud di sini yaitu karena Abdi Dalem Palawija direkrut dari orang-orang yang berkebutuhan khusus. Salah satunya seperti manusia cebol atau (kerdil) akibat stunting.
Raja sangat menyayangi orang-orang dengan kriteria unik tersebut, tak heran banyak orang-orang kerdil di Keraton yang dijadikan oleh Raja sebagai Abdi Dalem Palawija.
Konon Raja kerap kali terkesima dengan sifat baik orang-orang kerdil, salah satu sikap baik para Abdi Dalem Palawija tercermin dari kedudukannya sebagai pendamping Raja di Keraton yang paling setia.
Baca Juga: Sejarah Abdi Dalem, Pembantu Sukarela di Keraton Yogyakarta
Abdi Dalem Palawija sehari-hari berkegiatan di Keraton. Tidak seperti kebanyakan Abdi Dalem pada umumnya, para Abdi Dalem Palawija punya lebih banyak jadwal kegiatan. Salah satunya menemai Raja dalam berbagai situasi –sedang santai maupun dinas (resmi).
Pengabdian Abdi Dalem Palawija membuat heran orang yang melihatnya. Hal ini sebagaimana dialami oleh orang Belanda saat berkunjung menghadiri pertemuan formal dengan Sultan di Keraton Yogyakarta. Mereka sangsi mengapa Sultan mempekerjakan orang-orang kerdil?
Abdi Dalem Palawija Diistimewakan Raja di Keraton Yogyakarta
Raja-raja Jawa memberikan kedudukan khusus untuk Abdi Dalem Palawija di Keraton. Abdi Dalem Palawija diistimewakan di Keraton, hal ini terlihat semakin jelas ketika Abdi Dalem Palawija bisa duduk di bawah singgasana sang Raja.
Menurut beberapa literasi sejarah yang mengungkap kiprah Abdi Dalem Palawija di Keraton menyebut jika Raja-raja Jawa percaya jika orang-orang kerdil menyimpan kesaktian yang tak kasat mata. Aura magis ini membawa dampak postif bagi kepemimpinan sang Raja.
Oleh sebab itu hampir semua Raja-raja Jawa, seperti Kesultanan Yogyakarta menyikapi hal yang sama pada orang-orang kerdil. Mereka diistimewakan dengan sungguh-sungguh.
Orang kerdil diurus dan diberikan gelar Abdi Dalem Palawija untuk menemani kegiatan sehari-hari sang Raja.
Uniknya tidak hanya orang kerdil saja yang diangkat oleh Raja menjadi Abdi Dalem Palawija, tetapi juga manusia-manusia berkebutuhan khusus secara fisik seperti, manusia albino, bungkuk, dan bentuk kecacatan lainnya. Bagi Raja Jawa kekurangan mereka membawa keberkahan untuk kepemimpinannya.
Baca Juga: Sejarah Masjid Gedhe Mataram, Masjid Tertua di Yogyakarta
Sebab ada kepercayaan yang mengatakan bahwa Abdi dalem Palawija seperti jimat yang bisa melindungi kekuasaan Sultan.
Mereka akan menjaga Raja dari aura negatif yang berupaya menghancurkan kehidupannya. Konon Abdi Dalem Palawija juga bisa mencegah kiriman ghaib untuk sang Raja.
Tempat Tinggal Abdi Dalem Palawija Disediakan Oleh Keraton
Saking sayang dan cintanya Raja-raja Jawa terhadap Abdi Dalem Palawija, membuat pihak keraton ditugasi oleh Sultan agar mencarikan tempat tinggal untuk Abdi Dalem Palawija.
Mereka kemudian ditempatkan di perkampungan khusus yang terisi oleh keluarga kerdil. Perkampungan tersebut dinamakan dengan “Kampung Palawijan”.
Di perkampungan ini Abdi Dalem Palawija tinggal dan membangun keluarga. Mereka beranak pinak seperti kebanyak Abdi Dalem lainnya di Keraton.
Abdi Dalem Palawija dihormati oleh masyarakat sekitar. Mereka tahun betul betapa berharganya Abdi Dalem Palawija di mata sang pemimpin Kesultanan.
Oleh sebab itu rata-rata tetangga yang berdampingan dengan Kampung Palawijan sama hormatnya dengan orang Keraton terhadap Abdi Dalem Palawija.
Walaupun dihormati dan diistimewakan oleh pihak kerajaan, Abdi Dalem Palawija tak serta merta memposisikan dirinya menjadi orang yang jumawa.
Sebagaimana pernyataan Raja yang mempercayai mereka orang sakti, Abdi Dalem Palawija mencerminkan perilaku layaknya seorang dermawan yang baik hati.
Selain murah senyum dan suka menyapa orang-orang di sekitarnya, Abdi Dalem Palawija juga kerap menghibur Raja dan para Abdi Dalem di Keraton melalui candaan-candaan ringan. Hal ini membuat orang yang mengetahui ini menjadi lebih hormat pada Abdi Dalem Palawija.
Baca Juga: Sejarah Hotel Inna Garuda Malioboro, Charlie Chaplin Pernah Menginap di Sini
Abdi Dalem Palawija Jadi Punakawan
Menurut Sunarto dalam Jurnal Sendi dan Budaya Panggung, Vol. 22. No. 3 Juli-September (2012) pp. 225-350 berjudul, “Panakawan Wayang Kulit Purwa: Asal-usul dan Konsep Perwujudannya”, Abdi Dalem Palawija sering diidentikan dengan figur Punakawan dalam kisah pewayangan.
Selain karena kegemarannya menghibur orang-orang di sekitar Keraton, stigma Abdi Dalem Palawija representasi dari figur Punakawan dalam pewayangan terjadi karena kekuatan supranatural mereka yang sama.
Dalam kisah pewayangan konon para satria akan berhasil melaksanakan tugas darmanya apabila diiringi oleh Punakawan (Gareng, Petruk, Bagong, dan Semar).
Mitologi ini kemudian diadopsi oleh Raja Jawa agar kepemimpinannya selalu terjaga dari segala kemungkinan buruk.
Dari kisah inilah kemudian Abdi Dalem Palawija kerap disamakan dengan Punakawan dalam cerita pewayangan. Mitos ini diterima baik oleh masyarakat luas khususnya yang ada di lingkungan Keraton Kasultanan Yogyakarta hingga saat ini. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)