Selasa, April 1, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Ketupat Lebaran, Sudah Ada Sejak Abad 15 Masehi

Sejarah Ketupat Lebaran, Sudah Ada Sejak Abad 15 Masehi

Sejarah ketupat menarik kita ulas kembali karena ternyata, makanan istimewa yang selalu hadir saat lebaran tiba itu sudah ada sejak abad ke-15 masehi. Tepatnya pada tahun 1400-an, pada masa kejayaan Demak.

Konon orang pertama yang menciptakan ketupat adalah salah seorang Walisongo tersohor, Sunan Kalijaga. Ia menggunakan ketupat sebagai media dakwahnya untuk menyebarkan agama Islam di pedalaman Jawa.

Hal ini tak lepas dari simbol ketupat yang mengandung berbagai makna di dalamnya. Mulai dari daun kelapa muda (janur) dan isian beras mengandung filosofis yang tinggi. Terutama filosofis yang berasal dari nilai-nilai budaya Jawa.

Antara lain ketupat yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan agama Islam bersimbol “empat nilai Islami”. Selain itu ketupat juga memberi makna akan simbolis kebersamaan, sebab ketika makanan ini dibuat biasanya melibatkan banyak orang yang terdiri dari keluarga dan tetangga.

Baca Juga: Sejarah Mudik Lebaran dari Zaman Hindia Belanda hingga Kemerdekaan

Sejarah Ketupat Lebaran, Sifat Kebersamaan yang Terdiri dari Empat Nilai Islami

Secara harfiah ketupat berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari dua suku kata yaitu, Ku (Mengaku) dan Pat (Lepat: Salah). Atau mengakui seluruh kesalahan, dengan demikian ketupat selalu menjadi hidangan khas di saat lebaran, sebab momentum itu waktunya saling mengakui kesalahan dan meminta maaf satu sama lainnya.

Selain itu Sunan Kalijaga juga menyimbolkan ketupat sebagai sifat kebersamaan orang Jawa yang menjunjung tinggi empat nilai Islami, antara lain: (1) Lebaran yang berarti terbukanya pintu maaf yang selebar-lebarnya, (2) Luberan yang berarti berlimpahnya segala berkah saat lebaran, (3) Leburan yang berarti harus saling memaafkan satu dengan lainnya, dan (4) Laburan yang berarti terbebas dari dosa-dosa yang telah diperbuat.

Empat nilai yang sarat makna itu sengaja dibuat oleh Sunan Kalijaga untuk memperkenalkan konsep Islam kepada masyarakat yang baru mualaf. Sebab pada saat itu sebagian orang Jawa masih diisi oleh penduduk Hindu.

Tidak hanya menyimbolkan empat makna di atas, ketupat juga mengisyaratkan makna lain yang lebih mudah diterima oleh masyarakat Jawa saat itu.

Simbol tersebut yakni memaknai ketupat dari cara membuatnya yang rumit berarti simbol “kesalahan duniawi” dan beras di dalamnya menyimbolkan “memaafkan: kesucian batin”. Artinya seberat apapun kesalahan yang kita perbuat selalu ada pintu maaf lebar dari Allah SWT.

Baca Juga: Tradisi Mudik Lebaran, Potret Pulang Kampung Tahun 1970

Ketupat jadi Simbol Menjauhkan Diri dari Nafsu Duniawi

Menurut Murodi dalam buku berjudul, “Sejarah Kebudayaan Islam” (2016), ketupat lebaran jadi simbol menjauhkan diri dari nafsu duniawi. Ketupat adalah lambang kesucian jiwa yang menjauhkan manusia dari nafsu duniawi.

Tidak hanya dalam kebudayaan ketupat di tanah Jawa, simbol ketupat sebagai material religi saat lebaran tiba juga terjadi di daerah Lombok. Masyarakat di sana memaknai ketupat sebagai simbol kemenangan dan wujud kebersyukurannya terbebas dari dosa-dosa duniawi.

Masyarakat Lombok bahkan memiliki tradisi unik yang lain untuk memaknai diri bebas dari nafsu duniawi. Tidak hanya menggunakan ketupat, mereka juga selalu berwudhu atau dalam bahasa Lomboknya beseraup sebelum menikmati hidangan ketupat.

