Puncak hujan meteor lyrid 2023 terjadi pada akhir bulan ini. Puncak hujan meteor lyrid berlangsung dari tanggal 15 hingga 25 April 2023. Fenomena luar angkasa yang menakjubkan ini akan mencapai puncaknya pada 22 April 2023.
Puncak Hujan Meteor Lyrid 2023, Bisa Disaksikan Tanpa Teropong dan Teleskop
Dalam kurun waktu beberapa tahun, hujan meteor lyrid dapat memperlihatkan setidaknya 100 meteor per jam. Saking banyaknya, fenomena ini juga kita kenal sebagai sebuah ledakan.
Baca Juga: Meteor Besar Warna-warni di Langit Inggris, Apa yang Terjadi?
Hujan meteor lyrid merupakan fenomena langit yang sangat unik. Pasalnya, memperlihatkan pemandangan seperti debu yang bercahaya.
Menariknya lagi, kita bisa mengamati hujan meteor lyrid tersebut selama beberapa detik. Pancaran meteor lyrid akan berlangsung selama 15 sampai 20 meteor per jamnya.
Hujan meteor lyrid menjadi fenomena yang sulit untuk dipastikan apakah akan terjadi pada masa mendatang nanti. Beberapa orang meyakini, jika hujan meteor lyrid merupakan fenomena berkala. Dengan kata lain, dapat terjadi setiap tahunnya.
Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang
Dalam sejumlah budaya, setidaknya terjadi selama 2.700 tahun terakhir, pemandangan hujan meteor lyrid berhasil kita lihat. Seorang astronom asal China telah mencatat tampilan lyrid yang mencolok terjadi pada tahun 687 SM dan 15 SM.
Pada tahun 1136, sebuah laporan dari Korea, menggambarkan hujan meteor lyrid tersebut seperti bintang dari sisi timur laut. Sedangkan pada tahun 1803, penduduk asal Richmond, Virginia menyaksikan langit malam sekaligus melihat hujan meteor seperti roket yang sedang meluncur.
Baca Juga: Hujan Meteor Delta Aquarids di Akhir Juli, Ini Cara Melihatnya!
Puncak hujan meteor lyrid 2023 bisa kita amati tanpa menggunakan bantuan alat, baik itu teropong maupun teleskop. Itu artinya, fenomena ini dapat kita saksikan hanya dengan mata telanjang.
Bagi yang ingin menyaksikannya, cukup pergi ke lokasi yang paling gelap. Setelah itu, lihat dan pandang langit malam yang indah.
Penyebab Terjadinya Hujan Meteor Lyrid
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan jika lyrid merupakan meteor yang berasal dari Komet Thatcher. Komet tersebut terakhir kali mencapai titik terdekatnya pada tahun 1861 lalu.
Kemudian, mengorbit Matahari setiap 415,5 tahun. Hujan meteor dapat terjadi saat Bumi melewati jalur komet dan menimbulkan tabrakan dengan serpihan berukuran kecil seperti jejak komet tersebut.
Baca Juga: Fakta Hujan Meteor Quadrantid, Terjadi Tepat Hari Ini
Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa fenomena ini dapat terjadi sekitar waktu yang sama setiap tahunnya. Saat terbakar di atmosfer, maka akan tampak garis-garis terang di langit terlihat seperti ekor yang sering muncul.
Fenomena ini seringkali kita sebut sebagai bintang jatuh. Seorang ahli Meteor NASA bernama Bill Cooke menyebutkan, meteor lyrid menjadi salah satu hujan meteor yang paling tua.
Sebab, pengamatan dilakukan sejak 687 SM, hingga puncak hujan meteor lyrid yang bisa kita ketahui di tahun 2023 ini. (R10/HR-Online)