Kisah Nuaiman menjual sahabat belum banyak diketahui. Nuaiman memiliki kisah konyol, termasuk saat menjual sahabat. Selama ini Nuaiman dikenal cerdas dan jenaka.
Nuaiman adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW. Berkat kejenakaannya, Nuaiman seringkali membuat Rasulallah SAW tertawa.
Baca Juga: Kisah Burung Hud Hud, Pembawa Kabar Berita yang Benar
Namun Nuaiman sering membuat masalah bagi orang yang ada di sekitarnya. Bahkan menganggapnya sedikit aneh dan nakal. Meski demikian, kecintaan Nuaiman kepada Nabi sangat besar.
Kisah Nuaiman Menjual Sahabat, Simak Awal Mula Ceritanya
Ibnu Majah yang menceritakan kisah mengenai kejahilan Nuaiman. Abu Bakar Ash-Shiddiq pernah mengajaknya bersama dengan sahabat yang lain untuk berdagang. Adapun sahabat lainnya yang turut ikut berdagang yakni Suwaibith bin Harmalah.
Mereka bertiga mengunjungi Syam yakni sebuah daerah yang maju masa itu. Suatu ketika hari sudah mulai menjelang siang. Suwaibith mendapat tugas untuk menjaga makanan.
Nuaiman siang itu sudah merasa lapar, lalu menghampiri Suwaibith serta meminta satu potong roti saja.
Namun Suwaibith memperoleh amanah untuk menjaga makanan tersebut, sehingga menolak permintaan Nuaiman. Hingga kemudian Nuaiman berpikir akan berbuat ulah.
Nuaiman Beraksi untuk Menjual Suwaibith
Kisah Nuaiman menjual sahabat setelah penolakan Suwaibith, lalu berjalan menuju pasar. Nuaiman mencari daerah yang khusus menjual seorang hamba sahaya. Kemudian mengatakan kepada banyak orang bahwa ia memiliki hamba sahaya yang cukup murah dan berniat menjualnya.
Baca Juga: Sejarah Bani Jurhum, Suku Pertama yang Menghuni Makkah
Selain itu, menambahkan adanya kekurangan dari hamba sahaya tersebut. Hamba sahaya yang akan terus mengatakan jika dirinya adalah orang merdeka dan bukan sebagai hamba sahaya.
Mendengar tawaran tersebut, banyak yang tertarik. Setelah itu, Nuaiman mengajaknya untuk menemui Suwaibith.
Saat sudah menemui Suwaibith, orang tersebut memberi uang kepada Nuaiman. Menghampiri Suwaibith yang sedang menjaga makanan dan membawanya.
Tentu saja Suwaibith sangat terkejut akan hal tersebut. Suwaibith mengatakan bahwa dirinya bukan hamba sahaya dan seorang merdeka.
Sebab, Nuaiman sebelumnya sudah mengatakan hal tersebut. Pembeli tersebut hanya menganggap perkataan Suwaibith sebagai bualan saja, lalu pergi membawanya.
Akhirnya Nuaiman memperoleh banyak uang yang bisa digunakan untuk membeli bahan makanan serta membeli apapun yang diinginkannya.
Abu Bakar Menebus Kembali Suwaibith
Kisah Nuaiman menjual sahabat selanjutnya, Abu Bakar Ash Shiddiq kembali dan mulai mencari keberadaan Suwaibith. Sebab, tidak mengetahui kehadiran Suwaibith.
Nuaiman juga menceritakan semua yang terjadi secara jujur kepada Abu Bakar. Abu Bakar mencoba untuk menebus kembali Suwaibith dari orang-orang Syam tersebut.
Lucunya, kisah ini terdengar oleh Rasulullah. Sehingga membuat Rasulullah tertawa hingga tampak gigi geraham di hadapan para sahabatnya.
Sejak peristiwa itu, setiap kali tamu yang berkunjung kepada Nabi, kemudian selalu menceritakan kisah konyol Nuaiman pada tamunya.
Teladan Dibalik Kisah Nuaiman Menjual Sahabat
Kisah Nuaiman yang sangat jahil dan jenaka, tentunya tidak semua orang bisa menerimanya. Beberapa justru menganggap bahwa sikap Nuaiman sungguh keterlaluan untuk ditujukan pada para sahabat, khususnya pada Nabi.
Dari kisah tersebut, ada beberapa pelajaran yang bisa umat muslim ambil. Rasulullah dan sebagian besar sahabat mencoba untuk memaklumi sifat Nuaiman. Nuaiman memang memiliki tingkah jenaka serta sangat jahil.
Sehingga bisa memakluminya asal tidak melanggar ajaran agama Islam. Untuk prakteknya dalam kehidupan saat ini, sikap tersebut juga sangat baik untuk Anda terapkan.
Mencoba menghormati dan memaklumi begitu banyak orang dengan masing-masing karakternya. Hal tersebut yang akan membuat kehidupan semakin harmonis.
Baca Juga: Kisah Nusaibah Binti Ka’ab, Perisai Rasulullah di Setiap Peperangan
Kisah Nuaiman sahabat Nabi tersebut juga bisa memberi pelajaran lain. Sesungguhnya manusia benar-benar tidak bisa mengetahui akan isi hati manusia lainnya. Oleh karena itu, akan lebih baik tidak menghakimi seseorang akibat perbuatan kasat mata yang tampak tidak baik.
Rasulullah juga tidak marah dan menanyakan alasan dari tingkah Nuaiman tersebut dengan sabar. Lantas, saat memahami bahwa hal tersebut bagian dari kejenakaan dan kejahilan Nuaiman.
Rasulullah menyelesaikan masalah yang ada secara bijak. Jika Rasul dan Abu Bakar tidak bisa memahami sifat Nuaiman bahkan tidak bijak, justru masalah akan menjadi tidak karuan.
Demikian kisah Nuaiman menjual sahabat yang memang terkenal jahil dan jenaka. Adanya kisah Nuaiman sahabat nabi ternyata terdapat nilai yang bisa umat muslim ambil. (R10/HR-Online)
