Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Wanita Pribumi Mata-Mata Belanda dan Awal Terbentuknya Polwan

Kisah Wanita Pribumi Mata-Mata Belanda dan Awal Terbentuknya Polwan

Kisah wanita pribumi jadi mata-mata Belanda pada masa Revolusi tahun 1945-1949 bukan hanya ada dalam film. Peran mereka saat itu sangat berguna bagi Belanda.

Pada tahun 1945-1949 Indonesia sedang mengalami zaman revolusi. Waktu itu Belanda ingin menguasai kembali negara jajahannya pasca Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Karena kedaulatan Indonesia sudah diperoleh penuh oleh kekuatan rakyat, membuat Belanda nekat melakukan aksi polisionil dengan menganggap seluruh rakyat Indonesia sebagai pembangkang.

Belanda masih memiliki kekuasaan di Indonesia dan kemerdekaan yang diproklamirkan Sukarno-Hatta adalah perbuatan makar.

Hal ini membuat dua belah pihak berseteru. Rakyat Indonesia tak terima dengan pernyataan Belanda seperti itu, mereka kemudian sepakat mengumpulkan massa untuk mempertahankan kedaulatan RI dengan jalan peperangan.

Baca Juga: Kisah Basah Kerto Pengalasan, Suruhan Diponegoro Pura-Pura Menyerah pada Belanda

Singkat cerita perang antara rakyat dan tentara Belanda pun terjadi. Pertarungan semakin sengit dan menunjukan tentara Belanda yang kewalahan menghadapi gerakan rakyat republik.

Akibat hal ini Belanda kemudian menggunakan strategi adu domba untuk mengalahkan perjuangan rakyat Indonesia.

Tidak lain politik adu domba itu adalah menggunakan mata-mata dari rakyat Indonesia yang berkhianat. Belanda mencari wanita pribumi untuk jadi mata-mata, tugas mereka adalah menyusup pada pasukan pejuang republik untuk menguping segala informasi penyerangan yang hendak dilakukan pada pertahanan Belanda.

Sejak saat itu pertahanan pejuang kita hancur. Panglima Besar Jenderal Sudirman pernah mengimbau seluruh pejuang agar berhati-hati dengan praktik mata-mata Belanda. Seluruh tentara Indonesia harus peka dengan segala gerak-gerik mencurigakan.

Paling tidak para gerilyawan di pihak Indonesia harus mengenali dasar-dasar perilaku pengkhianatan. Jika pengetahuan itu dimiliki, niscaya serigala berbulu domba yang bekerja untuk Belanda akan takut dan insyaf tidak lagi melakukan aksi mata-mata yang merugikan perjuangan kaum republieken.

Wanita Pribumi Jadi Mata-mata Belanda Menyelinap ke Pengungsian

Menurut Juansih, dkk dalam buku berjudul, “Polwan untuk Negeri: Bunga Rampai Pemikiran dan Pengalaman yang Menginspirasi” (2020), wanita pribumi yang pernah bekerja jadi mata-mata Belanda kerap melakukan aksinya dengan menyelinap ke kamp-kamp pengungsian rakyat Indonesia akibat jadi korban perang.

Biasanya ini dilakukan oleh wanita yang sudah dicurigai sebagai mata-mata Belanda oleh pejuang republieken.

Mereka sengaja masuk dalam pengungsian untuk menghindari kejaran dan pemeriksaan lebih lanjut, sebab dalam kondisi perang siapapun yang diterima dalam pengungsian akan dinilai sebagai orang yang tak berdaya.

Orang tak berdaya dalam hukum perang akan diampuni dan bisa terkena pelanggaran perang jika mereka disakiti (seperti; ditembak, ditangkap, dan dibunuh).

Baca Juga: Ketika Pakubuwono X Berlibur ke Magetan 1922, Rakyat Jatim Menanti Hadiah

Tujuan wanita itu mengungsi ke tempat penampungan korban perang tidak lain untuk menghilangkan jejak. Kebanyakan pelaku mata-mata yang berkhianat ini adalah wanita yang berasal dari Madura.

Mereka kerap mengamuk jika diperiksa oleh tentara atau pejuang republik laki-laki. Konon para terduga mata-mata wanita pribumi yang bekerja pada Belanda merasa dilecehkan karena saat diperiksa para petugas yang menggeledah harus memastikan seluruh tubuhnya aman dari skrining.

Polwan Tahun 1948, Badan Pemberantas Wanita Mata-Mata Belanda

Masih menurut Juansih, dkk akibat terjadinya penolakan untuk diperiksa oleh petugas yang menggeledah badan si wanita terduga mata-mata Belanda, pemerintah republik kemudian membentuk Polwan pada tanggal 1 September 1948.