Tujuannya yaitu untuk mengistimewakan ketupat sebagai makanan yang sangat dihormati oleh orang Islam di sana. Ketupat jadi simbol otokritik dan introspeksi diri dari masyarakat Lombok. Saat mereka mengkonsumsi ketupat selalu mengedepankan kebersamaan. Saat itu pula mereka saling bercengkrama dan meminta maaf atas segala yang telah diperbuatnya.

Berbeda dengan di Lombok, masyarakat Madura justru memaknai ketupat sebagai simbol keberkahan. Mereka membuat ketupat yang disebut dengan lepeut saat lebaran. Setelah makanan itu jadi, orang-orang Madura akan membagikannya ke tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Makanan yang Berasal dari Kebudayaan Hindu

Kendati Sunan Kalijaga dipercaya sebagai Walisongo yang menciptakan ketupat pada abad ke-15 masehi, sejarawan Belanda H.J. De Graaf mengklaim jika ketupat bukan datang dari tangan Sunan Kalijaga.

Ia menyebut ketupat merupakan makanan yang berasal dari kebudayaan Hindu. Jauh sebelum kedatangan Islam di Nusantara pada abad ke-13 masehi. Hal ini bisa ditemukan dari kebiasaan masyarakat pesisir Jawa saat memanfaatkan daun janur kelapa.

Baca Juga: Sejarah THR di Indonesia, Awalnya Hanya untuk PNS

Konon perilaku demikian merupakan kebiasaan orang Jawa era Hindu dalam menunjukkan identitas budaya mereka yang ditumbuhi banyak pohon kelapa.

Selain itu penggunaan janur yang dibuat menjadi ketupat di Bali hingga saat ini juga bagian dari fakta jika ketupat bagian dari warisan Hindu.

Menurut de Graaf, Sunan Kalijaga mengakulturasikan budaya Hindu (ketupat) untuk memaknai ajaran Islam saat lebaran Idul Fitri tiba. Ketupat jadi lambang kesucian jiwa.

Sampai sekarang ketupat menjadi hidangan khas yang tak bisa terpisahkan dengan perayaan Idul Fitri. Ketupat adalah makanan yang memiliki simbol-simbol kesucian batin, kebersamaan, dan kedamaian beragama. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Lalu lintas padat merayap

Macet di Cikoneng, Arus Lalu Lintas Ciamis-Tasikmalaya Padat Merayap

harapanrakyat.com,- Arus Lalu lintas di Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis padat merayap bahkan macet di Cikoneng, Selasa (1/4/2025) malam. Polisi...
Balita kejang-kejang

Aksi Heroik Polisi Selamatkan Balita Kejang-kejang Saat Terjebak Macet di Sumedang

harapanrakyat.com,- Aksi heroik dilakukan petugas kepolisian dari Satlantas Polres Sumedang, yang mengevakuasi seorang balita perempuan (4) yang mengalami kejang-kejang. Saat kejadian sedang kemacetan di...
hari kedua lebaran

Hari Kedua Lebaran, Objek Wisata Situwangi di Kawali Ciamis Masih Sepi, Kok Bisa?

harapanrakyat.com,- Sejak memasuki libur panjang sampai hari kedua libur lebaran idul fitri tahun 2025, objek wisata Situwangi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat...
wisatawan terseret arus

Baru Sehari Liburan, Sudah Ada Dua Wisatawan Terseret Arus di Pantai Barat Pangandaran

harapanrakyat.com,- Tim gabungan yang terdiri dari Polres Pangandaran, bersama TNI Angkatan Laut dan juga Balawista Kabupaten Pangandaran, berhasil menyelamatkan dua wisatawan yang terseret arus...
Volume kendaraan

Volume Kendaraan Meningkat, Kemacetan Panjang Terjadi di Pintu Keluar Tol Sumedang Kota

harapanrakyat.com,- Peningkatan volume kendaraan terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon atau tepatnya di depan Gate Tol Cisumdawu Sumedang Kota, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, pada H+1...
Bermain Mobil Remote Control di Sumedang

Bermain Mobil Remote Control di Sumedang, Bikin Libur Lebaran Lebih Seru

harapanrakyat.com,- Libur Lebaran merupakan momen yang paling banyak orang tunggu-tunggu. Selain sebagai kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan teman, libur idulfitri juga dapat menjadi kesempatan...