Tujuan pembentukan badan ini antara lain untuk menggeledah terduga mata-mata wanita pribumi yang bekerja untuk Belanda. Karena sesama wanita, si terduga mata-mata Belanda tak bisa menolak lagi penggeledahan.

Polwan kemudian berhasil menjadi badan keamanan wanita yang mengidentifikasi adanya kerja mata-mata oleh wanita pribumi. Mereka kemudian menangkap si pelaku dan menjebloskannya ke penjara di markas polisi terdekat.

Terdapat mata-mata pribumi yang bekerja pada Belanda tertangkap sebanyak puluhan orang. Mereka semua orang Madura, alasan bekerja pada Belanda karena mendapat bayaran yang besar. Uangnya mereka pakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Dari peristiwa ini kita bisa memahami penyebab adanya pengkhianatan saat perang berkecamuk. Salah satu faktor yang paling utamanya ternyata adalah faktor kesulitan ekonomi. Miskin menjadi alasan mereka bekerja untuk Belanda.

Menangkap dan Mendidiknya jadi Pejuang Republik

Mata-mata wanita pribumi yang tertangkap di didik jadi pejuang republik yang militant. Polwan adalah salah satu badan keamanan wanita yang turut merealisasikan cita-cita perjuangan demikian.

Mantan penghianat yang pernah bekerja pada Belanda ini harus berbalik mendukung perjuangan bangsanya. Mereka dilatih memiliki kepedulian bersama dibandingkan mementingkan dirinya sendiri.

Baca Juga: Pertempuran Mranggen 1945 Rebut Kota Semarang, Ada Jasa Tukang Listrik

Dengan demikian jiwa solidaritas itu akan menjadi penolongnya di masa depan. Saat Indonesia sudah benar-benar bebas dari penjajahan, maka mereka akan memiliki nama harum bagi generasi mendatang.

Mereka yang memiliki solidaritas tinggi dan tetap berjuang dengan kaum republik, pasca perang mendapatkan pangkat dari negara.

Gelar penghargaan ini berlaku atas perbuatannya yang positif untuk kemajuan bangsa dan negara. Atas jasa-jasanya itu pangkat yang diberikan negara akan menghasilkan uang pensiunan.

Akibat hal ini banyak wanita pribumi yang pernah jadi mata-mata Belanda kembali pada pangkuan pejuang republik. Mereka mengabdi dengan militan dan menjadi pejuang kemerdekaan. Belanda kehilangan orang pribumi yang bisa diadudomba. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)  

Pesta ulang tahun kucing di Banyuwangi dirayakan mewah

Ulang Tahun Kucing di Banyuwangi Dirayakan Mewah, Biduan dan Orkes Ramaikan Pesta

harapanrakyat.com,- Sebuah pesta ulang tahun kucing sukses mencuri perhatian warganet. Bukan tanpa alasan, pasangan suami-istri di Banyuwangi, Jawa Timur, merayakan ulang tahun tiga ekor...
Misteri Mayat Mengapung di Sungai Cipeles Sumedang Terungkap, Ini Identitas Korban

Misteri Mayat Mengapung di Sungai Cipeles Sumedang Terungkap, Ini Identitas Korban

harapanrakyat.com,- Identitas mayat yang mengapung di aliran Sungai Cipeles, kawasan Bendung Rengrang, Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, akhirnya terungkap. Korban ternyata...
Masa Pakai Shockbreaker Mobil, Tahu Kapan Harus Ganti

Masa Pakai Shockbreaker Mobil, Tahu Kapan Harus Ganti

Shockbreaker punya tugas besar, seperti dapat meredam setiap guncangan dari jalan supaya mobil tetap stabil. Tapi, seperti manusia, ini juga punya umur. Kalau sudah...
dokter kandungan yang diduga lecehkan ibu hamil di Garut

Dokter Kandungan Lecehkan Ibu Hamil di Garut Viral, Mantan Istri Buka Suara

harapanrakyat.com,- Dokter kandungan inisial MSF asal Kabupaten Garut, Jawa Barat diduga lecehkan ibu hamil hingga viral di media sosial. Saking viralnya, mantan istri MSF...
Nubia Neo 3 GT, HP Terbaik untuk Aktivitas Gaming

Nubia Neo 3 GT, HP Terbaik untuk Aktivitas Gaming

Nubia Neo 3 GT hadir sebagai salah satu smartphone gaming terbaru yang dirancang untuk memberikan performa maksimal bagi para pengguna. Mengusung desain futuristik yang...
Cafe Perang Candu Tasikmalaya

Ngopi Unik di Cafe Perang Candu Tasikmalaya, Gelasnya Bisa Langsung Dimakan!

harapanrakyat.com,- Di Tasikmalaya, Jawa Barat, ada sebuah inovasi menarik yang membuat momen ngopi jadi lebih seru dan berbeda dari biasanya. Inovasi ini bisa Anda...